Arcade Station Episode 5 (Indonesian Version)
Episode 05: Who is Your Waifu? -She is My Wife-
“Apa
aku bermimpi atau semacamnya?” Toshi bertanya pada Aishiro setelah menyaksikan
Sung Mi bermain Pump It Up Prime 2.
“Apa dia … gadis yang kutemui di kompetisi dance
sebelumnya?”
“Sial!
Jangan bilang begitu!” Aishiro menepuk lengan kiri Toshi.”
“Aku
tidak tahu apa yang harus kukatakan.” Toshi benar-benar panik. “Dia bilang
kalau dia ingin bertemu lagi denganku. Kenapa? Aku tidak tahu! Benar-benar
tidak tahu!”
Aishiro
menampar pundak Toshi. “Toshi, tenanglah. Jadilah dirimu dan berbicaralah pada
gadis yang kamu suka itu, iya, yang itu.”
“Aku
tidak bisa!”
“Kamu
bisa!”
“Serius!
Aku tidak bisa!”
“Aku
Toshi, kamu bukan seorang pengecut, kamu seorang pejuang! Kamu juga seorang gamer!”
“Sialan,
Aishiro, mudah bagimu untuk berkata. Aku ini seorang gamer, tapi bukan berarti aku hebat dalam bersosialisasi.”
“Hai,”
Sung Mi menyapa setelah menyelesaikan game
itu. “Kalian berdua …, kurasa aku pernah melihat kalian di kompetisi dance, apa aku benar?”
“Uh
… ya, benar,” balas Toshi.
“Ayolah,
dude! Kamu lebih baik daripada
begini!” bisik Aishiro.
“Uh
…, aku tahu ini semacam … canggung. Uh …, kamu mau ke sini lagi besok?”
“Tentu
saja, sedang spring break sekarang.
Tentu saja aku akan kembali ke sini,” jawab Sung Mi.
Toshi
akhirnya menanyakan pertanyaan pamungkasnya, “Uh … apa kamu … mau pergi …
bersamaku besok? Setelah … kita sampai sini?” Pertanyaan pamungkasnya membuat
Aishiro menepuk kepalanya.
“Tentu,”
jawab Sung Mi singkat. “Tentu saja akum au.”
“Oke,
sampai jumpa besok,” kata Toshi secara canggung setelah menyaksikan Sung Mi
meninggalkan Arcade Station.
“Ya
…,” Aishiro membalas.
Toshi
benar-benar panik lagi. “Aishiro!!! Aku benar-benar mengajaknya kencan! Aku
tidak tahu apa yang harus kulakukan!! Terlalu cepat bagiku!”
“Tenang,
Toshi. Tenanglah. Kamu suka dia, kan?”
“Benar,
tapi … aku tidak tahu apa yang harus kulakukan besok bersamanya!”
“Toshi,
tenanglah. Aku akan membantumu. Besok, kamu harus datang lebih awal karena ini spring break. Aku akan melakukan semacam
riset bagaimana caranya membuat kencan pertamamu sukses.”
Toshi
menepuk pundak Aishiro yang kini berdiri di hadapannya. “Aishiro, tolonglah,
lakukanlah dengan benar, atau tidak, aku bisa mengacaukan kencan pertamaku. Aku
belum pernah melakukan ini sebelumnya, jadi … aku benar-benar ketakutan.”
***
Hari
itu adalah hari pertama Spring Break di
kota itu, kebanyakan anak muda mulai menghabiskan masa liburan di tempat-tempat
favorit masing-masing, bahkan termasuk mall hanya untuk sekadar berbelanja dan hang out. Bagi Ward, sebagai seorang
mahasiswa, dia bisa menyegarkan pikiran setelah mendapat banyak materi kuliah
yang telah dia dapatkan selama setengah semester.
Dia
benar-benar tahu kemana tempat spring
break-nya, tentu saja Arcade Station! Misi pertamanya selama spring break di Arcade Station adalah …
mengembangkan skill-nya dalam bermain
Pump It Up!
Dia
bermain stage pertama pada Pump It Up Prime 2, memilih lagu SHK – Death Moon dengan tingkat kesulitan D17
(Double 17), yang berarti dia harus menggunakan dua dance pad sekaligus selama stage
berlangsung. Dia menginjak tombol panah yang terpampang pada layar di
depannya, setidaknya dia berhasil mendapat rank
A pada akhir stage tersebut.
NEXT STAGE!
Saat
dia sedang memilih lagu untuk stage kedua,
tamu yang tidak terduga muncul. Ward berfokus menatap layar saat tamu yang
tidak terduga secara gembira menyambutnya.
“Sudah
kuduga kamu di sini selama Spring Break!
Aku menemukanmu, Ward!” Ternyata itu Gavin.
Ward
berbalik untuk membalas, “Halo, Gavin.”
“Whoa,
kamu main Pump juga?” tanya Gavin.
“Ya.
Setelah DDR sudah tidak ada di sini,
aku juga sering main Pump. Lagipula,
aku bermain rhythm games juga.”
“Cukup
adil. Aku ingin melawanmu.”
Gavin
berjalan mendekati mesin itu dan menggesek kartu saldo untuk memasukkan kredit.
Sebuah notifikasi “HERE COMES A NEW PLAYER” muncul pada layar. Ward dan Gavin
menginjak tombol kuning di tengah dance
pad masing-masing.
“Aku
akan memilih lagu untuk stage keduamu.
Aku akan mengalahkanmu di level yang
sama,” kata Gavin.
“Kamu
juga main Pump? Kamu juga bisa main level yang tinggi?”
“Tentu
saja! Aku sering main Pump dari SMA.
Oke, aku pilihkan ya.”
Gavin
memilih ATAS (NaSch) – Asterios (Reentry)
dengan tingkat kesulitan S16, Ward juga memilih tingkat kesulitan yang
sama. Ketika mereka sudah siap untuk memainkan stage kedua, Gavin menginjak tombol kuning pada dance pad.
“Ini
dia!” Gavin benar-benar antusias sebelum lagu itu dimulai.
Saat
lagu itu mulai dimainkan, mereka dengan cepat menginjak setiap tombol dance pad sesuai dengan anak panah yang
terlihat pada layar dan juga iramanya. Gavin melihat Ward dengan cepat
menginjak tombol sesuai pada iramanya, kebanyakan mendapat PERFECT.
“Whoa,
kamu jago juga? Pengalaman dari DDR?”
tanya Gavin.
“Yup.
Berkat DDR, aku bisa bermain tingkat
kesulitan tinggi di Pump,” balas
Ward.
***
“Kamu
sering pakai profile picture Marisa
Kirisame,” Aishiro menatap layar ponselnya saat berbicara pada Ian. “Kamu
sering memotret figurine Marisa di
Instagram. Whoa. Marisa itu waifu-mu?”
“Tentu
saja! Marisa itu karakter Touhou favoritku!
Bukan cuma itu, Tohru dari Miss
Kobayashi’s Dragon Maid juga waifu
favoritku,” balas Ian.
“Sialan!
Kenapa tidak ada chapter baru Himouto! Umaru-chan?! Aku sudah menunggu
tiga bulan sejak chapter terakhirnya
rilis!” kata Dave sambil melihat layar ponselnya.
“Ada
kabar tentang Touken Ranbu Hanamaru oleh
Ufotable?” tanya Xephyr yang duduk menghadap mesin Maimai.
“Anime
magical girl dengan cerita yang dark benar-benar epic! Aku sudah nonton
ulang Magical Girl Raising Project dua
kali! Lalu aku juga menonton Yuki Yuna!”
Don dengan bangga menjelaskan.
“Jadi,
Yuki Yuna dan Hardgore Alice itu waifu-mu,
Don?” tanya Hans. “Omong-omong, season 2
Yuki Yuna sudah diumumkan baru-baru
ini.”
Aishiro
bertanya, “Kamu juga menonton anime, Don?”
“Aku
tidak terlalu mengikuti anime, tapi aku juga menonton anime yang menurutku
menarik. Sound Euphonium juga keren,”
balas Don.
“Omong-omong,
untuk Fuuka tidak mati di animenya,”
tambah Dave. “Serius, aku butuh Umaru-chan
season 2! Aku tahu akan ada adaptasi dari China-nya, tapi it’s not worth it.”
Xephyr
menatap layar ponselnya. “Whoa, kalian memasang gambar waifu kalian sebagai profile
picture. Ian, seperti biasa, Marisa Kirisame. Davve, Umaru-chan. Don,
Tohru. Lalu … Norcross, Rise-chan dari Persona
4.”
“Hai,
semua,” sapa Norcross, seorang lelaki rambut pendek yang juga memakai kacamata.
“Hei,
kami baru saja membicarakan tentangmu,” sapa Don.
“Ada
yang main Maimai sekarang?” tanya
Norcross.
“Belum,”
tanya Xephyr.
“Oke,
aku main.” Norcross menggesek kartu saldonya untuk memasukkan kredit pada mesin Maimai.
“Mau
main bareng?” tanya Ian.
“Tentu.”
“Umaru!
Umaru! Umaru!” ucap Dave. “Tolong cepat rilis chapter terbarunya!”
Norcross
juga bilang, “Omong-omong, Dave, Umaru-chan
juga akan ada season 2-nya, aku
sudah share beritanya di grup.”
“APA?!
Serius, Norcross!! YEAAAAH!!” Dave menjerit gembira.
“Toshi!
Kamu datang juga! Siap untuk kencan pertamamu!” Aishiro menyapa Toshi yang baru
saja tiba.
Xephyr
tercengang. “Whoa! Kamu akan kencan?”
“Sialan,
Toshi! Kamu mengajak seorang gadis kencan?!” sahut Don.
“Ya,
tapi aku benar-benar panik, dude! Aku
tidak tahu apa yang harus lakukan,” ucap Toshi.
“Tenang,
Dave dan aku baru saja membuat daftar apa yang harus kamu lakukan selama kencan
pertamamu. Kami tidak akan memberitahunya, tapi kamu yang akan memberitahunya,”
kata Aishiro.
“Aku?”
“Yeah,
kamu,” balas Dave yang menatap kembali pada layar ponselnya. “Pertama, kamu
makan siang berdua. Lalu, kamu juga ajak dia shopping, dan kita juga … akan melakukan flashmob.”
“Flashmob?!” sahut Ian, Don, Xephyr, Hans,
dan Norcross serentak.
“Sepertinya
keren, tapi mau pakai lagu apa?” tanya Hans.
Dave
mengusulkan, “Karena akhir-akhir ini kita sering berbicara tentang waifu di LINE, kita akan menggunakan
lagu She is My Wife. Koreografinya simple saja, dari Dance Evolution.”
“Hi,
semua,” Amy melambaikan tangan saat menemui mereka. “Oh, jadi kalian akan flashmob? Keren sekali! Inilah kenapa spring break ini akan menjadi istimewa.”
“Oh!
Itu dia! Di depan Aikatsu!! Cepat,
kalian harus makan siang dulu!” Aishiro mendorong Toshi.
“Hey!
Stop! Stop!” sahut Toshi. “Aku bisa berjalan sendiri!”
Amy
mengajukan diri, “Aku tunjukkan koreografinya, jadi kalian bisa latihan dari
sekarang.”
“Oke!”
ucap Don. “Kita juga senang melihat Toshi!”
“Tidak
apa-apa menggunakan lagu anti-mainstream,
tapi She is My Wife benar-benar
brilian!” Hans mulai bersemangat.
“Ada
yang akan datang ke sini lagi? Ajak ikutan flashmob
juga!” ucap Aishiro. “Dave, kita spy Toshi
dan kencannya.”
“Baik!”
Dave akhirnya berjalan mengikuti Aishiro meninggalkan pusat Arcade Station.
“YEAAAAH!!” sahut Ian setelah menatap tulisan
FULL COMBO pada layar mesin Maimai.
“Full combo?!” teriak Don.
***
“Sung
Mi!” Toshi menyambut sang gadis yang berdiri tepat di depan pintu masuk Arcade
Station.
“Hai
…, Toshi. Jadi,”
Dia
dengan cepat bertanya, “Mau tidak makan siang bersamaku? Di food court?” Toshi memukul pahanya
sendiri saat dia terlalu tegang untuk bertanya. Dia merasa begitu bodoh dan
ceroboh menanyakan pertanyaan yang sangat canggung.
“Tentu.
Saatnya makan siang, bukan?” Sung Mi tersenyum.
“Ya!”
Toshi dengan canggung menyahut. “Maksudku … hebat. Kamu mau makan apa di food court?”
“Kita
lihat saja dulu.”
***
“Sialan!
Kamu dapat S di stage terakhir!”
Gavin hampir menyelesaikan stage terakhirnya
dengan lagu TatshMusicCircle – Sora no
Shirabe dengan tingkat kesulitan S15. “Aku dapat garam, hanya satu miss di Boombayah.”
“Omong-omong,
kamu juga bisa main Groove Coaster,
kan?” tanya Ward.
“Ya,
tapi bukan Maimai. Aku tidak bisa
main Maimai, terlalu membingungkan.”
Gavin menatap hasil stage terakhir
pada layar bahwa dia mendapat rank A.
“Aku ingin mencoba lagu level 10 di Groove Coaster, dan kamu juga harus
mencobanya.”
“Tunggu,
aku belum pernah main lagu level 10
di Groove Coaster. Boleh aku
menggunakan SAFE?”
“Jangan
pakai item SAFE atau apapun!” sahut
Gavin. “Kita akan bermain lagu level 10
di tiga stage sekaligus!”
“Eh?”
Ward melangkah mengikuti Gavin mendekati mesin Groove Coaster.
Gavin
menggesekkan kartu saldonya sebelum mendekatkan NESICA ID card pada card reader.
Ward juga melakukan hal yang sama. Setelah itu, mereka memilih mode
“Multiplayer”.
“Oke,
yang mengumpulkan bintang terbanyak, menang. Kamu siap?”
“Oke!”
ucap Ward. “Aku pilih lagu favoritku untuk stage
pertama.” Ward memilih Cosio – Black
Mind untuk stage pertama.
“HARD
level 10.” Gavin memilih level-nya.
“Jangan
ada item!” Ward juga memilih level yang sama.
Saat
lagunya dimulai, keduanya menekan tombol mengikuti irama tanpa mendapat MISS.
Saat lagu itu mulai menunjukkan lebih banyak irama, keduanya mulai menekan
tombol dengan panik, kesulitan untuk mengikuti chart lagu itu, terutama di bagian tengah.
“Sial!!”
teriak Ward. “Aku dapat MISS-nya banyak!!”
“Sama!!”
balas Gavin.
Menjelang
akhir lagu, chart-nya begitu
membingungkan, mereka akhirnya menekan tombol dengan keras lagi, menyebabkan
banyaknya MISS. Pada akhirnya mereka berdua gagal menyelesaikan stage itu ketika Groove Gauge-nya tidak mencukupi untuk berubah menjadi emas.
“Oh
sial, kamu dapat skor lebih tinggi,” kata Gavin. “Aku pilih lagunya.” Dia
memilih Tiny Tales Continue untuk stage kedua.
“Sial!
Aku benci lagu ini!” ucap Ward. “Serius. Aku benar-benar benci chart NORMAL level 6, sekarang chart HARD
level 10 juga membingungkan.” Dia
memilih tingkat kesulitan HARD level 10.
“Sudah
kubilang, menjadi masokis itu ide yang bagus,” ucap Gavin ketika lagunya telah
dimulai.
“AAARRRGH!
Inia pa-apaan?!” jerit Ward mulai menekan tombol dengan keras.
***
“Um
… aku serius, aku suka mencelupkan kentang goreng ke milkshake cokelatku,” ucap Toshi yang duduk di hadapan Sung Mi pada
satu meja. Dia menyantap kentang goreng yang sudah dia celupkan ke dalam milkshake
cokelat. “Benar-benar sedap.”
Sung
Mi tertawa saat dia menatap sekitar food
court. “Cukup ramai di sini, mungkin sedang Spring Break.”
“Ya
… uh …, kamu benar. Sekarang lagi Spring
Break. Sekarang kamu coba.” Toshi menyerahkan satu kentang goreng yang
sudah dia celupkan ke dalam milkshake cokelat.
Sung
Mi menyantap kentang goreng itu. “Whoa, keren sekali. Aku suka orang yang
mengombinasikan kejutan pada makanan seperti kamu.”
“Kamu
mau shopping setelah makan siang?
Kudengar department store di bawah
sedang lagi ada diskon, diskon besar!”
“Taku
tahu, tapi aku lihat-lihat dulu,” balas Sung Mi.
“Ya!
Maksudku, ya, kurasa aku juga akan melihat-lihat dulu,” balas Toshi.
Aishiro
yang duduk bersama Dave tepat di depan meja Toshi mulai berbicara, “Sejauh ini
berhasil. Makan siang bersama berhasil. Sekarang apa selanjutnya?”
“Seperti
yang Toshi bilang, shopping.” Dave
juga menyantap kentang goreng yang sudah dia celupkan ke dalam milkshake cokelat.
“Uh,
apa kamu pikir itu … enak?”
***
“Mereka
baru-baru ini berbicara tentang waifu,
maksudku karakter wanita favorit di anime, atau semacam game Jepang,” kata Ward sambil bermain Maximum Tune 5DX seakan-akan sedang mengendarai mobil sungguhan.
“Whoa,
jadi temanmu itu di semacam komunitas game
arcade, kan?” Gavin juga bermain game
itu dalam mode multiplayer.
“Betul.”
“Kamu
bersenang-senang di sana? Nama komunitasnya apa?”
“Aku
sudah bersenang-senang di sana. Kalau kamu gabung grup LINE-nya, jangan kaget,
banyak hal random yang dibicarakan di
sana. Oh ya, nama komunitasnya Movement Rhythm Community, kebanyakan member-nya itu penggemar rhythm games, tapi mereka juga bermain game lainnya seperti MT5 (Maximum
Tune 5).”
“Hampir
sampai!” sahut Gavin menatap mobilnya hampir melewati garis finish. “WOOO!!”
“Sial!
Aku kalah!” teriak Ward.
“WOOO!!”
sahut Gavin lagi.
“Kamu
tahu caranya bersenang-senang dengan game,”
Ward memuji Gavin. “Aku yakin kamu itu gamer
sejati. Pagi tadi, aku lihat Instagram Story-mu, kamu menunjukkan
PlayStation 4-mu. Kamu juga menikmati setiap game di Arcade Station.”
“Benar!
Baru-baru ini aku baru saja menamatkan Uncharted
3 dan Persona 5. Kamu juga punya game console?”
“Tidak,”
jawab Ward. “Mau makan siang di food
court?”
“Sudah
waktunya makan siang, ya? Tak kusangka aku sudah lapar saat main game ini.” Gavin melihat tulisan GAME
OVER pada layar. “Mau beli sandwich?”
“Tentu.
Aku belum pernah beli sandwich dari food
court sebelumnya.”
***
“Menyenangkan,
ya?” kata Sung Mi pada Toshi ketika mereka berdua berjalan keluar dari department store tersebut.
“Whoa,
kamu tidak beli apapun?” tanya Toshi canggung.
“Tidak.
Aku memang suka sama baju-baju tadi, tapi aku sebaiknya hemat dulu untuk
berjaga-jaga kalau ada baju yang lebih baik. Mau kembali ke Arcade Station?”
“Tentu.”
Toshi berjalan mengikuti Sung Mi melewati escalator di depan department store tersebut.
“Terlalu
awal!” seru Aishiro yang berdiri di depan fitting
room dekat pintu keluar department
store.
“Aku
akan beli baju ini!” Dave berjalan keluar dari fitting room memegang kaos oblong biru Reebok.
“Cepat!
Masih terlalu awal untuk kembali ke Arcade Station!!” Aishiro menarik tangan
kanan Dave keluar dari department store tersebut.
Dave
masih memegang kaos oblong yang belum sempat dia bayar, hingga menyalakan alarm
anti-pencuri. “Aishiro!! Tunggu!! Aku belum bayar!!”
***
“Sandwich
ini, sandwich BMT, adalah yang terlaris dari restoran sandwich ini di seluruh
negeri. Aku tidak menyangka kamu belum mencobanya.” Gavin memotret sandwich tersebut yang berdiri di meja
hadapannya.
“Aku
jarang makan di sini, di food court dekat
Arcade Station. Baru-baru ini, aku makan sushi di lantai bawah, ya, tepat
setelah gathering.” Ward juga melihat
sandwich yang sama persis di meja.
“Kelihatan enak sekali, aku ingin mencobanya.” Dia menggenggam sandwich itu
sebelum menggigitnya. “Hmmm … segar dan penuh daging, lebih banyak daging
daripada sandwich biasa.”
Gavin
juga mengambil sandwichnya sebelum mulai makan. “Benar, sandwich ini isinya
salami iris, pepperoni, dan ayam cincang.”
“Ward!”
panggil Aishiro yang baru saja tiba bersama Dave. “Lihat Toshi?”
“Tidak,”
jawab Ward.
“Hei,
Nak, kamu harus membayar untuk itu,” seorang satpam segera tiba dan menyapa
Dave.
“Ya,
Pak, aku jelas-jelas lupa membayar kaos ini.” Dave berjalan mengikuti satpam
itu menuruni eskalator.
“Hei,
kamu jadi mak comblang?” tanya satpam itu.
“Whoa!
Anda tahu diriku? Ya, aku memasangkan temanku dengan seorang gadis. Sayang
sekali dia terlalu malu untuk mengungkapkannya.”
“Semoga
saja dia berhasil. Dan kamu harus bayar kaos itu.”
“Aku
tahu.”
***
“Toshi
sudah kembali!” Amy memandang Toshi dan Sung Mi kembali memasuki Arcade
Station.
“Sial!
Semuanya!” Ian memperingatkan semua anggota Movement Rhythm Community yang
telah berkumpul di depan mesin Dance
Evolution Arcade.
“Sudah
lagi? Ini terlalu awal!” sahut Don.
Hei,
kelihatannya mereka akan main Time Crisis
5.” Hans memperhatikan Toshi dan Sung Mi mendatangi mesin Time Crisis 5.
“Stop!
Stop! Stop! Kita sudah selesai meski satu jam saja!” sahut Amy. “Semuanya di
posisi masing-masing! Bersiaplah! Ian, jangan lupa musiknya dari Dance Evolution!”
“Siap!”
Ian menggesekkan kartu saldo pada mesin Dance
Evolution Arcade.
“Ada
apa ini?” tanya Ward yang kembali memasuki Arcade Station bersama Gavin sambil
menggenggam sandwichnya.
“Itu
komunitas yang kamu sebut tadi?” Gavin menunjuk semua orang yang berdiri di
depan mesin Dance Evolution Arcade.
“Whoa, jadi ramai.”
“Apa
yang sedang mereka semua lakukan di depan Dance
Evolution?” Ward akhirnya memperhatikan Aishiro yang baru saja kembali
masuk tersenyum menatap mesin Dance
Evolution Arcade. “Aishiro, apa kamu tahu mereka sedang apa?”
“Toshi!
Mereka datang!” seru Amy.
“Cepat!”
seru Hans.
“Oke!”
Ian memilih lagu She is My Wife pada stage pertama Dance Evolution Arcade.
“Whoa!”
seru Sung Mi tiba dengan Toshi.
“Kalian
mau apa?” tanya Toshi yang seakan-akan tidak tahu apa-apa.
“Kami
akan melakukan flashmob khusus untuk
kalian berdua!” seru Ian yang memilih tingkat kesulitan MASTER pada lagu itu.
Semua
yang telah berkumpul di hadapan mesin Dance
Evolution Arcade berbalik menatap Toshi dan Sung Mi. Semua pengunjung yang
sedang mengantre untuk bermain game favorit
mereka teralihkan dan mulai memperhatikan flashmob
tersebut, begitu juga dengan Ward dan Gavin.
Lagu
itu akhirnya dimulai dengan tempo lambat, semuanya yang ikut flashmob memulai tarian mereka. Lalu,
saat suara piano dengan tempo lambat terdengar, Ian langsung mengucapkan bait
pertama seakan-akan sedang membacakan puisi.
ai——
sore wa, toki ni utsukushi, toki ni hito wo
kuruwaseru.
kimi to sugoshita, ikutsumono yoru.
mabuta wo tojireba, iroasenai omoide ga, ima
mo senmei ni yomigaeru.
shikashi, ano koro no kimi wa, mou koko ni
wa inai.
aru no wa, kimi ga nokoshite kureta,
nukumori to, kaori dake da.
She Is My Wife!
Lagu
itu dengan cepat berubah dari alunan piano yang lambat menjadi lagu dance Eurobeat dengan tempo cepat, saat
semuanya yang menjadi bagian dari flashmob
mulai menari dengan serius tepat di depan penonton, terutama Toshi dan Sung
Mi.
Semuanya
menyahut, “SUPERSTAR!”
Ian
dan Amy memimpin dance itu dengan
memamerkan kekuatan lebih banyak mengikuti koreografi yang terpampang pada
layar mesin Dance Evolution Arcade.
Yang lainnya juga membuat beberapa kesalahan, tetapi setidaknya mereka
mengikuti irama dan gerakan Ian dan Amy.
Gavin
berkomentar, “Aku tidak tahu kalau game ini
bisa digunakan untuk flashmob.”
“Dulu
aku sering main lagu ini di DDR. Aku
senang mereka bisa menunjukkan koreografi nyatanya,” kata Ward.
Saat
lagu itu mencapai klimaksnya, Ian akhirnya membacakan lirik itu lagi.
ai, yume, kibou——
kimi to sugoshita hibi wo, are wa, kesshite
wasure wa shinai.
Diikuti
dengan semuanya menyanyikan bait terakhir dari lagu itu dengan lebih banyak
tenaga.
Ahh Ahh Ahh...
She Is My Wife…
Ahh...
Lagu
itu berakhir dengan semuanya menunjukkan telunjuk mereka. Semuanya yang
menyaksikan tarian flashmob itu mulai
bertepuk tangan, termasuk Ward dan Gavin, yang juga kagum dengan tarian mereka.
Toshi
akhirnya berbicara pada Sung Mi, “Bagaimana menurutmu?”
“Serius?
Tadi itu brilian!” kata Sung Mi.
“Whoa!
Aku senang kamu suka!” Toshi menyentuh tangan kanan Sung Mi.
“Toshi,
sejujurnya, aku benar-benar tidak menyangka sama sekali, semua yang telah kamu
lakukan benar-benar hebat. Tapi, kupikir kamu terlalu serius selama ini. Kamu …
seakan-akan sedang memikirkan kencan pertama terbaik. Hal yang kuinginkan tadi
sebenarnya hanya untuk hang out bersamamu,”
Sung Mi mengungkapkan.
“Eh?”
Toshi tidak bisa berkata-kata.
“EEEEEEH!!!!” semuanya yang berdiri di depan mesin
Dance Evolution Arcade juga
tercengang menunjukkan shock.
“APA?!”
teriak Aishiro.
“Ya,
tadi itu hang out yang benar-benar epik.”
Sung Mi tersenyum.
“Mungkin,
aku seharusnya tidak terlalu panik,” balas Toshi.
Gavin
akhirnya berbicara pada Ward, “Komunitasmu epik sekali!!”
Gavin
finally talked to Ward, “Your community is totally epic!!”
“Gavin?”
“Ward,
aku ingin bergabung dengan komunitas ini!”
“Eh?”
Gavin
dengan gembira bertanya, “Ward, bolehkah aku bergabung dengan komunitas game arcade-mu? Jadi kita bisa bermain game arcade bersama di sini!”
“Tunggu,
aku akan bicara pada Ian nanti.”
***
MOVEMENT RHYTHM COMMUNITY (99)
4:31
PM
Ward
Davenport invited Gavin Booth to the group.
4:32
PM
Gavin
Booth joined the group.
Hans Taggart
Semuanya! (4:32 PM)
Ada kabar besar!! (4:33 PM)
Btw, welcome new member (4:33 PM)
SDVX dan Museca akan hadir di
kota sebelah! (4:34 PM)
Comments
Post a Comment