A Story that Retells About Rhythm Game Tournament
Akhirnya, momen
yang ditunggu-tunggu! Setelah tertunda selama tiga bulan dari perencanaan,
hanya karena menunggu momen yang tepat, akhirnya rencana untuk mengadakan
turnamen a la Tenkaichi Otogesai
dimulai juga! Hampir seluruh anggota komunitas datang ke turnamen ini untuk
melihat sejarah dalam dunia rhythm game di
arcade di negeri ini.
Dari awal acara,
seluruh peserta dari komunitas rhythm
game di kota ini benar-benar antusias mengikuti turnamen ini dari awal,
karena bukan hanya satu rhythm game,
tetapi empat rhythm game yang
dilombakan di turnamen kali ini! Mungkin turnamen seperti ini pertama kalinya
diadakan di negeri ini! Mungkin!
Turnamen a la Tenkaichi Otogesai kali ini melibatkan
empat rhythm game yang tersedia di arcade di negeri ini, yaitu Maimai, Taiko no Tatsujin, RhythmVaders
(Groove Coaster), dan Sound Voltex! Sayang sekali, seharusnya Chunithm yang menjadi pengganti Maimai, tapi ternyata game itu terkena masalah no export for you, sama sekali hanya ada
di Jepang, sayang sekali.
Sistem
turnamennya mungkin berbeda daripada Tenkaichi
Otogesai sungguhan di Jepang. Demi menghemat waktu dalam turnamen, seluruh
calon peserta diwajibkan untuk memainkan beberapa lagu tertentu pada
masing-masing rhythm game, 16 calon
peserta dengan overall performance terbaik tentu akan bersaing
di turnamen.
Masing-masing rhythm game yang tersedia hanya bisa 2
player, alih-alih beberapa player sekaligus
dalam multiplayer demi menghemat
waktu. Dalam babak ini, telah dipilih empat player
dengan overall performance terbaik
untuk melaju ke babak final. Mereka bisa dibilang merupakan salah satu dari
pemain rhythm game terbaik di
komunitas.
Keempat finalis
itu adalah … Reza, penggemar musik rhythm
game yang jago main drum,
termasuk menabuh drum di Taiko no Tatsujin; Kemal, anak SD yang surprisingly jago main rhythm game, apalagi Maimai; Veronika, satu-satunya wanita
yang menjadi finalis, dia begitu jago main Maimai
dan RhythmVaders hingga mendapat
skor tinggi; dan Zach, seorang mahasiswa berwajah oriental dan berkacamata yang
menjadi anggota komunitas pertama untuk menyelesaikan course INF dan di Sound
Voltex, tak heran dia begitu jago bermain Sound Voltex.
“Nah! Sekarang
kita sudah sampai di babak final!” seru sang pembawa acara bertopi. “Siapakah
yang akan menjadi pemain rhythm game paling
jago? Ini dia, empat finalis kita yang akan bermain kembali demi memperebutkan
gelar juara!”
“WOOOO!!!” jerit
kebanyakan dari anggota komunitas bersorak.
Keempat mesin rhythm game memang sengaja diletakkan di
bagian depan game center di sebuah
mall, hal ini demi menarik perhatian pengunjung yang mungkin saja berminat
untuk menyaksikan turnamen ini sampai habis. Seluruh anggota komunitas hanya
duduk sambil bersorak di karpet yang telah digelar di depan setiap mesin rhythm game.
Beberapa
pengunjung yang hanya sekadar menumpang lewat game center itu satu per satu menghentikan langkah sejenak hanya
untuk melihat ada apa gerangan begitu ramai di sana, terutama di halaman depan game center. Pada akhirnya, karena
kurangnya pemahaman tentang arcade game atau
game center yang diasosiasikan
sebagai tempat main anak kecil, beberapa pengunjung pergi setelah melihat
sejenak keramaian itu.
Pada awalnya, 16
besar dalam babak penyisihan secara berganti-gantian bermain lagu-lagu babak qualifying round dari Tenkaichi Otogesai pada keempat game yang dimainkan dalam turnamen
tersebut, masing-masing game hanya
tersedia maksimal untuk dua player. Reza,
Kemal, Veronika, dan Zach menjadi empat player
dengan overall performance terbaik
selama babak penyisihan, alhasil mereka masuk ke babak final.
Pertama, mereka
akan bermain Maimai sebagai pembuka
dalam babak final turnamen itu. Reza dan Kemal menjadi dua peserta yang akan
bersaing duluan dalam bermain Maimai demi
mendapat overall performance terbaik
dan juga gelar juara. Kemal tentu saja harus dibantu oleh tumpuan tangga kecil
untuk anak seusianya demi mencapai seluruh tombol mesin game menyerupai mesin cuci itu.
Lagu yang akan
dimainkan di Maimai adalah lagu final
block tournament pada tahun
sebelumnya, yaitu 夜明けまであと3秒 karya Taku Inoue. Lagu itu
merupakan crossover dari Taiko no Tatsujin. Tingkat kesulitan
yang dipilih adalah MASTER level 12+.
Lagu dengan difficulty seperti itu membutuhkan skill, teknik, dan stamina prima bahkan
untuk mencapai achievement 97%,
minimal untuk mendapat S. Tak heran, Reza dan Kemal begitu cepat merespon note yang muncul selama gameplay. Note berbentuk lingkaran terus menerus berdatangan menunggu reaksi
dari player, note bintang juga harus mereka tap
dan slide secepat mungkin pada
layar sentuh.
Hal yang sama
juga terlihat pada Veronica dan Zach, mereka mengerahkan seluruh stamina demi
menekan setiap tombol sesuai dengan kedatangan note. Tak heran, mereka juga sama sekali tidak terlihat panik
ketika bereaksi terhadap kedatangan beberapa note yang begitu cepat.
Setelah kedua
pertandingan face to face babak Maimai selesai, seluruh anggota
komunitas bersorak-sorai dan berdecak kagum, beberapa dari mereka tidak
menyangka mereka berempat mampu menyelesaikan lagu tingkat sulit itu.
Veronika
memimpin dengan rank SS, sementara
sisanya hanya mencapai S, dengan Zach dan Reza mendapat achievement sekitar 98%. Pertandingan yang benar-benar sengit.
Selanjutnya
adalah RhythmVaders. Lagu yang
dimainkan adalah ouroboros -twin stroke
of the end- karya Cranky vs Masaki, tingkat kesulitannya HARD level 10.
Uniknya, lagu tersebut dilabeli tanda tengkorak, yang berarti lagu itu sangat
sulit.
Demi memastikan
keadilan dalam berkompetisi, penggunakan item
seperti SAFE dan SUPER SAFE sama sekali tidak diperbolehkan, berarti mereka
harus rela membiarkan combo pecah
ketika mengalami MISS.
Reza dan
Veronika menjadi kedua player pertama
yang memainkan lagu itu, disusul oleh Kemal dan Zach. Ketika memainkan lagu
itu, banyak sekali note tap yang
saling berdekatan, apalagi BPM lagu tersebut relatif sangat cepat, membutuhkan
stamina dan teknik lebih dalam menekan tombol booster dan menggoyangkannya sesuai perintah setiap note yang bermunculan.
Meski tidak ada
yang mampu menghindari MISS, keempat finalis berhasil menyelesaikan lagu itu,
meski stamina mereka terkuras akibat menekan tombol booster karena menghadapi note-note
tricky pada layar.
Reza akhirnya
mencapai posisi pertama dalam pertandingan babak RhythmVaders dengan total score
910 ribu, Zach menyusul dengan total score
903 ribu, Veronika dengan 897 ribu, dan Kemal berada di posisi terakhir
dengan 895 ribu.
Sound Voltex menjadi game selanjutnya. Lagu yang akan
dimainkan adalah GERBERA-for Finalists- karya
TAG dan di-remix oleh cosmo@BusouP. Difficulty-nya MAXIMUM level 19.
Reza dan Zach
menjadi dua finalis pertama yang bermain duluan, yang kedua adalah Veronika dan
Kemal. Begitu mereka mulai bermain, mereka mengerahkan seluruh kemampuan dalam
membaca note dalam chart lagu tersebut dan meresponnya
dengan menekan tombol dan memutar knob.
Saking sulitnya, mereka bahkan harus menekan tombol sekaligus memutar knob saat note-note dalam chart lagu itu berjatuhan menuju judgement line. Teknik dalam bermain Sound Voltex menjadi hal penting dalam
memainkan lagu tersebut sesuai dengan iramanya.
Tanpa perlu
terkejut, Zach benar-benar jago dalam bermain Sound Voltex, total score-nya
mencapai kurang lebih 9.890.000, membuatnya dia berada di posisi pertama dalam
babak tersebut. Reza menyusul dengan score
kurang lebih 9.730.000, Kemal berada di posisi ketika dengan 9.670.000.
Veronika begitu kesulitan dalam menekan tombol dan memutar knob, mengandalkan skill bermain
seadanya, membuat dirinya berada di posisi terakhir dengan score 9.320.000, effective
rate-nya juga tidak mencapai 70%, batas minimal untuk clear stage.
Panitia
memutuskan untuk mengambil dua finalis dengan overall performance tertinggi dalam ketiga game sebelumnya sebelum grand
finale bermain Taiko no Tatsujin.
Reza dan Zach menjadi dua finalis yang akan bertanding kembali berdasarkan
tingginya overall performance mereka.
“Nah! Kita sudah
sampai di babak final, benar-benar final! Untuk memperebutkan gelar rhythm gamer terbaik, mereka akan
bermain Taiko no Tatsujin, salah satu
rhythm game yang tersulit dan
membutuhkan stamina besar bagi player!
Yang terbaik dari yang terbaik, Reza melewan Zach!” seru sang pembawa acara.
“Ayo! Semangat!”
seru penonton.
Reza dan Zach
pun akhirnya menghadapi masing-masing drum
tabuh controller Taiko no Tatsujin di
hadapan mereka. Mereka mendekatkan Banapass (ID Card untuk game Bandai
Namco) menuju card reader masing-masing
player untuk login.
Selesai login, pihak panitia mengambil alih
untuk memilihkan lagu yang akan dimainkan, yaitu Taiko Drum Monster karya dengan
tingkat kesulitan Oni level 10, level tertinggi Taiko no Tatsujin. Reza dan Zach telah menggenggam dua stik drum menghadap pada layar.
Akhirnya, babak
final yang spektakuler itu dimulai! Keduanya menabuh drum sesuai irama ketika note tiba di garis dan lingkaran kecil
sebelah kiri atas layar menggunakan stik. Beberapa note pun berjatuhan sehingga harus mengandalkan stamina dan akurasi
dalam memukul bagian tengah atau pinggir drum secara bergantian.
Tak heran, Taiko Drum Monster benar-benar sebuah
lagu menantang yang menghabiskan stamina dalam permainan, begitu banyak note biru (note pinggir drum) di antara beberapa note merah berulang kali membuat game ini begitu menantang bagi rhythm
gamers.
Peluh pun
mengalir dari kedua finalis ketika mengerahkan segala stamina dan konsentrasi
dalam membaca note serta memukul
tabuh drum sesuai irama lagu begitu cepat. Terutama ketika memasuki klimaks
lagu, keduanya mulai kehiangan akurasi menabuh drum sesuai irama, bahkan
beberapa dari hit mereka mulai miss.
Lagu itu pun
akhirnya selesai dan semua mulai bersorak kembali mengguncang keramaian game center, bahkan sebelum pembawa
acara mengumumkan pemenangnya. Terlihat jelas dari perolehan poin kedua finalis
sebelum memasuki result screen.
“Dan …
pemenangnya adalah … ZACH!” pembawa acara mengumumkan dengan heboh dan penuh
tenaga.
“Zach! Zach!
Zach!” seru beberapa dari anggota komunitas yang mengayunkan kepalan tangan
seraya memberi selamat.
“Congrats, Zach!” seru Reza menawarkan
salam selamat.
Zach pun
menerima dan mulai berjabat tangan dengan Reza. Dia pun akhirnya menarik Reza
menuju pelukan pelan tapi erat, menandakan mereka telah bertanding secara
sportif dan sengit.
Beberapa dari
anggota komunitas berdatangan menemui kedua finalis untuk mengucapkan selamat
secara bersemangat. Kehebohan pun kembali meledak di dalam game center yang menjadi turnamen rhythm game a la Tenkaichi
Otogesai itu.
Dan … begitulah
yang bisa kuceritakan dari turnamen a la Tenkaichi
Otogesai. Player terbaik dari
komunitas game arcade telah terpilih
dan pantas mendapatkannya. Aku, Arfian, juga turut mengucapkan selamat pada
Zach yang telah memenangkan turnamen ini secara sportif dan jujur!
Comments
Post a Comment