Time Agents
Time Agents is classified 15+, it contains violence and some coarse language, it is unsuitable for people aged under 15.
Pilot
30 Desember 2199, semua orang di bumi saat ini terlena dengan
teknologi hanya untuk mempermudah kehidupan manusia tanpa memperhatikan
lingkungan hidup, hampir tidak ada tanaman yang tersisa di bumi, hanya ada
polusi-polusi yang dihasilkan akibat teknologi yang terpakai di seluruh bumi.
Seluruh manusia berjalan di luar ruangan menggunakan masker untuk menutupi
hidung dan mulut agar karbondioksida yang dihasilkan akibat maraknya penggunaan
teknologi tidak masuk tubuh.
Sedangkan saat mereka masuk ke dalam ruangan, mereka boleh melepas
masker masing-masing, karena masing-masing ruangan terpasang AC dan radiator,
mereka bisa merasakan oksigen di dalam ruangan, tetapi masih belum cukup.
Di masa depan ini, bukan hanya maraknya penggunaan dan pengembangan
teknologi yang menyebabkan polusi udara, tapi juga banyaknya gedung pencakar
tinggi di seluruh dunia, beserta perkembangan kota yang tidak terkendali,
sehingga banyak sekali pohon yang ditebang hanya untuk alasan perkembangan
teknologi.
Para peneliti di seluruh dunia menyadari bahwa satu per satu spesies
tanaman mulai punahakibat alasan-alasan tersebut, mereka sangat berupaya untuk
menemukan spesies tanaman yang bisa mengubah masa depan, jika bisa mereka harus
menanam spesies tersebut, sayangnya pemerintah melarang adanya tanaman ditanam
hanya karena tanaman memperlambat pengembangan teknologi.
Para peneliti merasa khawatir jika pemerintah di seluruh dunia hanya
mempedulikan pengembangan teknologi yang sangat pesat dan sudah tidak
terkendali lagi. Mereka berupaya untuk membuat sesuatu yang belum ada di bumi
tapi bisa mengubah seluruh masa depan, yaitu mesin waktu.
Membuat mesin waktu sangatlah sulit, dibutuhkan banyak sekali
penelitian, meski begitu, usaha-usaha untuk membuat mesin waktu gagal total,
mulai dari kesalahan teknis hingga gagalnya untuk menjelajah waktu.
***
Di Seattle, Washington, Amerika Serikat, di sebuah kota yang
terkenal dengan Space Needle ini, ada
seorang ilmuwan yang bernama Daniel Columbus, ilmuwan tersebut tampak memakai
jas lab putih, celana kain abu-abu, kacamata hitam dan jam tangan digital. Ia
tengah duduk di kursi depan kiri di dalam mobil sedan berwarna hitam dan
bertenaga surya, ia tidak mengendarai mobil tersebut, melainkan ia hanya
memilih tempat tujuan di layar tengah atau mengatakan nama tempat tersebut,
mobil tersebut otomatis mengantarnya ke tempat tujuan.
Karena semua mobil sudah otomatis, kecelakaan sudah diminimalisasi,
kondisi lalu lintas juga lebih lancar meskipun banyak mobil yang melintasi
jalan raya.
Tidak hanya itu, seluruh mobil sudah dilengkapi fasilitas otomatis,
mulai dari tersedianya makanan ringan dan minuman secara otomatis hingga TV
sekaligus layar komputer dengan internet.
Daniel menjawab telepon di mobil tanpa menekan sama sekali, ia hanya
mengatakan “Answer”, lalu ia menjawab
“Halo, ini Daniel Columbus.”
“Columbus, apa Anda yakin ingin mengumumkan penemuan Anda sekarang?”
tanya salah satu pekerjanya.
Daniel menjawab dengan tulus “Ya, kita akan membuat sejarah dan
mengubah masa depan.”
***
1 September 2015, pukul 14:25, Universitas Harvard, Cambridge,
Massachusetts, Amerika Serikat. Universitas Harvard memang salah satu
universitas terbaik dan terfavorit di dunia, universitas tersebut merupakan
universitas tertua di dunia. Pada tanggal tersebut, seluruh mahasiswa kembali
ke universitas tersebut untuk melanjutkan studi mereka sesuai jurusan
masing-masing mulai esok hari.
Seluruh mahasiswa yang kembali memasuki halaman depan universitas
tersebut,
“Ya, ibu, aku mengerti apa yang ibu bicarakan, tidak ada seks, rokok,
narkoba ataupun alkohol, aku mengerti. Aku sudah merasakan konsekuensi
merasakan alkohol, bu, aku tahu itu. Bu, jangan begitu khawatir denganku, aku
bisa melakukannya dengan caraku sendiri.” Kata seorang pemuda yang berusia 19
tahun itu sambil memegang telepon genggamnya saat keluar dari bus.
Pemuda tersebut memiliki rambut hitam pendek agak spike di tengah, sedikit kumis, badan
cukup berotot dan kulit putih. Ia tampak memakai jaket coklat bergaris hitam,
kaus hitam, celana jeans biru dan
sepatu Air Jordan warna merah dan
putih, serta ia membawa tas punggung hitam. Pemuda itu bernama Mark Falcone.
Mark memegang ponselnya dan mulai merekam diri sendiri saat ia
berjalan menuju pintu masuk universitas tersebut “Hai, apa kabar, di sini Mark
Falcone, aku sudah tidak berada di rumah lagi hanya untuk menghabiskan libur
musim panas, tapi aku kembali ke Harvard! Tahun kedua!”
“Mark!” panggil seorang temannya, rambutnya agak gundul berwarna
coklat, memakai kaus hijau dan celana hitam. Mark mengenali pemuda tersebut
sebagai Danny.
“Danny, hai!” Mark memperkenalkan Danny lewat kamera “Teman-teman,
Danny. Danny, teman-teman.”
“Oke, sudah cukup merekamnya.” Danny mengambil ponsel Mark.
“Danny!” Mark menghentikan langkahnya dan mengambil ponselnya “Aku
sedang merekam untuk vlogku! Aku sedang senang-senangnya kembali ke Harvard.”
Danny ikut menghentikan langkahnya “Seharusnya kau jangan bangga
dulu, masih ada tiga tahun lagi sebelum kita lulus, lagipula, IPK-mu tinggi,
Mark, menurutku kau tidak banyak belajar.”
“Ya, tepat.”
“Lalu jika kau tidak belajar, mengapa IPK-mu tinggi?”
Mark menjawab dengan santai “Mungkin keberuntungan.”
Danny bertanya “Kau masih lajang?”
Mark berjalan kembali sambil melihat-lihat beberapa mahasiswa
kembali berjalan “Danny, aku kuliah di Harvard tujuannya bukan untuk pacaran,
lagipula, kedua orangtuaku…”
“Jangan begitu, kau sudah dewasa, bagaimana kalau kau ikut berpesta
malam ini dan kukenalkan kau pada seorang gadis.” Danny mengikuti Mark.
“Ayolah, Danny, sudah kubilang bukan itu tujuanku. Aku masuk jurusan
sejarah, Danny, aku harus tetap riset dan belajar untuk mendapat IPK bagus dan
juga pujian dari dekan dan dosen.”
“Mark, kau butuh bersenang-senang, alkohol dan seorang gadis.” Danny
menyusul Mark.
“Danny, sudah kubilang aku muak dengan alkohol!” Mark mengecek
ponselnya “Sial, masih merekam.”
***
Tanggal 21 Desember 2028, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, di
sebuah supermarket, ada empat orang gadis yang sedang berbelanja untuk pesta
pada malam nanti, mereka mengambil banyak sekali makanan ringan dan memasukkannya
pada trolley, lalu mereka berjalan
menuju bagian minuman beralkohol, di mana mereka mengambil banyak botol wine, beer, tequila dan bahkan vodka.
Gadis berambut pirang panjang yang memakai kemeja hijau dan rok biru
pendek heran “Apa ini benar-benar perlu? Kita masih dibawah umur, kita
seharusnya tidak…”
“Kita bukan anak kecil lagi, Britt.” kata seorang gadis ber-makeup gotik memakai pakaian serba hitam
“Aku bisa mengadakan pesta semauku, lagipula orangtuaku tidak ada di rumah,
jadi kita bisa bersenang-senang semau kita.”
“Kau tidak berhak untuk mengatur pesta ini, Britt, semua yang
berkaitan dengan pesta malam ini akan diatur Norrie!” kata gadis berambut hitam
yang memiliki rambut hitam dikepang, ia memakai seragam cheerleader sekolahnya, ia berjalan meninggalkan Britt dan satu
gadis lagi bersama Norrie.
Gadis berambut merah yang memakai kaus tanpa lengan berwarna merah
dan rok mini hitam dan wajah mirip orang Cina menemui Britt “Dasar, Norrie dan
Jenni sama sekali tidak tahu dampak minum-minum dibawah umur.”
Norrie menemui mereka lagi “Dan… kalian yang bayar snack-snack ini, kami akan bayar minuman-minuman yang kami beli.” Ia
pergi meninggalkan mereka berdua.
Britt berkata “Ya, mereka benar, orangtua Norrie tidak ada,
setidaknya ia beruntung bisa mengadakan pesta besar-besaran, kita tidak berhak
untuk menghentikan Norrie.” Ia menatap muka temannya yang murung “Leia, kau
kenapa? Semangatlah! Malam ini kita berpesta!”
“Aku… Aku tidak jadi datang…”
“Tidak, jangan begitu, Norrie sudah mengundang seluruh teman
sekelas, termasuk kita.”
“Aku takkan datang, aku… ada urusan mendadak… maaf.” Leia pergi
meninggalkan Britt.
“Jadi aku yang harus bayar ini sendiri?” tanya Britt, ia menatap
Leia pergi menuju cash register dan
pergi meninggalkan supermarket. Britt berjalan mendorong trolley penuh dengan snack
menuju cash register. Ia melihat
banyak cash register tanpa dijaga
kasir sama sekali, ia berjalan mendekati salah satu cash register. Ia menunjukkan barcode
dimasing-masing kemasan snack pada
scanner. Setelah itu, ia hanya
tinggal membayar dengan memasukkan uang ke cash
register, dan kembaliannya akan keluar dari cash register, ia mengambil uang kembalian tersebut.Pembayaran di
supermarket saat itu sangat praktis seperti vending
machine saja. Ia mengambil kantong kertas coklat dan memasukkan snack-snack tersebut pada kantong
tersebut.
Britt berjalan melewati pintu keluar setelah ia mengembalikan trolley tersebut pada tempat trolley. Ia melihat Norrie dan Jenni
berada di dalam mobil yang terlihat sangat futuristik berwarna hitam. Pintu
kiri belakang sudah terbuka dengan otomatis.
Norrie berkata “Ayo naik jika kau tidak ingin melewatkan pestanya.”
“Ya!” seru Britt, ia berjalan memasuki mobil dan duduk di jok
belakang, pintu pun menutup dengan sendirinya.
“Mari kita berpesta!!” seru Jenni bersemangat.
Norrie mulai mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan tinggi
meninggalkan supermarket tersebut menuju rumahnya.
***
31 Desember 2045, Dallas, Texas, Amerika Serikat, pukul 15:49, seorang
pria yang memakai kemeja coklat tua dan celana coklat muda melangkah
meninggalkan kantor sheriff, pria tersebut bernama Mike Shelby. Ia melangkah
mendekati mobil yang terlihat sangat futuristik berwarna biru, ia membuka pintu
hanya dengan menekan tombol pada kunci mobilnya, pintu kiri depan terbuka
secara otomatis. Ia memasuki mobil tersebut dan duduk di depan setir mobil.
Ia mendesah sambil mencabut lencana sheriff dari kemejanya dan
memandangnya sebelum akhirnya membuangnya. Ia menekan tombol start agar ia
mulai berangkat meninggalkan kantor sheriff tersebut, ia mulai mengendarai
mundur ke belakang, ia belok kiri dan akhirnya pergi meninggalkan kantor
sheriff tersebut.
***
21 Februari 2126, Seoul, Korea Selatan, ibukota negeri ginseng itu
sudah mulai dipenuhi oleh pengaruh teknologi yang tidak terkendali, banyak
sekali polusi udara yang terjadi di sana, tak heran pohon-pohon sudah mulai
ditebang. Hal ini tentunya menuai protes bagi mahasiswa dan aktivis lingkungan
hidup, sehingga kedua pihak berunjuk rasa untuk mengurangi pemakaian teknologi
secara tidak terkontrol.
Unjuk rasa terjadi di beberapa universitas, termasuk di Universitas
Nasional Seoul, di mana mayoritas siswa berunjuk rasa tepat di jalan raya depan
universitas tersebut, Mereka berunjuk rasa menggunakan cara tradisional, yaitu
mereka memegang masing-masing karton bertuliskan pesan-pesan agar pemerintah
segera menghentikan perkembangan teknologi yang cepat dan tidak terkontrol
serta mulai kembali menanam pohon di kota.
Beberapa mahasiswa menyanyikan semacam yel-yel agar meyakinkan dan
menyadarkan pemerintah akan dampak perkembangan teknologi masa tersebut dengan
keras sekali.
Seorang gadis dengan rambut pendek warna hitam dan muka khas gadis
Korea, yakni bebas jerawat dan keriput, juga memegang karton bertuliskan pesan
agar pemerintah dan seluruh masyarakat Korea Selatan berhenti mengandalkan teknologi terlalu
berlebihan dan sadar akan lingkungan hidup di dekat beberapa pengunjuk rasa
pria. Nama gadis itu adalah Raina Chang, ia berusia 27 tahun.
Seorang pria berkacamata dan rambut panjang menemui gadis itu dari
belakang “Raina! Raina!”
Raina berbalik dan menatap Han “Han, ada apa? Aku sedang ikut
berunjuk rasa agar pemerintah…”
Han membantah “Pemerintah takkan peduli dengan unjuk rasa, bukan
hanya pemerintah Korea Selatan, tapi juga pemerintah seluruh negara, mereka
hanya memedulikan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Percuma berunjuk
rasa di tengah-tengah jalan raya depan kampus.”
“Lalu bagaimana? Pemerintah juga sudah melarang untuk menambah
tanaman di kota ataupun seluruh tempat di Korea Selatan, beliau sudah tidak
peduli dengan kehidupan alam!”
“Raina, aku tahu cara lain untuk mengubah masa depan dunia ini.”
Raina pun tersenyum “Benarkah?”
Han menggangguk “Sebaiknya kita berbicara secara pribadi di lab.”
Han berbalik dan mulai berjalan menuju dalam kampus
“Kau tahu, Han, semoga caramu benar-benar bekerja.” Raina melangkah
mengikuti Han menuju dalam kampus.
***
London, Inggris, tanggal 23 Juli 1986, pukul 07:45, seorang wanita
dengan rambut panjang lurus coklat kepirangan yang memakai kemeja ungu dan
celana putih menatap foto dirinya dan suaminya yang terletak di atas perapian
di ruang keluarga, ia menaruh foto tersebut kembali pada tempatnya. Ia berbalik
menatap sofa dan meja di depan perapian, ia melangkah ke arah kanan sebelum
belok kiri untuk mengangkat telepon yang berdering dan tertempel di dinding,
telepon tersebut berwarna kuning dan masih sangat sederhana.
Wanita itu menjawab panggilan tersebut setelah mengangkat gagang
telepon tersebut “Ya, ini Melissa Anderson.” Ia mendengar jawaban penelepon
“Ya, saya akan segera ke lokasi untuk meliput pernikahan Pangeran Andrew.” Ia
menutup telepon tersebut.
***
30 Desember 2199, pukul 09:31, Daniel Columbus tiba di depan sebuah
gedung tinggi dengan bagian luarnya terbuat dari layar LED, ia melangkah keluar
dari mobil setelah pintu terbuka dengan otomatis. Ia melangkah menuju pintu
masuk gedung tersebut, sementara mobil tersebut secara otomatis berjalan menuju
basement untuk mencari tempat parkir.
Daniel mengeluarkan kartu ID dari dompetnya dan menggesekkannya di
dekat pintu, pintu pun terbuka otomatis, ia memasuki lobi gedung tersebut.
Ia memandang banyak sekali ilmuwan berjalan ke sana kemari sambil
memegang studi masing-masing pada layar tablet, wajar, banyak sekali
penemuan-penemuan yang telah didesain. Ia melangkah menuju lift setelah
beberapa meter di depannya, saat ia memasuki lift, ia berbalik dan menekan
tombol lantai 99, setelah itu, banyak ilmuwan yang ikut masuk lift tersebut.
Setelah pintu lift tertutup, lift naik dengan kecepatan super cepat, satu detik
saja mereka sudah tiba di lantai yang mereka inginkan, satu per satu ilmuwan
keluar dari lift setelah tiba di lantai yang mereka inginkan.
Hanya tiga menit kemudian, Daniel tiba di lantai 99, di mana ia disambut
oleh beberapa ilmuwan yang berjalan-jalan ke sana kemari.
Para ilmuwan menyatakan selamat padanya seperti “Selamat, Profesor
Columbus.”, “Kerja bagus, Profesor.”, “Anda membuat mesin waktu yang
benar-benar bekerja!” ataupun “Anda hebat, Profesor!”
Seorang ilmuwan berkulit hitam dengan kepala botak datang menemuinya
“Columbus, kerja bagus, Anda benar-benar berhasil menemukan mesin waktu, Anda
benar-benar bisa mengubah masa depan dunia!”
“Memang kita akan menyadarkan pemerintah dengan cara ini, Profesor Gregg,
kita akan mengumumkan penemuan terhebat dalam sejarah ini bukan hanya lewat
layar TV, tapi juga seluruh layar di seluruh dunia.” Ia berjalan lurus diikuti
oleh sebagian para ilmuwan menuju lift depan, saat ia memasuki lift tersebut,
ia menekan tombol lantai 153.
***
2 September 2015, pukul 22:15, Mark berbaring di tempat tidur di
kamar asramanya sambil merekam menggunakan ponselnya, ia memberi salam ke arah
kamera “Halo, aku sedang berbaring di kamarku, tidak tahu apa yang akan
kulakukan kecuali hanya berbaring, ya hanya berbaring, besok kuliah sudah
mulai, jadi yang akan kulakukan hanyalah tidur untuk mempersiapkan energi untuk
kuliah besok.”
“Mark!” Danny membuka pintu “Aku dapat teman kencanmu, kita akan ke
pesta!”
Mark bangkit dari tempat tidurnya setelah menekan tombol record pada ponselnya “Danny, besok
kuliah,”
“Santailah, kau butuh bersenang-senang, ayolah.” Danny mendorong
Mark berjalan ke luar kamar tersebut.
“Tidak, Danny.”
“Ayolah, berpestalah.” Danny menutup pintu saat mereka keluar ruangan
“Ayolah, kau butuh bersenang-senang! Kau juga butuh seorang gadis untuk
dipacari!”
“Danny, aku bisa jalan sendiri.” Mark mulai berjalan melewati
beberapa pintu kamar di asrama tersebut sebelum akhirnya keluar melewati pintu
asrama.
“Oke, kita akan ke bar untuk berpesta dan menemui calon pacarmu.”
seru Danny.
***
Di sebuah klub malam tak jauh dari Universitas Harvard, terlihat
bahwa semua mahasiswa yang berpesta di sana tampak bersenang-senang, mereka
bahkan meminum minuman keras dan mabuk-mabukan, termasuk mahasiswa yang masih
dibawah 21 tahun.
Mark dan Danny memasuki klub malam tersebut, mereka melihat banyak
sekali mahasiswa yang berpesta pora sambil minum-minum tanpa bertanggung jawab
sama sekali, sebagian dari mereka tampak menuangkan campuran minuman keras ke
dalam gelas merah.
“Ya ampun, kurasa mereka mabuk berat.” Mark bergumam.
“Ayolah, temui calon gadismu!” Danny menarik Mark menuju meja bar,
di mana kebanyakan mahasiswa memesan seloki tequila, mereka menemui gadis rambut
merah panjang yang memakai tank top kuning
“Hai, Hannah, kau dapat calon pacarmu!”
Hannah menunjukkan dirinya, Mark kaget saat melihat wajah Hannah
penuh dengan jerawat, gadis itu menyapa “Halo, kau pasti Mark Falcone, aku
Hannah McZarra.”
Mark secara canggung membalas sapaan Hannah “Um… Ya, sepertinya…
senang bertemu… denganmu… Um, ya…”
“Aku tinggalkan kalian berdua untuk saling mengenal.” Danny pergi
meninggalkan mereka berdua.
Mark bertanya secara canggung “Jadi… apa jurusanmu, McZarra?”
“Sebenarnya banyak sekali jurusan yang ingin kupilih,” Hannah
berbicara tidak pada topiknya “Sebenarnya banyak sekali anggota keluargaku yang
memilih Harvard dengan jurusan-jurusan yang berbeda, ibuku merupakan lulusan
Harvard yang menjadi seorang dokter bedah sukses, sedangkan ayahku bekerja
sebagai businessman, lalu kakakku….”
Pembicaraan panjang tidak penting itu tentunya membingungkan Mark.
Mark menghentikan secara canggung “Ya… bagaimana kalau kau langsung
saja menyebutkan jurusanmu.”
Hannah lagi-lagi bercerita panjang dan bertele-tele “Ya, awalnya aku
bingung sekali memilih jurusan, aku harus riset dan mencari tahu apakah aku
berminat di jurusan itu atau jurusan ini, ya memang sulit memilih jurusan, tapi
setidaknya…”
“Dua seloki Tequila.” seorang bartender
menaruh dua seloki Tequila yang sudai Hannah pesan.
Hannah meminum satu seloki Tequila tersebut, ia mengambil satu
seloki Tequila lagi dan menawarkannya pada Mark “Kau harus minum, aku yang
traktir.”
Mark menolak “Sebenarnya aku tidak minum, aku…”
“Ayolah, minumlah!”
“Tidak, terima kasih.”
Hannah tetap memaksa “Coba minum Tequila ini!”
“Sudah kubilang aku tidak mau.”
“Ayolah, minum saja!” Ia meminumkan Mark seloki Tequila, ia menatap
Mark sambil bertanya “Bagaimana?”
Mark memuntahkan Tequila tersebut, tapi ia tidak beruntung, ia
memuntahkan Tequila itu ke arah wajah seorang gadis rambut hitam gundul. Gadis
tersebut merasa terkejut dan kaget, Mark segera meminta maaf “Maaf, maafkan
aku, maaf.”
Seorang pria berpakaian seragam futbol mendatanginya “Dia pacarku!
Berani-beraninya kau melakukan hal itu pada pacarku!”
Mark menjawab “Sebenarnya aku tidak sengaja, aku tidak ingin
minum-minum!”
“Alasan saja kau!” Pria tersebut menarik kaus Mark.
Danny pun tiba menghentikan mereka “Hei, sudahlah, dia sedang
bersenang-senang, sebaiknya kau menjauh darinya atau kau akan mendapat
masalah.”
“Justru kau yang akan mendapat masalah karena harus berhadapan
denganku.”
Danny membantah “Mungkin apakah aku harus melapor pada dekan kalau
kau menggunakan steroid?” Pria tersebut langsung memukulinya dengan keras
hingga terjatuh.
Pria tersebut membanting Danny ke arah meja bar, hal ini tentunya
membuat para pengunjung klub tersebut panik, ditambah banyak adu fisik sudah
dimulai, hampir semua mulai memukul, menendang, membanting dan bahkan mencakar-cakar
satu sama lain.
Mark memandang situasi klub tersebut sudah tidak kondusif lagi
diakibatkan banyaknya adu fisik, ia memberitahu Hannah “Aku harus pergi sebelum
klub ini hancur karena pertengkaran hebat ini.”
Hannah memegang tangan kanan Mark “Jangan, jangan pergi, kita bisa
bicara di tempat lain, dan mau seloki Tequila lagi?”
Mark menolak “Tidak, terima kasih, aku harus pergi.” Ia berlari
melewati beberapa pertengkaran di klub tersebut menuju pintu keluar sambil
mengucapkan permisi secara canggung, ia mulai berlari meninggalkan klub malam
tersebut melewati jalan setapak menuju asrama Universitas Harvard.
Sesampainya di asrama, ia berlari memasuki gedung tersebut, ia
berlari belok kanan menaiki tangga menuju lantai tiga. Ia berlari melewati beberapa
pintu kamar di samping kanan dan kiri, ia pun membuka pintu kamarnya sebelum
memasuki kamar tersebut, ia menutup pintu dengan rapat. Ia berlari menuju kamar
mandi di sebelah kiri.
Ia langsung menatap toilet sambil memuntahkan sesuatu akibat satu
seloki Tequila, ia muntah cukup banyak. Setelah itu, ia bangkit dan menekan
tombol pada toilet untuk menyiram toilet tersebut. Saat ia keluar dari kamar
mandi tersebut, ia melepas sepatu, kaus kaki, jaket dan bajunya, ia melangkah
menuju tempat tidur.
Mark berbaring di tempat tidur sambil mengambil ponselnya, ia
menerima SMS dari ibunya, ia membalas sambil bergumam “Aku takkan meminum miras
lagi, bu, aku benci miras.” Setelah ia mengirim SMS tersebut, ia melihat wallpaper ponselnya berupa sebuah mesin
waktu, ia bergumam lagi “Kuharap aku bisa kembali lagi dan memilih jurusan yang
benar untuk membuat mesin waktu. Aku benar-benar salah memilih, oh Tuhan.”
***
21 Desember 2028, pukul 20:35, Britt mengemudi menuju rumah Norrie
sambil menerima telepon dari ibunya.
“Ya, bu, aku ke rumah Norrie hanya untuh belajar, aku tidak
berbohong, bu, aku serius. Aku menyayangimu, bu.” Britt menghentikan mobilnya
saat ia menutup percakapan dengan ibunya lewat telepon, saat ia berhenti, pintu
sudah terbuka otomatis, ia keluar dari mobil dan melihat banyak teman-teman
satu sekolah mengunjungi pesta tersebut.
“Britt,” panggil Norrie dari belakang.
Britt merasa kaget “Norrie!”
“Selamat datang, Britt, kau beruntung datang ke pestaku.” Norrie
mengantar Britt masuk ke dalam rumahnya “Lupakan saja Leia, dia tidak mau
datang ke pestaku, dia memang orang culun. Sedangkan kau bisa menjadi salah
satu gadis populer di sekolah, Britt.”
Britt dan Norrie memasuki rumah Norrie, ia melihat ruang tamu sudah
dipenuhi oleh para remaja yang sudah mulai meminum minuman keras, berpesta
seperti orang gila, mengonsumsi narkoba dan bahkan bercumbu.
Britt bertanya pada Norrie “Apa kau yakin tidak berbahaya berpesta
seperti ini?”
Norrie menjawab singkat “Hanya bersenang-senang.”
Britt memandang kebanyakan remaja meminum vodka, merokok ganja,
menikmati obat-obatan terlarang seperti heroin, kokain dan ekstasi. Britt mulai
sangat tidak enak memandang mereka menikmati hal-hal tidak berguna itu, ia
bergumam “Aku tidak tahan melihat mereka begitu menikmati hal-hal terlarang,
tapi setidaknya aku harus mencobanya.”
Norrie mengantar Britt menuju ruang makan, di mana mereka menemui
Jenni yang sedang merokok ganja, ia mengeluarkan asap dari mulutnya, Jenni
menyapa mereka “Kau mau mencoba, Britt?”
“Tidak.” Britt menjawab sambil mengambil botol bir dan menuangkannya
pada gelas merah, ia meminum bir tersebut “Ya, ini enak.”
Norrie mengambil botol vodka dan menuangkannya pada gelas Britt
“Mungkin kau harus mabuk berat, dan aku juga akan mabuk.” Ia mengambil gelas
merah dan menuangkan vodka ke gelas tersebut “Mari bersulang.”
“Bersulang!” Britt bersulang dengan Norrie sebelum meminum campuran
bir dan vodka bersama Norrie yang meminum segelas vodka.
“Kau merasa senang, Britt?” tanya Norrie.
“Ya, aku merasa seperti bergairah!!” teriak Britt langsung
bersemangat setelah menikmati segelas campuran bir dan vodka “Kita akan
berpesta seperti orang gila!!” Britt mulai berlagak seperti orang gila, ia
berlari-lari di pesta tersebut.
Norrie menemui Jenni “Sepertinya kita berhasil mempengaruhinya,
Jenni.”
“Ya, setidaknya kita bisa mempermalukannya jika ia melakukan hal
yang tidak-tidak.” Jenni berkata.
***
31 Desember 2045, Dallas, Texas, Amerika Serikat,pukul 16:03, Mike
Shelby mengemudikan mobilnya meninggalkan Dallas, lalu ia menekan tombol supir
otomatis di dekat setir dan juga tombol telepon, ia mencari kontak di layar LCD
di tengah, ia menelepon salah satu adiknya, sementara mobilnya dikendalikan
secara otomatis.
Mike menyapa adiknya “Halo, brother,
ya, aku akan kembali ke rumah di Oklahoma, sayang sekali aku mengundurkan diri
sebagai sheriff, ya dengar, aku tidak ingin membicarakan alasan mengapa aku
mengundurkan diri, aku hanya berharap aku bisa kembali ke waktu di mana aku
melakukan sebuah alasan mengapa aku mengundurkan diri.” Mike melihat tanda
perbatasan kota Dallas di jalan “Oke, aku sedang dalam perjalanan menuju
Oklahoma, aku akan meneleponmu lagi.”
Mike kembali mengendarai mobilnya setelah mematikan supir otomatis,
ia fokus pada jalan menuju Oklahoma.
***
21 Febuari 2126, Raina dan Han memasuki ruangan laboratorium teknik
melewati pintu otomatis, mereka melihat banyak sekali peralatan-peralatan
canggih untuk percobaan, bahkan termasuk senjata canggih seperti pistol laser,
pistol cannon dan tentunya senjata
favorit Han sebuah busur dengan peluru seperti laser putih.
Raina dan Han mendekati meja sekaligus sebuah layar sentuh, Han
membuka sebuah folder berisi beberapa riset yang berkaitan dengan mesin waktu.
Raina bertanya “Apa ini?”
Han menunjukkan gambar prototipe mesin waktu “Ini prototipe mesin
waktu, kau lihat kotak dengan pintu di depannya yang terbuat dari besi berwarna
abu-abu ini, salah satu eksperimen yang gagal. Saat uji coba, pengguna pertama
tewas seketika karena tersetrum listrik di dalam prototipe ini.”
Raina bertanya “Bagaimana bisa?”
“Semua mesin menggunakan energi listrik, Raina.”
Raina pun bertekad “Kita akan membuat mesin waktu, Han.”
Han kaget “Tapi…”
“Tak masalah, aku bukan ilmuwan, setidaknya kita bisa mencoba untuk
membuatnya.”
Han pun menambah “Tapi butuh pengetahuan yang…”
“Kita akan buat mesin waktu, besok, kita mulai garap konsepnya, kita
akan kumpulkan seluruh mahasiswa yang berminat untuk membantu kita. Kita akan
mengubah masa depan.”
“Ya, kau benar, kita akan menyadarkan pemerintah di seluruh dunia
bahwa…”
“Sudahlah, Han, aku ingin kembali berdemo.” Raina pergi meninggalkan
ruangan tersebut.
***
Melissa tiba di depan Westminister Abbey, di mana ia melihat banyak
sekali masyarakat London yang akan melihat royal
wedding Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson. Ia melihat semua masyarakat
terlihat sangat antusias untuk melihat pernikahan tersebut.
Melissa bergumam “Wow, sepertinya masyarakat terlihat sangat
antusias.” Ia mulai memotret masyarakat-masyarakat London yang berkumpul untuk
menyaksikan pernikahan dari luar Westminister Abbey, lalu ia melihat Pangeran
Andrew berjalan melewati karpet merah menuju ke dalam Westminister Abbey
dikawal oleh para pengawal “Ini akan menjadi salah satu pernikahan yang menarik
kuliput.” Ia kembali memotret Pangeran Andrew.
***
30 Desember 2199, pukul 09:59, Seattle, Washington, kebanyakan
ilmuwan berkumpul di lantai 153 untuk menyaksikan secara langsung pengumuman
penemuan mesin waktu dari Daniel Columbus, ada juga para ilmuwan yang
menyaksikan di lantai lain lewat layar LED yang terpasang pada masing-masing
kaca.
Pengumuman ini akan disiarkan di seluruh dunia lewat televisi,
radio, internet dan berbagai media masa depan lainnya, seluruh dunia bisa
mengetahui bahwa Daniel Columbus telah mencetak sejarah dengan membuat mesin
waktu.
Daniel Columbus berdiri menghadap para ilmuwan yang berkumpul
menyaksikan pengumuman tersebut dengan bangga, mereka terlihat sangat kagum
padanya, bahkan ada yang bersorak dengan sangat gembira.
Daniel Columbus memulai pengumumannya saat sudah pukul 10:00, ia
berkata dengan sangat bangga “Selamat pagi, Amerika dan seluruh dunia! Selamat
malam jika sebagian dunia mengalami malam hari sekarang. Tuan-tuan dan
nyonya-nyonya, anak-anak, dan hadirin segala usia, saya ingin mengumumkan bahwa
sejarah telah dicetak. Kita tentunya ingin mengubah masa depan yang terkadang
sangat suram akibat teknologi-teknologi yang tidak terkontrol ini, ditambah
pelarangan adanya tumbuh-tumbuhan di bumi ini, kita bisa saja mati tanpa
tumbuhan, tapi ternyata tidak. Untuk itu, saya, Daniel Columbus, akan mengubah
masa depan dengan penemuan terbaru! Mesin waktu!” Daniel menunjukkan mesin
waktunya pada seluruh umat manusia yang menyaksikan langsung ataupun lewat
media lainnya.
Seluruh umat manusia di seluruh dunia, termasuk para ilmuwan di lab,
bertepuk tangan dan bersorak-sorai pada Daniel Columbus, mereka terlihat sangat
bangga sekali bahwa masa depan mereka akan berubah.
Namun, ada satu ilmuwan yang terlihat sangat iri dengan Daniel
Columbus, ilmuwan tersebut mendobrak pintu dan menampakkan dirinya di hadapan
para ilmuwan, ia berucap “Maaf, saya terlambat.” Ilmuwan tersebut memiliki
wajah tampan tampak seperti orang Jerman, ia bukannya memakai jas lab putih,
melainkan jas hitam gelap, ia melangkah melewati banyak ilmuwan mendatangi
Daniel.
Kebanyakan ilmuwan sangat kaget dengan kedatangan ilmuwan tersebut,
terutama Daniel dan Profesor Gregg.
Professor Gregg langsung mendatanginya “Kau seharusnya tidak berada
di sini, Professor Price, kami telah memecatmu tiga bulan yang lalu karena
eksperimen gilamu! Sekarang kau sebaiknya keluar dari sini atau…”
Professor Price memotong dengan tertawa terbahak-bahak memandang
semua profesor yang tampak terhina olehnya “Aku tetap melanjutkan eksperimenku
yang lebih baik dibanding dengan eksperimen gilamu itu, Columbus.”
“Apa katamu, Price?!”
“Ilmuwan yang hanya memikirkan masa depan sebaiknya menjadi sampah,
karena kita juga harus mengubah masa lalu.”
“Price!” teriak Professor Gregg marah.
Daniel bertanya pada Professor Price dengan tegas “Jadi sebenarnya
apa maumu?”
“Apa mauku?” Professor Price tertawa terbahak-bahak lagi “Wah,
Columbus, aku hanya ingin mengubah masa lalu untuk membuat dunia baru, dunia
yang benar-benar lebih baik, aku hanya ingin menjadikan dunia ini seperti yang
kuidam-idamkan, yaitu dunia baru!”
Daniel secara tenang berkata “Bagaimana caranya kau mengubah dunia
ini menjadi dunia baru?”
Professor Price sekali lagi tertawa “Kau menemukan mesin waktu?
Seharusnya aku yang menemukan terlebih dahulu! Aku yang merancang konsep mesin
waktu itu, kau seharusnya berterimakasih padaku, bukannya memecatku!” Kalimat
professor itu tentunya membuat para ilmuwan kaget.
“Price, aku memecatmu karena idemu benar-benar gila tentang dunia
baru itu! Kau hanya ingin menguasai dunia, kau hanyalah seorang orang gila.”
“Kau salah jika kau mengganggapku sebagai orang gila, Columbus, lama
kelamaan kau akan merasakan dunia baru yang kubuat.” Professor Price kembali
tertawa sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Professor Gregg mengambil pistol cannon
canggih dan menembakkannya ke arah Professor Price “Takkan kubiarkan kau
pergi!” Meskipun tembakkan tersebut mengenai Price hingga terjatuh, orang yang
tertembak sebenarnya merupakan sebuah robot yang mirip dengan Professor Price,
robot tersebut hancur total dengan badannya yang hancur dan kepalanya yang
terpisah dari tubuhnya.
Daniel pun melanjutkan pidatonya “Maaf, hadirin, saya tidak akan
mengubah sejarah, tapi masa depan, saya yakin sekali semua umat manusia akan
merasa tenang seperti sebelummya di masa lalu. Sekian, terimakasih atas
perhatian Anda.”
Sementara Professor Gregg berlari keluar dari ruangan menuju ruangan
di dekat ruangan tersebut, ia berlari melewati jalan, lalu ia memasuki ruangan
tersebut melewati pintu otomatis, ia melihat komputer supercanggih dan meja
dengan layar LED. Ia berlari ke depan komputer tersebut, ia menyalakannya.
Komputer tersebut sudah menyatukan CPU dan layar LED sentuh,
performa computer itu sangat cepat, tidak perlu menunggu lagi untuk menunggu
komputernya benar-benar menyala dan loading.
Ia membuka sebuah program “Ayolah, aku harus memilih orang-orang yang bisa
menyelamatkan seluruh waktu!” Ia memilih beberapa orang secara acak untuk
membantunya untuk menyelamatkan dunia.
***
2 September 2015, 23:58, Mark tertidur lelap sambil memegang ponsel
yang sedang di-charge menggunakan powerbank dan hanya mengenakan celana
training panjang abu-abu, tiba-tiba saja ia terbangun saat merasakan goncangan
di ruangannya. Ia bangkit dari tempat tidur setelah melihat beberapa bukunya
terjatuh dari meja. Ia segera mengambil kaus hitam dan jaketnya serta
memakainya, ia juga membawa ponselnya yang masih terpasang dengan powerbank.
Mark membuka pintu kamarnya, ia melihat seluruh ruangan bergetar
sangat kencang, ia berlari melewati tangga dengan cepat sebelum tiba di lantai
pertama, ia berlari belok kiri menuju pintu depan asrama.
Ia membuka pintu depan asrama tersebut dan memandang luar ruangan,
memang terjadi gempa bumi, ia mendengar banyak alarm mobil di sekitar asrama
tersebut, ia juga melihat banyak hal yang bergoncang, seperti jalan, rumah,
pohon dan tanaman lainnya, beberapa sepeda juga bergoncang hingga akhirnya
terjatuh.
Mark bergumam “Apa yang terjadi di sini?” Ia mengecek ponselnya, ia
melihat tidak ada sinyal “Sial!”
***
21 Desember 2028, pukul 22:15, di pesta Norrie, semua tamu terlihat
sangat teler dan mabuk akibat campuran obat-obatan dan minuman keras. Britt
terlihat berbaring di lantai bersama para tamu lainnya, termasuk Norrie dan
Jenni yang terlihat sangat teler akibat obat-obatan.
Britt pun mulai merasa bersalah telah mengonsumsi alkohol “Apa yang
kulakukan?” Tiba-tiba saja ia merasakan goncangan, semua hal di pesta tersebut
mulai bergoyang, ia bangkit saat ia melihat banyak botol minuman keras terjatuh
dari meja dan pecah di lantai. Ia segera berteriak “Hei!! Semuanya, ada
gempa!!” Namun, tak ada yang mendengarnya karena teler dan mabuk.
Akhirnya, Britt berlari ke luar rumah tersebut untuk melihat keadaan
luar, ia melihat banyak rumah yang bergoyang, bahkan ada pohon yang terjatuh
mengenai rumah, ia juga bisa mendengar alarm mobil di masing-masing rumah
tetangga serta bel dari gereja tak jauh dari lokasinya.
“Ada apa ini sebenarnya?” Britt bertanya-tanya.
***
31 Desember 2045, pukul 15:54, Mike masih mengendarai mobilnya
menuju Oklahoma dengan kecepatan kurang lebih 75 mil per jam, ia melihat jalan
yang lurus sehingga ia lebih leluasa untuk mengebut, tapi saat ia merasakan
goncangan, ia kaget dan mengerem mobilnya secara mendadak.
Setelah berhenti, Mike berjalan keluar dari mobil melewati pintu
otomatis sambil melihat seluruh tanah bergoncang keras, ia merasa jalan di
bawahnya benar-benar bergetar.
***
Sementara di depan Universitas Nasional Seoul, hampir seluruh
mahasiswa masih berdemo dengan menggunakan cara tradisional, semua mahasiswa
terlihat berteriak-teriak menyanyikan yel-yel agar seluruh masyarakat sadar
penggunaan teknologi bisa merusak masa depan bumi.
Tak lama, tanah mulai bergoncang, terjadi gempa bumi, seluruh
mahasiswa terlihat sangat panik merasakan gempa tersebut, termasuk Raina.
Raina memandang semua orang sangat panik, ia melihat segala sesuatu
di dekat universitas tersebut mulai berguncang dengan kerasnya, ia berteriak
“Gempa bumi!!”
Semua mahasiswa tersebut mulai berlari panik menjauhi kampus tersebut
atau menjauhi gedung terdekat.
***
Sementara di London, Inggris, tanggal 23 Juli 1986, Melissa dan
beberapa masyarakat London yang menyaksikan pernikahan dari luar Westminister
Abbey masih terlihat sangat antusias, namun tiba-tiba saja tanah mulai berguncang.
Semuanya mulai berteriak panik sambil berlari, sementara Melissa pun
bertanya-tanya pada hatinya mengapa ada gempa bumi pada hari pernikahan
tersebut.
***
Setelah gempa berakhir, kelima orang tersebut terjatuh ke bawah lantai
sambil merasakan sakit secara bersamaan di waktu yang berbeda, mereka tak
sadarkan diri selama beberapa menit.
Di depan asrama Universitas Harvard, Mark bangkit sambil memegang
kepalanya yang masih kesakitan setelah pingsan beberapa menit, ia berdiri
sambil mengambil ponsel yang masih terhubung dengan powerbank-nya.
Ia teringat bahwa Danny masih berada di sebuah klub malam yang ia
kunjungi semalam “Danny! Danny!” Ia berlari meninggalkan gedung asrama tersebut
menuju klub malam tersebut.
Genesis
Di depan asrama Universitas Harvard, Mark bangkit sambil memegang
kepalanya yang masih kesakitan setelah pingsan beberapa menit, ia berdiri
sambil mengambil ponsel yang masih terhubung dengan powerbank-nya.
Ia teringat bahwa Danny masih berada di sebuah klub malam yang ia
kunjungi semalam “Danny! Danny!” Ia berlari meninggalkan gedung asrama tersebut
menuju klub malam tersebut, ia juga melihat layar ponselnya yang menunjukkan
tidak ada sinyal telekomunikasi sama sekali, selagi ia berlari, ia melihat
semua lampu mati satu persatu di jalan dan gedung dekatnya, disusul dengan satu
per satu bangunan di seluruh daerah tersebut berubah menjadi gedung dengan
warna gelap dan jelek.
Mark kembali berlari menuju klub malam yang ia kunjungi semalam,
tapi ia menghentikan langkahnya saat ia mendengar suara dari belakangnya “Kau
sebaiknya tidak ke sana.”
Mark berbalik ke belakang, ia melihat seorang remaja laki-laki
berusia 15 tahun menghampirinya, ia bertanya “Sepertinya kamu bukan mahasiswa
Harvard, siapa kau?”
Remaja dengan rambut hitam kecoklatan pendek dengan jambul depan itu
memperkenalkan diri “Joe, Joe Columbus, aku memang bukan berasal dari tahun
ini, Mark Falcone.”
Mark heran mengapa remaja tersebut mengenalnya “Tunggu, dari mana
kau tahu namaku?”
Joe menjawab dengan tenang “Ayahku memilihmu secara acak, Mark, kau
adalah salah satu yang terpilih. Selain itu, ayahku memilih dirimu di masa
depan.”
Mark tidak percaya “Aku tidak mengerti, aku benar-benar tidak
mengerti, kau bilang kau bukan berasal dari tahun ini, bagaimana? Mesin waktu
tidak ada sama sekali dan itu mustahil! Mustahil sekali mesin waktu dibuat, aku
tahu aku berharap untuk kembali ke masa lalu untuk memperbaiki segala
kesalahanku, tapi sepertinya tidak mungkin.” Mark menyadari sesuatu “Danny!” Ia
berbalik dan kembali berlari meninggalkan Joe.
“Falcone, sebaiknya kau jangan ke sana atau kau…” teriak Joe.
Mark menghiraukan kalimat Joe, ia berlari menuju klub malam di mana
Danny berada.
***
Britt berlari saat tiba di rumahnya setelah menghadiri pesta yang
diadakan Norrie dan Jenni, sebelum ia memasuki rumahnya, ia mengambil ponselnya
untuk menelepon ibunya, saat ia hampir menekan tombol call, ia menyadari tidak ada sinyal telekomunikasi yang tertangkap.
“Sial!” Britt berlari memasuki rumah tersebut, setelah masuk, ia merasa
ada hal yang berubah di dalam rumah tersebut, interior ruang tamu dan ruang
keluarga sudah menjadi seperti interior ruangan rumah orang yang dijajah waktu
perang, ia tidak melihat semua hal-hal yang canggih lagi, melainkan hal-hal
yang sangat tradisional, ia berteriak saat melihat ibunya tergeletak pingsan,
ia melihat banyak darah di tubuh ibunya, dimulai dari kepala yang terbentur
hingga perutnya yang terlihat tertusuk, ia melihat ibunya tewas, ia berteriak
dengan keras “AAAAAAAAAARRRGH!!!”
Britt berlari ke luar rumah tersebut, saat ia melangkah keluar, ia
melihat semua hal berubah, rumah-rumah yang sebelumnya terlihat canggih telah
menjadi seperti rumah perbudakan. Ia juga melihat beberapa mayat yang terlihat
terpotong sebagian tubuhnya hingga banyak darah mengalir di lantai.
Britt berteriak lagi “Tolong!! Tolong!! Seseorang tolong!!”
***
“Danny! Danny!” panggil Mark sebelum akhirnya tiba di klub malam di
mana Danny berada, tapi ia hanya melihat sebuah gedung besar berwarna hitam
dengan jendela seperti merah darah, ia heran mengapa klub malam tersebut
menjadi sebuah gedung besar “Apa yang terjadi sebenarnya?”
Joe mengikutinya dari belakang “Ini rumit, Falcone.”
“Bisakah kau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Mark.
Joe menjawab “Begini, aku berasal dari tahun 2200, kehidupanku di
masa depan seharusnya menyenangkan dan serba praktis seperti sebelum semua
berubah menjadi kekacauan yang diakibatkan mesin waktu. Mesin waktu mendarat di
orang yang salah, orang yang ingin mengubah seluruh masa lalu menjadi dunia
yang diinginkannya, dunia baru.”
Mark bertanya lagi “Jika kau berasal dari 2200 dan mesin waktu
dipakai oleh orang itu, bagaimana kau datang ke sini, tahun 2015?”
“Aku mencuri mesin waktu berbentuk jam tangan dari ayahku, penemuan
baru ayahku untuk menyelamatkan dunia dan mengembalikan waktu seperti semula.”
Joe menunjukkan mesin waktu berbentuk jam tangan yang dipakainya di tangan
kiri.
Mark berkata “Tunggu, jika seseorang yang mengacaukan sejarah dan
waktu baru-baru ini, seharusnya semuanya tidak berubah secepat ini.” Mark
mengingat beberapa ilmu sejarah sambil memejamkan matanya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Joe.
“Ya, aku masih ingat sejarah-sejarah yang terjadi, mungkin tidak
seluruh sejarah berubah.”
“Ya, aku juga ingat sejarah-sejarah yang penting.”
Lalu Mark melihat Danny melangkah memandangnya, Mark memanggilnya
“Danny! Syukurlah kau tidak apa-apa, kawan!” Ia berlari mendekati Danny.
Joe melihat Danny mengeluarkan sebuah pistol “Falcone, awas!” Ia
berlari mendorong Mark menghindari tembakan pistol tersebut, ia mengambil
pistol cannon dan menembakkannya ke
arah Danny, Danny pun terkena tembakan tersebut dan terjatuh.
“Joe, apa yang kau lakukan! Dia temanku!”
Joe membantah “Sekarang bukan.” Joe mengambil sebuah mesin waktu
portable berbentuk arloji warna hitam dan memasangkannya pada tangan kiri Mark
“Kita harus pergi ke tahunku, tahun 2200!”
“Bagaimana caranya untuk…” Mark bertanya, Joe memotong kalimat Mark
dengan mengatur tahun tujuan pada mesin waktu itu hanya dengan layar sentuh
“2200.”
Sementara itu, Danny memasukkan jari telunjuknya untuk bersiul, ia
memanggil rekan-rekannya untuk membantunya menyerang Mark dan Joe.
Mark bertanya “Kenapa dia bersiul seperti itu?”
Joe menjawab “Gawat! Kita harus cepat pergi ke tahun 2200 sebelum…”
Tiba-tiba saja, muncul beberapa pemuda yang seharusnya menjadi
mahasiswa Harvard, mereka masing-masing memegang senjata yang super canggih,
seperti pistol laser besar, pistol cannon
besar, kecuali Hannah yang memegang tombak yang sudah ketinggalan zaman.
“Falcone, cepat tekan tombol di bawah untuk pergi ke tahun 2200!”
seru Joe saat melihat semua musuh yang mereka hadapi mengunci mereka sebagai
target dan bersiap untuk menembak.
“Ya!” seru Mark, ia dan Joe menekan tombol tersebut secara bersamaan
untuk pergi ke tahun 2200, mereka menghilang saat musuh menembak, akibatnya,
masing-masing terkena semua tembakan tersebut hingga terjatuh.
***
Sementara itu, Mike tersadar dari pingsannya, kepalanya berhadapan
dengan roda setirnya, ia melihat pada kaca depan, ia melihat bahwa ia berada di
kota Oklahoma, tapi bukan seperti kota Dallas pada saat itu, melainkan kota
mati yang terlihat sangat futuristik dan kotor. Ia turun dari mobilnya, ia
hanya menatap asap polusi di langit yang dihasilkan beberapa gedung di kota
itu, kota itu sekarang menjadi sangat kotor.
Mike mengambil ponselnya, ia melihat tidak ada sinyal telekomunikasi
sama sekali, ia melempar ponselnya ke arah yang jauh, ia mulai berjalan
mengelilingi kota tersebut, ia melihat tidak ada siapapun di kota tersebut,
keadaan kota tersebut tenang, sunyi dan mencurigakan.
***
Raina terbangun dari pingsannya di Universitas Nasional Seoul, saat
ia berdiri, ia melihat banyak sekali mayat di depan gerbang Universitas
Nasional Seoul, ia melihat mulai dari kepala pecah, terpotong, tubuh
termutilasi hingga lantai penuh dengan darah, ada juga perutnya seperti ditusuk
gergaji sehingga banyak darah yang keluar.
Raina berteriak dengan keras ketakutan setelah melihat mayat-mayat
itu “AAAAAAAAAAAARRRRGH!!!” Ia segera menekan sebuah tombol pada jam tangannya
untuk menelepon 112, nomor telepon polisi Korea Selatan“Ayo, cepatlah!!” Namun
telepon video tersebut tidak tersambung, lalu layar menunjukkan bahwa tidak ada
sinyal telekomunikasi sama sekali, lalu Raina melihat-lihat mayat-mayat
tersebut, ia menyadari bahwa tidak ada mayat Han, ia berpikir bahwa Han masih
hidup “Han! Han!” Ia berlari kembali memasuki universitas tersebut untuk
mencari Han, namun saat ia memasuki ke dalam gedung tersebut, ia melihat
dinding sudah berubah, terasa bukan universitas lagi, melainkan hanyalah
kehampaan, tidak ada benda apapun di dalam gedung itu. Ia kebingungan harus
mencari ke mana, hal yang ia terus lakukan hanyalah berteriak “Han! Han!!
Han!!”
***
Melissa terbangun dari pingsannya di depan Westminister Abbey, ia
melihat semua orang terlihat sangat panik, pernikahan yang mereka nanti-nanti
terancam diserang oleh seorang teroris yang membuat mereka pingsan. Tiba-tiba
saja sesuatu meledak di Westminister Abbey, semua orang mulai berlari meninggalkan
gedung bersejarah itu dengan panik, namun ledakan tersebut belum selesai,
terjadi beberapa ledakan di jalan, semuanya sangat panik.
Melissa sangat penasaran mengapa hal seperti ini terjadi pada hari
pernikahan kerajaan tersebut, ia berpikir mungkin ledakan-ledakan tersebut
merupakan serangan teroris, ia segera berlari meninggalkan Westminister Abbey
mengikuti kerumunan.
Tetapi, Melissa pun terhenti langkahnya karena ia ditarik oleh
seseorang dan mulutnya ditutup, orang itu berkata “Kau takkan kemana-mana,
Melissa Anderson!” Tetapi Melissa membalasnya dengan tendangan ke arah kaki
kirinya, ia berbalik dan memukul wajah, dada dan perut orang tersebut hingga
terjatuh.
Melissa menginjak dada orang itu sambil bertanya “Mengapa kau tahu
namaku? Jawab! Jangan paksa aku memukulmu dengan keras lagi!”
“Kau salah satu orang yang tidak terpengaruh.”
“Apa maksudmu?”
“Kau diincar oleh pelaku bom.” kata orang itu.
“Sial!” Melissa segera berlari meninggalkan Westminister Abbey.
***
Mark dan Joe tiba di tanggal 2 Januari 2200, mereka muncul di tempat
tidur Joe, mereka menempatkan kaki mereka di atas tempat tidur Joe, tempat
tidur Joe terasa sangat empuk, berwarna putih polos, selimut yang mereka injak
berwarna biru polos. Tempat tidur tersebut berbentuk kotak…
“Wow, aku tidak percaya, aku di masa depan! Dan… di sini belum
berubah banyak!” Mark melihat-lihat kamar tidur Joe.
Joe menjawab “Untungnya ayahku mendesain ulang seluruh rumahku, di
luar banyak gedung yang berubah secara drastis, dari beberapa laboratorium
milik ayah menjadi pabrik senjata perang. Ayahku sedang berperang sebagai salah
satu pasukan revolusi.”
Mark melihat beberapa gedung pencakar langit lewat jendela, banyak
sekali gedung pencakar langit berwarna hitam kegelapan, langit juga terlihat
amat gelap “Wow, kau tinggal di penthouse?
Ini keren sekali.”
Joe melangkah mendekati pintu, saat ia mendekati pintu kamar, pintu
tersebut terbuka secara otomatis “Falcone, kita harus cari ayahku.”
“Ya.” Mark berlari mengikuti Joe keluar dari kamar tersebut, lalu ia
belok kiri karena sebelah kanan hanyalah jendela besar saja yang menunjukkan
asap polusi dari beberapa gedung pencakar langit lainnya. Seluruh ruangan
tersebut terlihat dilapisioleh krom, maka dinding dan lantai ruangan tersebut
berwarna kurang lebih perak, ia bertanya “Ini krom?”
“Ya.” Joe berhenti di dekat lift, ia dan Mark memasuki lift
tersebut, mereka juga melihat dinding dan lantai lift dilapisi oleh krom,
dengan pengecualian tombol-tombol lantainya yang berwarna hitam dengan angka
warna perak “Oke, kita akan menemui ayahku.” Joe menekan tombol angka 4.
Tak lama setelah itu, pintu lift langsung tertutup dan lift tersebut
turun dengan sangat cepat seperti kereta ekspres, hanya beberapa detik saja,
mereka langsung sampai. Pintu lift pun terbuka, mereka melangkah keluar dari
lift tersebut.
Seluruh lantai empat gedung tersebut merupakan sebuah laboratorium
pribadi yang sangat besar…
“Pasti ayahku berada di sini.” Joe berlari mencari ayahnya di lab
yang luas itu, lalu mereka tiba di depan pintu ruangan pribadi ayahnya, pintu
tersebut disegel oleh sebuah passcode,
bukan hanya passcode, tapi juga
berbagai keamanan lainnya, ia mengeluarkan sebuah kartu dan menggeseknya di
depan pintu, ia juga mengetikkan passcode
pada layar dekat pintu tersebut, lalu muncul sebuah microphone di dekat layar sentuh tersebut, ia berkata pada mic “Joe Columbus.” Tiba-tiba saja
muncul sebuah laser cannon yang
mengarah pada Mark.
Mark panik “Joe!!”
Joe berkata lagi “Tentu saja aku membawa tamu dari masa lalu.”
Laser cannon tersebut menghilang sebelum pintu ruangan pribadi benar-benar
terbuka secara otomatis, Mark berkata lagi secara canggung “Apa itu benar-benar
perlu?”
Joe menatap Mark dengan tajam, berarti jawabannya ya, ia berkata
lagi “Masuklah.”
Keduanya memasuki ruangan pribadi tersebut, …, namun mereka menatap
seorang pria berkulit hitam, botak dan berpakaian jas kulit dan celana kain
berwarna hitam, Joe mengenali pria tersebut bernama Clark Gregg.
“Professor Gregg?” Joe heran “Mana ayahku?”
Clark tidak menjawab, melainkan bertanya “Apa ini salah satu orang
yang terpilih secara acak?”
Joe menjawab “Ya.”
Clark berjalan mendekati Mark “Kau adalah salah satu yang terpilih
untuk menyelamatkan ruang dan waktu, orang-orang yang ditakdirkan untuk
menyelamatkan seluruh umat manusia di segala waktu. Kau pasti Mark Falcone,
mahasiswa Harvard jurusan sejarah dari tahun 2015.” Clark memperkenalkan diri
“Saya Clark Gregg, saya asisten setia Daniel Columbus, penemu mesin waktu, saya
juga telah memilih secara acak lima orang manusia untuk menyelamatkan seluruh
umat manusia.”
Mark bertanya langsung secara canggung “Apa yang sebenarnya terjadi
sekarang? Mengapa temanku, Danny, menyerang kami berdua? Padahal dia sahabatku
di kampus, begitu juga dengan beberapa teman sekampus, mengapa?”
“Tidak ada waktu untuk menjelaskan.” Clark memasang mesin waktu
portable berbentuk jam tangannya di tangan kiri “Kita harus menjemput
orang-orang yang terpilih lainnya sebelum dunia semakin parah!”
Mark bertanya “Kita akan ke mana?”
“Menyelamatkan seorang sherriff dari tahun 2045!” seru Clark.
***
Mike berjalan memasuki Oklahoma, kota tersebut tidak seperti
Oklahoma yang sebenarnya, kota tersebut tampak sepi, beberapa jalan terlihat
rusak, beberapa gedung pencakar langit, termasuk Menara Devon tampak hancur dan
terabaikan.
Mike berbalik kembali memasuki mobilnya, ia pun mulai menyetir
mengelilingi kota tersebut untuk mencari apakah ada seseorang di kota tersebut
untuk diminta bantuan darinya.
Ia melihat bahan bakar mobilnya telah menipis, untuk itu ia
memutuskan untuk menepi di tempat bensin di sebelah kanan, ia menghentikan
mobilnya di dekat pom bensin, ia keluar dari mobil, ia mengambilnozzle tersebut dan memasukkannya ke
dalam tangki bensin mobilnya, namun ia melihat pom bensin di depannya
tertembak, ia segera berlari menghindari pom bensin tersebut sebelum mobilnya
meledak. Ia akhirnya melihat mobilnya meledak akibat ledakan pom bensin
tersebut.
Mike melihat seseorang yang berkostum budak hitam mulai menembakinya
dengan pistol, sementara Mike menghindar dan mengambil pistolnya untuk membalas
tembakan tersebut, tapi pistolnya tidak mempan karena senjata yang digunakan
musuhnya lebih canggih.
Tiba-tiba saja sang musuh tertembak dari belakang oleh laser yang
menembus kepalanya, sementara Mike merunduk menghindari laser tersebut, saat ia
berdiri, ia kepala orang tersebut mulai berdarah lewat lubang kepalanya, orang
tersebut pun tewas seketika.
“Ap… Apa yang terjadi?” Mike lalu memandang tiga orang yang ada di
depan dari kejauhan, ia mengambil pistolnya sambil mengarahkannya pada mereka
saat ia melihat ketiga orang itu mendekatinya.
Tiga orang itu tidak lain adalah Mark, Joe dan Clark, Mike memandang
mereka sebagai orang-orang yang mencurigakan, ia tetap mengarahkan pistol ke
arah mereka.
Clark berkata “Kami datang dengan damai, kami tak ada hubungannya
dengan orang yang menembakmu tadi.”
Mike menaruh pistolnya di saku celananya “Siapa kalian?”
“Kau adalah orang yang terpilih, kau beruntung, sebaiknya kita pergi
sebelum semuanya semakin kacau.” Clark memasangkan mesin waktu portabel berbentuk
jam tangan pada tangan kiri Mike “Kita harus pergi ke tahun 2028, di mana ada
salah satu gadis yang terpilih, kita harus cepat!” Clark pergi ke tahun 2028
terlebih dahulu, disusul oleh Joe.
Saat Mark tengah menyeting mesin waktu portabelnya, Mike menemuinya
dan bertanya “Apa yang sebenarnya terjadi? Omong-omong, kau belum mengatakan
namamu.”
Mark secara canggung menjawab “Ya… Mark, Mark Falcone, aku tak tahu,
aku juga merasa aneh saat dua orang itu mengatakan bahwa mereka dari masa
depan.”
“Jadi ada yang salah di masa depan?”
“Bisa dikatakan begitu.”
Mike merasa aneh pada Mark “Kau benar-benar aneh, Mark. Sudahlah,
kita harus pergi ke tahun 2028 untuk menolong seorang gadis. Dan… aku Mike,
Mike Shelby.” Mike menyeting mesin waktu portabelnya, ia dan Mark pergi ke
tahun 2028.
***
“Tolong!! Tolong!!” teriak Britt berlari mengelilingi perumahan di
mana rumah Norrie berada, ia berusaha untuk mencari bantuan dari seseorang,
tapi tampaknya tidak ada orang yang dapat membantunya “Tolong!!” Saat ia
berlari ke depan, ia melihat dua orang muncul di hadapannya “Tolong!!
Tolong!!”Dua orang itu berlari menemuinya, dua orang itu tak lain adalah Joe
dan Clark. Britt berkata “Tolong!! Banyak orang di sini terbunuh!”
Clark menenangkan Britt “Tenang, Britt.”
“Dari mana kau tahu namaku?”
Joe menjelaskan “Ceritanya panjang.” Ia memasangkan mesin waktu
portabel berbentuk jam tangan pada tangan kiri Britt “Sebaiknya kau ikut kami
untuk mencari dua orang terpilih sepertimu.”
Mark dan Mike tiba di depan Britt, Britt bertanya “Sebenarnya kalian
siapa?”
“Sudah kubilang ceritanya panjang.” ulang Joe.
Clark mengatakan perintahnya “Sebaiknya kita berpencar untuk mencari
dua orang lagi, Falcone, Perkins, kalian ikut aku ke Seoul pada tahun 2126! Joe
dan Shelby, kalian akan ke pernikahan Pangeran Andrew!”
“Mengerti!” seru Joe “Kita akan ke tahun 1987, Shelby.” Joe menemui
Shelby untuk pergi ke tahun 1987.
Britt menemui Mark “Jadi kau tahu apa yang sebenarnya terjadi?”
“Ya, sangat rumit,” Mark mengambil ponselnya sambil melihat tidak
ada sinyal telekomunikasi pada ponsel tersebut “Teman-temanku di Harvard
menyerangku setelah aku sadar dari pingsan.”
“Ibuku terbunuh setelah aku sadar, beberapa tetangga di dekat
rumahku juga terbunuh sangat sadis. Sepertinya ada yang mengubah sesuatu dengan
mesin waktu.” Britt bercerita “Jika aku punya mesin waktu, aku hanya ingin
mengubah hidupku kembali menjadi remaja normal, aku ingin mengubah segala yang
buruk menjadi lebih baik. Kau pasti ingin mengubah masa lalu burukmu menjadi lebih
baik. Aku hanya ingin mengubah keadaan kembali seperti semula.”
Mark hanya menjawab dengan canggung “Ya.” Ia memperkenalkan dirinya
“Mark Falcone.”
“Britt…, Britt Perkins.”
“Falcone! Perkins!” panggil Clark “Kita harus pergi!”
Mark berkata pada Britt “Ayo kita cari satu orang gadis dari masa
depan!” Ia menyeting tujuan pada mesin waktu portabelnya “Biar kubantu.” Mark
juga membantu Britt menyeting tujuan pada mesin waktu portabelnya.
“Cukup keren.” ucap Britt.
Setelah itu, Mark, Clark dan Britt menghilang menuju Seoul, Korea
Selatan, tahun 2028, sementara Joe dan Mike berangkat menuju ke London pada
tahun 1987.
***
Raina mendobrak pintu suatu
ruangan, ruangan tersebut merupakan ruangan telekomunikasi, ia menemukan Han di
sana, ruangan itu…
Han bertanya pada Raina “Maaf, apa aku mengenalmu?”
“Han, ini aku, Raina Chang, teman satu rekanmu.”
Han tidak mengingat wanita tersebut “Raina? Oh, kau sukarelawan, aku
harus pergi, gunakan radio ini untuk menipu para teroris yang meneror seluruh
Korea Selatan, mungkin ancaman serangan nuklir Korea Utara.”
“Han, apa kau tidak mengingatku?” tanya Raina saat Han bangkit dan
berjalan keluar.
Han berbalik sambil menjawab “Tidak, aku belum pernah bertemu orang
sepertimu, aku di sini hanya berperan sebagai pimpinan revolusi. Katakan saja
kalau kau presiden Korea Selatan dan kau akan menghentikan mereka” Han berlari
meninggalkan ruangan tersebut setelah menutup pintu dengan rapat.
Raina mendengar sebuah ancaman dari suara yang telah disamarkan yang
dikira dari presiden Korea Utara, ancaman tersebut merupakan bahwa mereka sudah
menguasai seluruh dunia.
Raina menyamarkan suaranya sambil menjawab “Kami sama sekali tidak
takut dengan ancamanmu, kami dari Korea Selatan.”
Sementara itu, Mark, Clark dan Britt kebetulan tiba di depan ruangan
tersebut, pintu tersebut tertutup rapat, lalu ponsel Mark berbunyi, meskipun
tidak ada sinyal telekomunikasi.
“Apa ini?” Mark mengangkat telepon tersebut, ia mendengar suara yang
disamarkan sebagai berikut:
“Kami takkan membiarkan kalian, Korea Utara, menguasai seluruh dunia
dengan senjata nuklir…”
Mark mendengar suara yang sama di ruangan tersebut “Suaranya sama.”
Clark mendekati pintu tersebut untuk mendengar “Ya, kau benar.”
Raina berkata lagi lewat radio “Dan tak ada yang akan bisa…”
Tiba-tiba saja, Clark mendobrak pintu, Raina menatap Clark, Mark dan Britt, ia
hanya menyapa “Hai, apa kabar?”
Clark menjelaskan sambil berjalan mendekati Raina “Orang yang sedang
berbicara denganmu sebenarnya para teroris, bukan presiden Korea Utara.”
“Apa buktinya?” Raina bertanya dengan nada merayu.
“Kau, seperti dua orang ini, adalah salah satu orang yang terpilih
secara acak untuk menyelamatkan umat manusia.”
“Apa maksudmu?”
Clark memasang jam tangan portabel berbentuk jam tangan pada tangan
kiri Raina “Ini, mesin waktu portabel, kami datang ke sini menggunakan ini.
Umat manusia di seluruh tempat, waktu dan ruang sedang dalam bahaya, sebagian
sejarah telah berubah, dan kita tidak dapat membiarkan sang pelaku
mengacaukannya!” Clark menghubungi Joe lewat mesin waktu portabelnya “Joe, di
sini Clark.”
Raina menemui Mark dan Britt, ia menyapa “Kalian benar-benar dua
orang yang terpilih selain diriku.”
“Ada dua lagi.” jawab Britt.
“Ya, satu lagi sedang dicari.” kata Mark.
Raina menjelaskan “Sebenarnya aku merupakan penggemar mesin waktu,
jika mesin waktu benar-benar ada, aku ingin mengubah masa lalu burukku menjadi
lebih baik.”
Mark berkata dengan canggung “Tapi sebelum itu, kita selamatkan
dunia terlebih dahulu.” Raina dan Britt tidak menjawab perkataan Mark, Mark
berkata lagi “Maksudku, ya, kita akan mengubah masa lalu secara positif.”
Raina berkata lagi “Aku ingin membuat mesin waktu sebelum semua hal
ini terjadi.”
Britt menjawab “Ya, aku juga. Pasti sangat sulit membuat mesin
waktu.”
“Banyak upaya untuk membuat mesin waktu gagal total.”
Clark memberikan perintah “Falcone, Perkins, Chang, kita kembali ke
tahun 2200! Kita akan bertemu yang lain dan memulai misi untuk menyelamatkan
umat manusia!”
***
Mike dan Joe tiba di depan Westminister Abbey, di mana sebagian
pengunjung mulai melupakan diri mereka selagi panik.
Joe berkata “Baru dimulai, sejarah ini baru saja diubah.”
“Sepertinya semua orang melarikan diri karena panik.” Mike berkata
“Masalahnya kita tidak tahu wanita yang mana yang bernama Melissa Anderson.”
“Aku sudah tahu.” Joe membalas kalimat Mike dengan tenang, saat
mereka akan berlari, beberapa ksatria robot menghadapi mereka di depan, mereka
terlihat memiliki pistol canggih, tapi Joe membalasnya dengan menggunakan
pistol berbentuk pensil dengan cannon cukup
besar, cannon tersebut mampu
menghancurkan semua robot yang menghadapi mereka.
Mike berkata “Wow! Aku tak tahu kalau ada pistol berbentuk pensil
sedahsyat itu.”
Joe menjawab “Selamat datang di duniaku.” Ia menembak robot-robot
yang muncul di hadapan mereka lagi, robot-robot pun hancur dan meledak seketika
“Kita cari Melissa Anderson! Dan… tangkap!” Joe melempar sebuah senjata pada
Mike.
Mike menangkap senjata tersebut, ia memegang sebuah pistol biasa “Ini
sebuah pistol.”
“Mereka datang!!” seru Joe saat beberapa robot kembali menghadang
mereka. Ia menembakkan kembali cannon-nya
ke arah robot-robot tersebut.
Sementara Mike memegang pistol tersebut dengan erat, ia menekan
pelatuknya, setelah itu, pistol tersebut mengeluarkan gelombang ultrasonik yang
sangat dahsyat ke arah robot-robot tersebut hingga mereka hancur tidak tahan
terhadap suara bising tersebut.
Mike berteriak “Astaga! Mereka langsung hancur dengan pistol ini!”
Joe menjelaskan “Itu pistol ultrasonik sebenarnya, itu senjata
ciptaanku, ayahku mengajari untuk menciptakan senjata hebat.”
“Sebaiknya kita bergegas untuk mencari Melissa Anderson!” Mike dan
Joe kembali berlari sambil menembak ke arah robot-robot yang menghadapi mereka
dan meninggalkan Westminister Abbey.
Sementara di Menara London, Melissa tiba di depan gedung tersebut,
kini ia harus berhadapan dengan beberapa robot yang menembakkan laser dari
mata, Melissa melompat menghindari sinar laser tersebut, ia melompat
menghindari beberapa sinar laser yang sangat menjebak yang dikeluarkan oleh
mata robot, saat ia mendarat di hadapan salah satu robot, ia menendang dan
memukul robot tersebut, namun ia terkena salah satu sinar laser tersebut,
berarti ia terkunci. Semua robot yang menghadapi Melissa masing-masing
mengeluarkan missile dan menembak ke
arahnya, Melissa kini dalam masalah, ia menutup matanya.
Namun Joe dan Mike tiba tepat waktu untuk menghancurkan missile-missile tersebut dengan senjata masing-masing, Joe menembakkan cannon dari pistol berbentuk pensil,
sementara Mike menggunakan pistol ultrasonik. Semua robot pun hancur seketika
setelah menghadapi serangan-serangan tersebut.
Melissa berbalik melihat Joe dan Mike “Kalian… Siapa kalian?”
Joe mendekati Melissa “Ceritanya panjang, tapi kau adalah salah satu
yang terpilih secara acak, pasanglah.” Joe memberikan mesin waktu portabel
berbentuk jam tangan.
“Apa ini?” tanya Melissa.
“Ini mesin waktu portabel berbentuk jam tangan, Melissa Anderson,
pasanglah, lalu kita akan pergi ke tahun 2200.”
Melissa memasang mesin waktu portabel tersebut sambil tidak percaya
“Apa kalian gila? Tidak ada yang namanya mesin waktu.”
“Sebenarnya ada.” jawab Mike “Kau akan merasakannya. Joe?”
“Kalian gila! Mesin waktu tampak mustahil.” Melissa berkata selagi
Joe menyeting waktu pada mesin waktu portabelnya, tombol travel pun ditekan, Melissa pun mendadak menghilang.
***
Melissa tiba-tiba muncul di sebuah lab pada tahun 2200, ia bisa
melihat banyak
Lalu Clark menemuinya “Anderson, selamat datang di tahun 2200.”
“2200?” gumam Melissa, ia menatap Mark, Britt dan Raina berdiri di
depan Clark sambil menatapnya.
“Shelby, Columbus, bergabunglah.” Clark meminta, setelah semuanya
berkumpul, ia menjelaskan “Namaku Clark Gregg, kalian berada di tahun 2200, ini
bukan rekayasa, ini bukan film, ini bukan main-main, ini hal nyata. Dunia
sedang dalam bahaya, sejarah-sejarah di seluruh dunia sudah mulai berubah,
sebagian dari kehidupan kita sudah mulai berubah, segalanya bisa berubah jika
kita tidak menghentikan sang penjahat ini.” Clark membuka gambar Robert Price
menggunakan motion sensor “Ini Robert Price, sang penjahat waktu.”
Raina berkata “Wow, dia terlihat tampan.”
“Ya, aku tidak menyangka orang setampan dan setua dia menjadi
penjahatnya.” ucap Britt.
Raina membalas Britt “Aku sebenarnya bukan kapten tim.”
“Aku juga.” Britt menjawab.
“Jangan berbicara saat saya menjelaskan.” Clark bertutur.
“Maaf.” Raina membalas.
“Di mana Robert sekarang omong-omong?” tanya Mike.
“Sedang dicari oleh pasukan khusus, jika mereka menemukan beliau,
kita akan segera berangkat. Kalian diberi waktu bebas hingga saya memberitahu
kalian untuk berkumpul, tapi jangan tinggalkan tahun 2200. Bubar!”
Saat semuanya meninggalkan ruangan tersebut, Raina menemui Mark
“Hai, aku Raina Chang, kau terlihat tampan saat ‘menangkap’ku, nadamu sangat
seksi, meski kau terlihat sangat canggung.”
“Aku suka caramu berkenalan, aku Mark Falcone.” Mark berjabat tangan
dengan Raina “Jadi kau ingin membuat mesin waktu?”
“Ya, aku ingin menjadi seorang penemu mesin waktu, aku ingin
mengubah masa lalu buruk menjadi lebih baik.”
“Tapi tak semua perubahan sejarah selalu baik, misalnya Robert Price
berencana untuk mengubah seluruh sejarah yang telah terjadi di dunia ini, semua
ada pengaruh negatifnya. Aku sebenarnya ingin mengubah masa laluku tanpa
merusak masa lalu orang lain.”
Raina mulai merayu “Jadi Mark, kau mau ikut misi bersamaku??”
Mark dengan canggung menjawab “Raina, mungkin… aku… tak usah
berkencan denganmu dulu, aku…”
“Ayolah, Mark, setidaknya kita punya chemistry.”
“Raina, maafkan aku, tapi aku tidak boleh berpacaran, maafkan aku.”
Mark pergi meninggalkan Raina.
“Ayolah, Mark, kau nanti akan menemuiku, kita satu tim, pikirkan
jika kau ingin diriku.” Raina berkata dengan nada merayu.
***
Sementara itu, Clark tengah mencari Robert lewat layar LCD
pendeteksi sejarah, ia menemukan sinyal aneh pada salah satu ruang waktu, yaitu
di zaman Jurassic. Clark mulai mencurigai bahwa Robert akan melakukan sesuatu
di zaman tersebut yang mungkin akan mempengaruhi seluruh ruang dan waktu.
“Robert!” seru Clark “Kami akan mengejarmu dan menghentikanmu
segera!” Ia segera keluar dari ruangan tersebut sambil menghubungi Joe lewat
mesin waktu portable tersebut “Joe, saya menemukan sebuah sinyal di jaman
Jurrasic.” Raina pun memandang Clark.
“Apa kau sudah menemukan Robert?” tanya Raina.
“Ya, di zaman Jurassic, kita akan ke sana.”
“Tapi bagaimana dengan yang lainnya?”
“Kita suruh mereka mengatur waktunya.”
Raina memanggil seluruh anggota “Kami menemukan sebuah sinyal di
zaman Jurassic, ada kemungkinan Robert berada di sana, jadi atur waktu kalian
menuju zaman Jurassic, kita akan ke sana.”
“Baik!” seru Mark.
“Ya!” balas Britt.
“Ayo kita pergi.”
“Tapi tidak mungkin kita bisa berkumpul secara bersamaan di tempat
yang sama.”
“Apapun mungkin.” Clark membalas, ia langsung pergi menuju zaman
Jurassic.
“Baiklah kalau itu yang Anda mau.” Raina menekan tombol untuk pergi
ke zaman Jurassic sebelum menghilang.
Sementara Mark, Britt, Mike, Joe, dan Melissa menekan tombol secara
bersamaan di tempat-tempat yang berbeda sambil berkata “Zaman Jurassic!”
Masing-masing dari mereka menghilang menuju jaman Jurassic.
Comments
Post a Comment