Arcade Station Episode 1 (Indonesian Version)
Episode 01: Welcome to Arcade Station!
-Flower-
Sebuah
pintu masuk game center menunjukkan
begitu ramainya dengan beberapa game
arcade dari berbagai genre.
Begitu seorang pengunjung masuk, game
Aikatsu! yang begitu ramai dengan anak kecil ikut menyambut.
Setiap
dinding game center itu terlapisi
oleh sebuah aluminium foil berwarna perak menandakan tema pesawat luar angkasa,
lantai putih juga menyambut suara bising dari setiap game arcade yang tersedia. Beberapa pengunjung dari segala usia,
terutama anak-anak, remaja, dan dewasa muda begitu menikmati setiap game yang ada.
Berbagai
keceriaan bagaikan manis ditaburi gula dan rasa frustasi bagaikan taburan garam
melapisi keramaian game center itu,
bergantung dari keberhasilan setiap pengunjung dalam menyelesaikan sebuah level pada suatu game tertentu.
Seorang
pemuda rambut hitam kecoklatan bergaya spike
ke kiri berlari memasuki game center itu,
dia buru-buru ingin memainkan game favoritnya
yang ditempatkan di posisi belakang game
center itu. Dia melewati suara bising dari setiap game yang dimainkan tanpa perlu peduli.
Ketika
dia tiba di sana, dia menyadari bahwa kedua mesin game favoritnya telah hilang dari peradaban game center itu. Dia terdiam sejenak sebelum bertanya pada seorang
petugas berseragam kemeja dan celana krem yang sedang mengepel lantai.
“Permisi,
Pak, kenapa Dance Dance Revolution sama
GuitarFreaks-nya sudah tidak ada?”
Petugas
itu menjawab, “Oh, itu, sudah tidak ada lagi yang main dua game itu, kebanyakan minta untuk meng-upgrade ke versi barunya, tapi sistem online-nya yang membingungkan. Katanya kalau mau main, harus selalu
online, kalau tidak, game-nya tidak akan jalan.”
Memang
benar mesin Dance Dance Revolution dan
GuitarFreaks yang sebelumnya berada
di game center itu sangat outdated, belum ter-update ke versi baru. Dance
Dance Revolution X2 dan GuitarFreaks
V8 sebelumnya menghuni bagian belakang game
center itu.
“Aduh,
sial,” ucap Ward melangkah menuju pusat game
center itu.
Bagian
pusat game center itu terdiri dari
mesin game yang digemari oleh
pengunjung, diantaranya Maimai, Groove Coaster, Dance Evolution Arcade, dan Danz
Base. Suara bising musik dari keempat mesin itu memang nyaring ketika
dimainkan.
Ward
duduk di kursi kuning menghadap mesin Maimai,
sebuah mesin rhythm game yang
berbentuk seperti mesin cuci dengan tombol putih berlampu mengkilap dan layar
sentuh. Versi Maimai yang terlihat di
hadapannya kini sudah Maimai Murasaki,
versi terbaru. Untungnya, Maimai di game center itu terhubung dengan
internet.
Ward
menatap seorang pemuda bermuka seperti seorang remaja dan rambut pendek yang
telah menyelesaikan stage ketiga.
Dalam stage itu dia memainkan lagu 色は匂へど散りぬるを
(Iro wa Nioedo Chirinuru wo), dia
mendapat achievement sebanyak 95,64%
dengan rank AAA.
“Sial, rating-ku turun.” Pemuda itu menekan tombol di kiri bawah untuk “skip”.
Layar mesin Maimai itu menunjukkan berapa banyak MaiZenny (mata uang dalam Maimai) yang dia dapat dan bisa
digunakan untuk membeli item pada
akhir game. Setelah tanda “Game Over” telah terlihat, dia berbalik
kembali duduk menghadap Maimai.
Ward berdiri dan mengeluarkan
dompet dari saku celana. Dia meletakkan tas di bagian bawah Maimai sebelum mengeluarkan kartu
saldo dan Aime. Dia tap kartu Aime
pada Aime Reader di antara dua kabinet player
yang menyerupai mesin cuci.
Begitu
nama ID Ward, WARD1, telah terpampang pada layar, dia menggesekan kartu saldo
untuk memasukkan kredit. Dia menekan tombol kiri bawah untuk mulai bermain.
Terpampang pilihan kategori saat awal
dia mulai bermain, berarti dia harus memilih lagu untuk stage pertama.
Ward
memutuskan untuk memilih lagu berkategori “Pops & Anime” untuk stage pertama, terlihat daftar lagu
J-Pop dan anime yang terkenal bisa dipilih untuk dimainkan. Dia memutuskan
untuk memilih lagu 紅蓮の弓矢
(Guren no Yumiya), lagu pembuka Attack on Titan, yang dibawakan Linked Horizon dengan tingkat kesulitan EXPERT
level 9.
Begitu
stage dimulai, sebuah music video mendampingi gameplay. Double tap berbentuk bintang dengan slide telah menyambut awal dari lagu itu. Sekuat tenaga Ward
menggunakan telapak tangan untuk slide pada
layar sentuh itu. Begitu memasuki verse pertama,
double tap berbentuk lingkaran kuning
muncul dari tengah menuju target tombol yang harus ditekan.
Jenis
ringnote lainnya dalam Maimai selain slide dan double tap diantaranya
single tap, target lingkaran pink
yang muncul dari tengah menuju target tombol yang harus ditekan; hold, yaitu mengharuskan untuk menekan
tombol hingga akhir dari ringnote;
dan break, ringnote apapun yang berwarna merah keemasan dan memberi skor bonus
jika ditekan tepat waktu. Hal ini juga berlaku pada double slide dan double hold dengan
menekan dua tombol secara bersamaan.
Setelah
stage selesai, muncul tulisan “FULL
COMBO”, yang berarti Ward telah menekan semua note tanpa “MISS” selama stage berlangsung. Pada hasil stage pertama, Ward mendapat achievement 97,03% dan rank S. Achievement dan scoring tentu
bergantung pada ketepatan menekan note atau
slide arah bintang yang terpampang
pada layar sentuh, ada Perfect, Great,
Good, dan Miss.
Dalam
stage kedua, Ward memutuskan untuk
memilih kategori “niconico & Vocaloid” dan memilih lagu 初音ミクの消失 (The Disappearance of Hatsune Miku) dengan tingkat kesulitan EXPERT
level 10.
Meski
awal yang mulus pada stage kedua,
Ward kesulitan saat bagian akhir di mana Hatsune Miku menge-rap bagaikan kumur-kumur, apalagi saat
dia harus menekan setiap tombol berkali-kali ketika menjelang akhir lagu.
Hasilnya, Ward mendapat achievement 94,51%
dan rank AAA pada stage itu.
Pada
stage ketiga, Ward memutuskan untuk
memilih tingkat MASTER, tingkat kesulitan tertinggi pada Maimai. Dia bergumam, “Pertama kali aku pilih MASTER.”
Dia
akhirnya memutuskan untuk memilih lagu 秘密の扉から会いにきて
(Himitsu no Door Kara), lagu
pembuka No-Rin, dengan tingkat
kesulitan MASTER level 11. Mungkin langkah yang salah saat pertama kali bermain
tingkat kesulitan MASTER.
Benar
saja, Ward benar-benar kesulitan menekan setiap tombol yang dituju dan juga slide arah pada layar sentuh. Hasilnya,
dia hampir gagal mencapai 80% yang dibutuhkan untuk clear stage. Dia hanya mendapat 82.14% dengan achievement A.
“Sial,
ternyata susah,” ucap Ward.
Pemuda
yang duduk menatap mesin Maimai dan
Ward bermain selama tiga stage kini
menyentuh layar ponsel untuk mengirim pesan pada teman-temannya lewat aplikasi
LINE. Dia mengangguk menatap Ward yang menatap tulisan “GAME OVER” pada layar Maimai.
Pemuda
itu akhirnya mengambil inisiatif untuk menyapa. “Boleh kenalan, tidak?”
“Ya.”
Ward mengangguk duduk di samping pemuda itu.
“David
Scott, biasa dipanggil Dave.” Pemuda itu menawarkan berjabat pada Ward.
“Ward,
Ward Davenport.” Ward berjabat tangan dengan Dave. “Omong-omong, dirimu anak
SMA?”
“Bukan,”
Dave tertawa.
“Masa?
Wajahmu terlihat seperti anak SMA.”
“Bukan.
Aku sudah kuliah di jurusan sastra.”
“Aku
juga kuliah di jurusan teknik informatika,” tambah Ward. “Oh iya, DDR (Dance
Dance Revolution) dan GuitarFreaks baru
saja di-drop oleh pihak Arcade
Station di sini?” Arcade Station merupakan nama game center itu.
“Soalnya
…, jarang ada yang main hanya karena DDR sama
GuitarFreaks di sini masih versi
lama. Kalau versi terbaru, harus terhubung
ke internet, kalau tidak, tidak akan bisa dimainkan,” jawab Dave.
“Begitu.
Pantas tadi seorang petugas bilang kalau sistem online DDR dan GuitarFreaks benar-benar
rumit.”
“Oh
iya, kamu main game apa saja?” tanya
Dave.
“Banyak
juga, tapi yang lebih sering Maimai, DDR,
GuitarFreaks, Pump it Up, Maximum Tune,
dan BlazBlue. Bagaimana dengan
dirimu?”
“Cukup
banyak, lebih sering Maimai, Groove Coaster, Dance Evolution, dan DJMAX
Technika. Aku juga main Maximum Tune
5.”
“Hai,
Dave!” sapa seorang pemuda rambut pendek tipis menemui mereka. “Belum main Danz Base?”
“Belum,
baru main Maimai,” jawab Dave.
“Eh,
ada onii-chan,” sapa seorang pemuda
rambut pendek bertubuh sedikit gemuk.
“Toshi,
hai,” sapa Dave.
“Belum
main nih?”
“Maimai,” Dave menunjuk mesin Maimai.
“Main
Danz Base dulu nih sama Aishiro,”
tunjuk Toshi sebelum menyusul pemuda rambut pendek tipis mendekati mesin Danz Base.
“Oke!”
“Teman-temanmu?”
tanya Ward. “Oh ya, ada komunitas kan di sini?”
“Iya,
aku juga anggota komunitas, mereka juga. Komunitas rhythm games.”
“Whoa
…,” Ward kagum.
“Mau
main lagi?” tanya Dave. “Duluan saja.”
“Oh
ya.” Ward berdiri mendekati mesin Maimai.
Dia kembali mengeluarkan kartu saldo dan kartu Aime. Dia kembali tap kartu Aime pada Aime reader dan menggesek kartu saldo untuk
memasukan kredit.
Dave
berdiri mendekati Ward dan melepas sarung tangan kuningnya. “Oh ya, lebih baik
kamu pakai glove, biar lebih mudah slide-nya. Ini. Coba pakai glove.”
“Oke.”
Ward mengangguk mengambil sarung tangan kuning Dave dan memakainya.
Ward
memilih lagu Luminize, lagu pembuka Future Card Buddyfight, yang dibawakan
FripSide, dengan tingkat kesulitan EXPERT level 8 pada stage pertama. Pada stage kedua,
dia memilih lagu ナミダと流星 (Tears and Meteor), salah satu lagu
berkategori “Original & JOYPOLIS”, dengan tingkat kesulitan EXPERT level 9.
Pada
stage terakhir, dia lagi-lagi
memutuskan untuk memilih tingkat kesulitan MASTER. Namun Dave kembali menemuinya.
“Boleh
request tidak?”
“Oh
ya,” Ward mengangguk.
Dave
akhirnya memilihkan Ward salah satu lagu kategori “Game & Variety”, yaitu Flower oleh DJ Yoshitaka dengan tingkat
kesulitan EXPERT level 10. Ward mengangguk dan menekan tombol kiri bawah untuk
memulai stage terakhir.
Setelah
stage itu berakhir, Ward mendapat achievement sebanyak 93,23% dengan rank AA. Dave akhirnya kembali
menemuinya.
“Itu
tadi bisa buat latihan sebelum kamu siap buat tingkat MASTER lho. Kamu lebih
baik melatih menggunakan lagu kategori ‘Original’ dan ‘Game’ EXPERT. Pokoknya,
latihan terus saja hingga mulai terbiasa,” tambah Dave. “Oh ya, kamu mau masuk
ke komunitas tidak?”
“Benaran
boleh?” tanya Ward.
“Nanti
kutanya ketuanya dulu lewat LINE. Dia belum datang soalnya.” Dave mengambil
ponsel dari saku celana.
“Oh
ya, aku hampir lupa, ini.” Ward menyerahkan sarung tangan kuning Dave.
“Kalau
mau beli glove, lebih baik yang
paling murah di supermarket di lantai bawah. Nanti kamu coba lagi pakai glove, akan lebih terbiasa dan enak saat
slide.”
“Oke,
nanti kubeli.”
“Sip,
ketuanya udah mengizinkanku untuk masukan akun LINE-mu. Oh ya, ID akun LINE-mu
apa?”
Ward
menjawab dengan menyebutkan ID LINE-nya dan bertanya hal yang sama. Dave juga
menyebutkan ID LINE-nya. Dengan begini, mereka saling menge-add ID LINE masing-masing. Dave juga
mengundang ID LINE Ward masuk ke dalam grup komunitas.
Ward
mendapat notifikasi masuk dari salah satu teman kuliahnya. “Sial! Aku ada kelas
mendadak! Kalau begitu aku harus pergi dulu. Aku duluan!” Ward mengambil tasnya
dan berlari keluar dari Arcade Station.
“Oke,
hati-hati,”
***
MOVEMENT RHYTHM COMMUNITY (101)
6:58
PM
Ward
Davenport joined the group.
Ian Hunter
Halo, member ke-101! (6:58 PM)
Selamat datang di Movement Rhythm
Community! (6:58 PM)
Toshiyuki Ryuzaki
Welcome new member! (6:59 PM)
Aishiro Daichi
Yeah! New member! (6:59 PM)
Selamat datang! (6:59 PM)
Don Parrish
Member ke-101! (7:00 PM)
(7:00
PM) Halo, mohon bantuannya!
(7:00
PM) Eh, di sini ada yang main DDR dan
GuitarFreaks?
(7:00
PM) Tadi sudah tidak ada di Arcade Station.
Dave Scott
Yeah! Akhirnya masuk juga! (7:00
PM)
Xephyr
Halo member baru! (7:01 PM)
Don Parrish
Sudah lenyap dari Senin lalu.
(7:01 PM)
Toshiyuki Ryuzaki
Yeah! Onii-chan! (7:01 PM)
Aishiro Daichi
Dave! (7:01 PM)
Xephyr
Iya, sudah hari Senin hilangnya.
(7:01 PM)
(7:02
PM) Sialan.
(7:03)
Aku juga baru tahu.
Ian Hunter
Huhu, DDR dan GuitarFreaks malah
hilang. (7:03 PM)
Amy Kavanagh
Malam, teman-teman. (7:03 PM)
Selamat datang, member baru.
Semoga betah. (7:03 PM)
(7:04
PM) Kalian juga main game apa saja di Arcade Station?
(7:04
PM) Aku main Maimai, BlazBlue, MT5, dan PIU.
Ian Hunter
Oh ya, jangan lupa Sabtu gath ya!
(7:04 PM)
Buat member baru juga ya! (7:04
PM)
***
“Akhirnya,
sampai juga ….” Napas Ward terengah-engah begitu memasuki Arcade Station.
Ward
melangkah menuju mesin cek saldo dan menggesek kartu saldo di sana. Dia melihat
saldonya tinggal sedikit (nilai saldo sengaja disensor). Dia mengambil dompet
dari saku celana dan melihat sisa uang tidak begitu banyak.
“Sial,
mungkin aku main Maimai dan BlazBlue saja sekali.” Ward kembali
melangkah mendekati mesin Maimai.
“Kuliah hari ini berat sekali ….”
Ward
juga mengambil ponsel dari saku celana saat duduk di kursi kuning di hadapan
mesin Maimai. Dia mengirim pesan pada
grup lewat LINE, Ada yang main hari ini?
Toshi
membalas, skip buat gath.
Aishiro
men-copy jawaban Toshi, skip buat gath.
Xephyr
membalas, skip dulu.
“Ternyata
tidak ada yang main ya?” gumam Ward.
***
Hari
Sabtu, hari yang dinanti-nantikan, Ward akan hadir dalam gathering anggota Movement Rhythm Community untuk pertama kalinya,
tepatnya di Arcade Station. Ward melihat layar ponsel untuk mengecek chat grup komunitas sambil memasuki area
Arcade Station.
Karena
akhir pekan, Arcade Station menjadi lebih ramai dari biasanya. Beberapa mesin Aikatsu! tepat di samping pintu masuk
penuh dengan anak kecil mengantre dan bermain. Suara dari setiap game lebih bising, terutama dari Time Crisis 5, Street Fighter IV, dan Tekken
7.
Ward
melangkah menemui meja kasir di dekat mesin-mesin Aikatsu untuk membeli saldo. Dia menyerahkan kartu saldo dan uang
yang harus dibayar. Sehabis kasir itu mengecek saldo Ward, dia mengembalikan
kartu itu sambil mengucapkan terima kasih.
Ward
dengan cepat melangkah menuju pusat Arcade Station yang telah dipenuhi oleh
beberapa orang, dia menyimpulkan mereka adalah anggota Movement Rhythm
Community.
Ward
terhenti saat menyadari Dave belum datang, melainkan anggota lain yang sama
sekali belum dia kenal. Ward kebingungan apakah dia harus ikut bergabung dan
sok akrab atau hanya menunggu gilirannya bermain Maimai.
Dia
melihat dua pemain Maimai dan Groove Coaster sedang bermain lagu Flower dalam waktu bersamaan, salah satu
dari anggota Movement Rhythm Community tengah merekam dengan ponsel. Ward juga
menyadari bahwa Flower memang lagu
ter-mainstream dalam sejarah game.
Gameplay video on YouTube:
Maimai:
Iro wa Nioedo Chirinuru wo MASTER
Guren no Yumiya EXPERT
The Disappearance of Hatsune Miku EXPERT
Himitsu no Door Kara MASTER
Luminize EXPERT
Tears and Meteor EXPERT
Flower EXPERT
Gameplay video on YouTube:
Maimai:
Iro wa Nioedo Chirinuru wo MASTER
Guren no Yumiya EXPERT
The Disappearance of Hatsune Miku EXPERT
Himitsu no Door Kara MASTER
Luminize EXPERT
Tears and Meteor EXPERT
Flower EXPERT
Comments
Post a Comment