Arcade Station Episode 4 (Indonesian Version)
Episode 04: Fighting! Fight till Someone Got KO-ed! -Tsuki ni
Murakumo Hana ni Kaze-
MOVEMENT RHYTHM COMMUNITY (97)
Don Parrish
Btw, kamu
menang kompetisinya, Amy? (3:25 PM)
Aku lupa (3:25
PM)
Amy Kavanagh
Hanya juara
dua. (3:27 PM)
Don Parrish
Woo!! Congrats!
(3:28 PM)
Tsuki ni Murakumo sangat catchy. (3:29 PM)
Baru mainkan
lagu itu di Maimai and Groove Coaster (3:30 PM)
Toshiyuki Ryuzaki
Whoa, begitu
mendengar liriknya, aku bernyanyi dengan kata acak dalam pikiranku.(3:31 PM)
Alden
Tsuki ni wa
mulakulo hanabi ka zeto… (3:33 PM)
Dave Scott
Misheard,
Alden? (3:35 PM)
Harusnya
begini… (3:36 PM)
Zucchini wa
mura kuma hana here cassette to (3:37 PM)
Xephyr
Zucchini! ^v^
(3:37 PM)
Aishiro Daichi
What? Haha,
zucchini. (3:37 PM)
Xephyr
Kalau begini bagaimana?
(3:38 PM)
Zucchini
ambarukmo hana ni kaastengel. (3:38 PM)
(3:39
PM) I’m laughing out loud!
(3:39
PM) LOL haha!
Ian Hunter
Tsuki ni -_- (3:41 PM)
Aishiro Daichi
Ward!! (3:42 PM)
Kamu lolos ke final besok? (3:43
PM)
Don Parrish
Haha… Misheard terkadang lucu
juga! (3:44 PM)
Ian Hunter
Tolonglah, jangan misheard… (3:44
PM)
(3:45
PM) Yeah, besok! Masuk 8 besar!
(3:46
PM) Ada yang mau nonton juga?
Dave Scott
Kupikir membuat misheard itu bukan ide
yang bagus. (3:47 PM)
Tapi… (3:48 PM)
Itu ide yang hebat! (3:49 PM)
***
Tsuki ni wa murakumo hana ni wa kaze to
Konata yori kanata e eikyuu kizukenu nara
Kumo tsukinuke kaze kirisaite
Kuon no tayutai e izanau
Itu
adalah lirik lagu yang dipermainkan di grup chat. Tsuki ni Murakumo Hana ni Kaze, diciptakan oleh Yuuhei Satellite,
dinyanyikan oleh Senya. Jika kamu tidak tahu siapa itu Senya, Senya adalah
alias dari Mayumi Morinaga. Mayumi Morinaga terkenal menyanyikan lagu-lagu
BEMANI, salah satunya, Din Don Dan,
ada di Dance Evolution Arcade dan Dance Dance Revolution.
Kebetulan,
Ward sedang bermain lagu itu pada stage ketiga
Groove Coaster. Mesin Groove Coaster terletak menghadap mesin Pump It Up yang juga terletak di samping
mesin-mesin BlazBlue.
Meski
dia menggunakan SAFE (mengubah MISS menjadi GOOD 10 kali) item dalam stage tersebut,
dia hanya mendapat rank S dan NO MISS ketika dia bermain lagu itu dengan
tingkat kesulitan HARD level 8. Dia
lebih jago bermain Groove Coaster dibandingkan
Maimai.
“Ha ha ha! Zucchini!” Gadis rambut coklat
tertawa di depan mesin Maimai.
“Bagaimana
dengan ini? Zucchini ambarukmo hana ni kastangeel,” Don menambah lirik misheard itu.
“Sudah
di LINE!”
“Xephyr,
kamu membuat kita semua tertawa!” kata Ed.
Ward
berjalan mendekati mesin Maimai sebelum
berbicara pada Dave, “Lirik misheard,
kan?”
“Yup,” jawab Dave. “Aku serius, aku akan
membuat lirik misheard lagu
itu."
“EH?!
Apa?! Serius?”
“Hai,
Ward!” sapa Ed. “Besok finalnya, kan?”
“Iya.
Aku masuk delapan besar,” balas Ward.
“Oke,
semua, cukup!” Ian tiba. “Jangan lagi ada lirik misheard! Harusnya tsuki ni,
bukan zucchini! Kenapa harus tambah ambarukmo segala coba? Aku tidak
mengerti kata itu!”
Dave
membalas, “Tak apa, hanya untuk bersenang-senang, memainkan liriknya.”
Don
menambah, “Liriknya bukan hanya enak didengar, tapi juga bisa di-misheard.”
“Tolonglah!
Aku tidak ingin kalian mempermainkan lirik itu! Mayumi Morinaga yang
menyanyikan lagu itu! Senya itu Mayumi Morinaga!”
“Eh?!”
kata Dave. “Jadi yang nyanyi Mayumi Morinaga?”
“Kamu
baru tahu?” tanya Don.
Ward
melihat jam pada layar ponselnya. “Oh sial, hampir jam empat. Sebaiknya aku
pulang, diajak keluarga makan di luar. Oh ya, jangan lupa nonton aku besok
kalau jadi datang ke Arcade Station. Aku duluan!”
“Hati-hati!”
ucap Dave saat Ward meninggalkan Arcade Station.
“Zucchini itu tsuki ni. Yup, masuk akal,” kata Ed.
“Ayolah!”
Ian benar-benar malu.
***
Hari
H final kompetisi BlazBlue, hari
Minggu, Ward dengan cepat memasuki Arcade Station yang lebih ramai daripada
biasanya. Kebanyakan pengunjung terlihat mengantre untuk bermain game-game
yang populer di game center tersebut,
seperti Dance Evolution Arcade, Danz Base, Maimai, Tekken, Street Fighter, Time Crisis 5, and Aikatsu!.
“Hai,
Ward!” Aishiro sedang melihat-lihat mesin-mesin Street Fighter.
“Ward,
kamu datang!” Toshi juga menyapa.
“Tentu
saja, kan final! Sebaiknya aku daftar ulang. Nonton ya?” Ward melangkah untuk
mendaftar ulang.
“Baiklah!
Semoga berhasil! Aku yakin kamu pasti menang!” Toshi optimis. Dia melihat
sekitar mesin BlazBlue begitu ramai
dengan pengunjung. “Ada apa ini? Di sekitar sini lebih ramai daripada
biasanya.”
“Kamu
tidak tahu?” tanya Aishiro. “Tadi kasir itu bilang kalau BlazBlue itu salah satu game terpopuler
di Arcade Station, di negara ini, selain Street
Fighter, Danz Base, dan Aikatsu!. Ini salah satu event yang diadakan Arcade Station yang
tidak ingin dilewatkan sama sekali.”
Toshi
tidak bisa berkata-kata. “Ja … jadi begitu ….”
***
“Kamu
bertingkah sangat aneh, Dave,” Hans berkomentar sambil melihat Dave bermain Maimai dengan lagu Tsuki ni Murakumo Hana ni Kaze pada stage ketiga.
“Aku
hanya butuh ide untuk kata-kata.”
“Buat
apa?”
“Lirik
misheard, buat lagu ini.”
“Oke,
cukup!” sahut Ian tiba menghampiri Don, Ed, dan Xephyr yang juga melihat Dave
menyelesaikan stage ketiga itu.
“Apa?”
tanya Xephyr.
“Ini!
Gara-gara lirik misheard kalian,
semuanya jadi membuat hal yang sama di grup! Sejujurnya, aku benar-benar
terganggu.”
Don
membalas, “Ian, ayolah, kita hanya bersenang-senang. Kita sudah menderita asin
setelah main lagu itu di setiap game di sini.”
“Hanya
karena kalian hanya mendapat satu GREAT, GOOD, atau MISS, kalian hanya ingin
mempermainkan liriknya, ya?” kata Ian.
“Lagunya
juga enak didengar, jadi Dave juga mencoba membuat lirik misheard yang cocok untuk lagu itu,” tambah Hans.
“Zucchini
ambarukmo, haha ….” Xephyr tertawa.
“Hentikan!”
teriak Ian.
***
“Semuanya
…, terima kasih sudah hadir. Mari kita mulai saja … final BlazBlue: Central Fiction-nya!” Lelaki rambut spike yang memakai baju biru itu mengangkat dan mengepalkan tangan
sambil berperan sebagai pembaca acara.
“ORYAAAAAAAAAAAA!!!” jerit mayoritas dari
penonton.
“Eh?
Ini lebih ramai,” kata Toshi.
Sang
pembaca acara memperkenalkan player yang
mendapat peringkat teratas pada penyisihan, “Mari kita sambut terlebih dahulu player dengan skor tertinggi selama
babak penyisihan! Ward!!”
Ward
berjalan mendekati mesin-mesin BlazBlue sambil
menatap semua penonton menjerit menyambutnya. Dia melihat mesin-mesin BlazBlue itu sebelum berbalik menatap
penonton.
“Yeah!! Ward!!” seru Toshi.
“Sialan!
Skor tertinggi di babak penyisihan?!” ucap Aishiro. “Keren, man!”
“Selanjutnya,
saya akan memperkenalkan tujuh player lainnya
yang juga berkompetisi di final hari ini!” sang pembaca acara memperkenalkan para
player lainnya yang berdatangan satu
per satu. “Gamer lelaki berambut
hijau, Albert!! Gamer jenius yang
masih SD, Keelan!! Seorang pemuda yang juga player
Danz Base sekaligus selebgram (user Instagram
terkenal), Gilbert AJ!! Seorang pandai besi yang membuat properti berdasarkan
anime, German!! Seorang gamer sekaligus
YouTuber, Halbert Yuzuki!! Seorang gamer jenius
berwajah Tionghoa dan berkacamata pintar, Adrian!”
Ward
bergumam sendiri sambil melihat setiap player
yang telah hadir di babak final, “Hebat. Mereka begitu hebat dalam bermain BlazBlue. Kurasa aku pernah melihat
Gilbert AJ bermain Danz Base sebelumnya.
Keelan memang jenius dan di luar dugaan saat bermain Maimai meski usianya segitu. Ini takkan mudah bagiku.”
Sang
pembawa acara memperkenalkan player terakhir,
“Yang terakhir tetapi bukan yang terlemah tentunya, player yang memiliki skor tertinggi di penyisihan batch kemarin! Player dengan skor tertinggi ketiga dalam keseluruhan penyisihan!
Gavin!!”
Gavin,
lelaki rambut coklat, akhirnya tiba menyambut sang pembawa acara dan penonton.
Ward tercengang ketika mengetahui bahwa Gavin yang datang dan lolos babak
penyisihan ternyata teman satu kampusnya dan mengambil jurusan sama.
“APA?!”
ucap Ward pelan.
***
“TIDAAAAK!!”
Gilbert menjerit setelah karakternya, Iron Tager, telah terkalahkan oleh Ragna
the Bloodedge yang digunakan Ward dengan ASTRAL FINISH.
“ASTRAL
FINISH! Ward memenangkan babak pertama! Dia lolos ke semifinal!” sang pembawa
acara itu pengumumkan,
“WOOOOOO!!!”
jerit seluruh penonton ketika Ward berbalik meninggalkan mesin BlazBlue.
“Selanjutnya,
Gavin melawan Adrian!”
Ward
berpikir ketika melihat Gavin dan Adrian mulai duduk di depan mesin BlazBlue masing-masing. Dia heran sambil
mempertanyakan mengapa Gavin yang berasal dari jurusan Teknik Informatika di
kampus sama tiba-tiba ikut dalam event
game seperti kompetisi BlazBlue:
Central Fiction.
Ward
dan Gavin memang bukan teman dekat, tetapi Gavin seringkali membawa PlayStation
Vita ke dalam kelas sambil menunggu dosen tiba. Dia mendadak teringat ketika
Gavin mempersilakan semua teman sekelas melihat dirinya bermain Persona 4 Dancing All Night.
“Terima
ini!” sahut Gavin menggunakan skill karakternya,
Hazama, untuk menyelesaikan pertarungan.
“AAAARRRGH!!!”
Adrian menjerit setelah karakternya, Noel Vermilion, telah K.O. dengan
DISTORTION FINISH.
“DISTORTION
FINISH!! Ward lolos ke semifinal!!” sahut sang pembawa acara.
“Oh
sialan, dia pakai Hazama.” Ward sadar.
***
“Kamu
sudah selesai dengan bait pertama yang misheard?”
tanya Don melihat Dave meng-copy lirik
asli Tsuki ni Murakumo pada
laptopnya.
Hans
melihat kalimat pertamanya. “Zucchini ambarukmo Hana here your kastangeel, Oh
buru ini kaku reta sok shock.”
“Cukup
aneh?” tanya Dave.
“Tentu
saja!” jawab Don dan Hans serentak.
Hans
membaca bait berikutnya, “My boo thought yuki suite kao, Hikari sha no watashi salad.”
“Lirik
misheard macam apa ini?” Ian protes
setelah menatap layar laptop Dave.
“Semacam
bahasa random yang digunakan untuk
lirik misheard. Sering sekali
digunakan di YouTube,” jawab Dave. “Sekarang aku harus mendengar reffnya lagi.”
Dia memasang earphone hitamnya pada
telinga.
Don
menyanyikan reff misheard sekali
lagi, “Zucchini ambarukmo Hana here your kastangeel. Tak tahu apa selanjutnya.”
Toshi
datang menyapa mereka, “Hei, lirik misheard,
kan?”
“Toshi?
Ward bagaimana?” jawab Hans.
“Dia
lolos semifinal,” jawab Toshi. “Aku boleh bantu juga? Aku ingin mendengarnya.”
“Tentu.”
Toshi
memasang earphone hitam Dave sebelah
kanan untuk mendengar reffnya. “Tsuki ni
wa murakumo hana ni wa kaze to, Konata
yori kanata e eikyuu kizukenu nara. Oh, aku tahu!” Dia mengetik sebuah
lirik misheard. “Kau nata yuri ke
nata eh buru. Like that.”
“Itu
bahasa random lagi?” tanya Ian.
“Yup, terpikir seperti apa,” jawab Toshi.
“Ah!
Aku tidak tahan lagi!” Ian berjalan meninggalkan Arcade Station.
“Ian!”
sahut Dave, Hans, dan Don serentak.
“Apa
aku salah?” tanya Toshi.
“Kurasa
dia juga kaget mendengar Dance Evolution
Arcade sudah di-discontinue di
Jepang,” Hans menyimpulkan.
“Ah!
Jangan bilang kalau itu benar!” teriak Dave. “Aku pensiun dari Danz Base sia-sia saja?!”
“Ayolah,
Onii-chan, tenanglah, masih ada Maimai dan Groove Coaster. Kamu juga main game-game itu, kan?” Toshi mencoba untuk
menenangkan Dave.
***
“Saatnya
grand finale!!” jerit sang pembawa
acara.
“WOOOOOOO!!!”
jerit penonton.
“Cepat
sekali!” seru Aishiro.
“Kita
akan cari tahu siapa yang akan menjadi juara BlazBlue! Ward melawan Gavin!!”
“Ward?
Benaran kamu? Dari Teknik Informatika?” tanya Gavin.
“Ya.
Aku juga baru tahu kalau kamu bermain game
macam seperti, Gavin,” balas Ward.
“Tentu
saja, BlazBlue memang salah satu game favoritku, aku takkan kalah dengan
mudah.”
“Baiklah,
let’s rock!” ucap Ward ketika mereka
berdua duduk menghadap mesin BlazBlue masing-masing.
“Tunggu?
Mereka saling kenal?” tanya Aishiro.
“Sepertinya,”
balas Toshi yang kembali menemuinya dalam semenit. “Kudengar jurusannya sama
dengan Ward.”
“Kamu
benar-benar tidak tahu.” Aishiro menggeleng.
Ward
memilih Ragna the Bloodedge, sementara Gavin memilih Hazama, tepat sebelum
pertarungan terakhir dimulai. Penonton menjerit mendukung mereka berdua,
penasaran siapakah yang akan jadi juaranya.
Lalu
semuanya menjerit sebelum babak final dimulai, “The wheel of fate is turning! Rebel one! ACTION!”
“Terima
ini! Venom Sword!” sahut Gavin menggunakan salah satu skill khas Hazama.
“Whoa!
Gavin menggunakan skill khas Hazama!”
jerit sang pembawa acara.
Ward
membuat Ragna the Bloodedge melompat menghindari serangan itu sebelum
menggunakan Inferno Divider untuk menyerang Hazama yang digunakan Gavin. Ward
melanjutkan combo-nya sebelum
terhenti di angka 5 saat Gavin kembali menyerang mengendalikan Hazama.
“Ini
pertempuran sensasional!” teriak sang pembawa acara.
“Terima
ini!” Ward menggunakan skill Ragna, Dead Spike dan Nightmare Edge.
“Whoa!”
Gavin menatap karakternya, Hazama, terkena damage
begitu banyak.
“Sekarang!”
Ward menggunakan distortion drive Ragna,
Carnage Scissors.
Tetapi,
serangan itu terhenti ketika Gavin berhasil menyerang Ward sekali lagi
menggunakan skill Hazama, Hungry
Coils, menggagalkan serangan distortion
drive Ragna. Gavin akhirnya menggunakan distortion
drive Hazama, Serpent’s Internal Rapture, menyebabkan Ragna menerima damage yang cukup banyak.
“Oh
tidak!” Ward menatap health bar Ragna
telah berubah menjadi merah, berarti health
bar-nya hanya tinggal terisi sedikit.
“Uh
oh! Ragna milik Ward tinggal sedikit lagi health
bar-nya! Akankah Hazama milik Gavin memenangkan ronde ini?” teriak sang
pembawa acara. “Ini kesempatan Gavin!”
“Terima
ini! ASTRAL FINISH!” teriak Gavin.
“Tidak
secepat itu!” Ward membuat Ragna miliknya menghindari serangan itu.
“Oh!
Ragna milik Ward menyerang Hazama milik Gavin sekali lagi!” seru sang pembawa
acara.
“Astral-ku!” Ward menggunakan Astral Heat Ragna, Black Onslaught.
“Sialan!”
teriak Gavin ketika menyaksikan Hazama miliknya telah K.O. dengan ASTRAL
FINISH.
“ASTRAL
FINISH! Pemenangnya adalah … WARD!!!!” sang pembawa acara mengumumkan.
“WARD!
WARD! WARD!” seru seluruh penonton.
Gavin
berdiri meninggalkan mesin BlazBlue-nya
sebelum menemui Ward sekali lagi. “Hei, selamat, kamu mengalahkanku.”
“Benar-benar
hebat. Kamu hampir mengalahkanku.” Ward bersalaman dengan Gavin.
“Lain
kali, aku takkan kalah!” Gavin bersemangat.
“Ya,
aku tunggu.” Ward tersenyum.
***
“Ian.”
Dave menghampiri Ian yang sedang makan di salah satu meja food court dekat Arcade Station.
Hans,
yang juga datang dengan Dave dan Don, juga menatap secarik kertas pada meja.
Ternyata selama ini Ian juga menulis lirik misheard
dari Tsuki wa Murakumo Hana ni Kaze.
“Kenapa
tidak bilang?” tanya Hans.
“Bilang
apa?”
“Ini?”
Hans menunjuk kertas itu. “Kamu juga menulis lirik misheard.”
Don
tertawa kecil. “Inilah kenapa kamu berpura-pura terganggu dengan lirik misheard yag kami buat. Lihat, kamu juga
menulis Zucchini ambarukmo juga!”
“Kamu
juga mengambil lirik kami, kan?” tanya Dave.
“Lihat,
aku juga terinspirasi oleh kalian semua. Aku juga ingin menulisnya untuk diriku
sendiri. Hanya untuk bersenang-senang pada lagu yang populer di dunia rhythm game,” ungkap Ian.
“Kenapa
tidak bantu kami saja menulis lirik misheard-nya?
Akan lebih seru kalau kita tulis bersama!” usul Dave.
“Hai,
teman-teman, di sini kalian rupanya.” Ward tiba membawa sertifikat juara
turnamen BlazBlue.
“Hei,
Ward! Kamu menang?” tanya Dave.
“Tentu
saja, lihat!” Ward memamerkan sertifikatnya.
“Whoa!”
seru Don.
“Selamat,
Ward!” ucap Ian.
Ward
menatap secarik kertas di meja itu. “Whoa, kalian menulis lirik misheard lagu yang kemarin, kan? Aku
ikut!”
“Woo!!”
seru Ian dan Don.
“Kita
mulai dari awal lagi,” usul Dave.
***
MOVEMENT RHYTHM COMMUNITY (97)
Dave Scott
Behold! (7:59
PM)
Zucchini wa
ambarukmo Hana here your kastangeel
Kau nata yuri
ke nata eh
Keez zoo Ken
your Nara
Ku moor Zucchi
your ge
Kaze kiri
saute
Kumo no tau
taite eh iza mau (8:02 PM)
Baru reffnya
(8:03 PM)
Dalam bahasa random. (8:04 PM)
Aishiro Daichi
Zucchini,
hahaha (8:05 PM)
Amy Kavanaugh
Bahasa macam
apa itu? (8:06 PM)
(8:06
PM) Tidak tahu
(8:06
PM) Mungkin bahasa random?
(8:06
PM) Hahaha
Ian Hunter
Aku tahu! (8:07 PM)
Kita buat videonya! (8:08 PM)
Dan upload ke YouTube! (8:08 PM)
***
“Besok
Spring Break.” Toshi selesai bermain Danz Base dan mengambil tasnya di depan
mesin itu. “Kamu mau apa besok?”
“Tidak
tahu. Mungkin kembali lagi ke sini,” jawab Aishiro saat mereka berjalan
meninggalkan mesin Danz Base.
Toshi
menghentikan langkah ketika dia menatap gadis yang tidak asing sedang bermain Pump It Up Prime 2. Rambut panjang gadis
itu membuat Toshi teringat dengan identitasnya. Dia berjalan mendekati mesin Pump It Up itu sementara sang gadis
sedang dalam stage kedua memainkan
lagu Produce 101 – Pick Me S15
(Single Level 15).
Toshi
menatap wajah gadis yang sudah tidak asing lagi. “Tidak mungkin ….”
Comments
Post a Comment