Strange Case Episode 10
Strange Case is classified 15+, it contains strong violence and disturbing materials, it is not recommended for people under 15.
10. In Case of Freezing
Ice Cream
Hari Selasa,
pukul 12:30, di SMA 5 Bandung, Steven menatap hasil ulangan kimianya sambil
berjalan keluar dari gedung sekolah bersama Greg, ia mendapat nilai sempurna
pada ulangan tersebut, sementara Greg hanya mendapat nilai 73. Steven merupakan
satu-satunya siswa yang mendapat nilai sempurna pada ulangan kimia.
Greg berkomentar
“Kau selalu memikirkan kesempurnaan, apa benar?”
Steven menjawab
“Tidak, aku benar-benar tidak menyangka aku akan mendapat nilai sempurna dalam
ulangan kimia ini, padahal sebenarnya soalnya cukup sulit.”
“Ya, aku juga
berpikiran sama, kita juga disibukkan oleh memecahkan kasus aneh.”
“Steven, Greg,
aku butuh bantuan kalian!” Tengku tiba di hadapan mereka “Kudengar kalian sudah
memecahkan kasus pembunuhan temannya Abby. Jadi, kemarin teman sekomplek tewas,
dan anehnya, dia benar-benar membeku.”
“Apa kau tahu
alamat korban?” Steven mengeluarkan iPhone-nya.
Tengku
mengatakan bahwa ia dan korban tinggal di daerah Padasuka, terakhir kali ia
melihat sang korban menyerukan es krim yang paling lezat sedunia, ia tidak tahu
apa merek es krim tersebut. Tengku memohon kepada Steven dan Greg untuk
memecahkan kasus tersebut, ia pun tidak lupa menyebutkan nama korban, yang tak
lain adalah Marty Abrudan.
***
Steven dan Greg
tiba di depan rumah Marty yang terletak di komplek Suci Residence yang memiliki
pagar semak-semak, dinding berwarna krem dan putih, atap berwarna coklat, dan
lantai teras berwarna putih. Mereka berdua memarkirkan sepeda motor mereka di
depan rumah tersebut dan menaruh helm mereka. Mereka melangkah menuju pintu
depan rumah tersebut. Steven mengetuk pintu, dan seorang wanita umur 40-an
membukakan pintu.
“Permisi, apa
Anda orangtua dari Marty Abrudan?” tanya Steven.
“Benar sekali.”
Wanita tersebut menjawab sambil sedih.
“Kami tahu dari
Tengku bahwa Marty tewas, kami turut berduka atas kematian putra Anda.”
“Kenapa anakku
tiba-tiba ditemukan membeku dengan tragis?”
Greg menjawab
“Kami akan mencoba untuk mengetahui apa penyebab kematiannya.”
Steven bertanya
“Apa ada yang aneh pada Marty akhir-akhir ini?”
“Dia… berkata
ingin memakan es krim terlezat di seluruh dunia, aku bahkan tidak tahu apa
mereknya, tapi merek itu tidak pernah saya dengar sebelumnya, bahkan tidak
pernah diiklankan. Saya sudah menduga bahwa merek es krim yang ia sebutkan itu
ada yang aneh-aneh.”
“Apa dia
penggemar es krim?” tanya Greg.
“Ya, dia
memiliki penyakit asma sebenarnya, saya menyalahkan sering memakan es krim yang
menyebabkan penyakit itu.”
“Bolehkah kami
masuk ke dalam rumah? Kami akan mencari bungkus es krim yang ia buang ke tempat
sampah.” tanya Greg.
Wanita tersebut
mengangguk dan mempersilahkan Greg masuk ke dalam rumah tersebut, sementara
Steven mencari di tong sampah dekat garasi, ia membuka tong sampah tersebut,
banyak sekali sampah organik maupun anorganik, setidaknya ia menemukan sebuah
bungkus es krim berwarna coklat, ia mengambil sarung tangan dari tasnya dan
memakainya, ia mengambil bungkus es krim tersebut, ia mengetahui bahwa merek es
krim yang dikonsumsi Marty adalah Krusty
Kold, merek itu memiliki logo tulisan merah dan pita biru di bawah tulisan
tersebut. Ia menaruh bungkus es krim tersebut, melepas sarung tangannya,
mengambil Samsung Galaxy Note-nya, dan memotret bungkus es
krim itu.
Greg keluar dari
rumah tersebut sambil membawa bungkus es krim satunya lagi “Steve, aku temukan
satu bungkus es krim, mereknya Krusty
Kold, dan aku tak tahu merek es krim itu.”
“Memang mereknya
tak dikenal.” Steven mulai mencari kata Krusty
Kold di Google menggunakan
iPhone-nya, ia hanya menemukan beberapa yang tidak berhubungan dengan kata
tersebut, ia mencoba menambah kata es krim “Semuanya tidak berhubungan dengan Krusty Kold, semuanya hanya iklan dan
berita yang tak penting. Oh, tapi aku menemukan sebuah berita. Seorang pria
berusia 27 tahun ditemukan tewas di dealer Auto 2000 Asia Afrika, penyebab
kematian tidak diketahui, tapi anehnya, pria itu membeku. Sama seperti Marty.
Dan komposisi es krim ini sama sekali tak tertulis di bungkus, bahkan ini tidak
terdaftar di badan POM.”
“Badan POM? Kau
tahu darimana jika ini tidak terdaftar?”
Steven
memperlihatkan bungkus tersebut pada Greg, ia menunjukkan bahwa tidak ada nomor
dari badan POM. Ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya terlebih dahulu sebelum
melanjutkan penyelidikan.
***
Kamar Steven,
pukul 14:15, Steven yang memakai kaus hitam dan celana pendek hijau menghadap
ke layar laptop mencari tweet yang
mungkin berkaitan dengan kata Krusty Kold,
ia menemukan beberapa tweet yang
mengatakan bahwa temannya berpikir ingin memakan es krim yang mereknya tidak
dikenal.
“Steven!”
panggil Greg yang baru saja tiba, ia memakai jaket biru muda, kaus Adidas berwarna biru dan celana pendek
coklat “Apa kita akan lanjutkan sekarang?” Ia melangkah menemui Steven. Steven
menyuruhnya untuk melihat tweet yang
ditemukan “Wow, sepertinya ada banyak korban yang mati membeku akibat memakan
es krim itu, apa aku benar?”
“Kita anggap itu
benar karena tweet yang kutemukan
membicarakan kematian teman mereka dengan cara membeku.”
“Steven,
sebaiknya kita panggil Craig.”
Steven menggeleng
“Jangan, dia paramedis, bukan ilmuwan forensik.”
“Tapi kita belum
ada bukti sama sekali, kita harus tanya dia!”
Ben muncul di
samping Greg di hadapan Steven “Dia benar, Steven, Craig bisa membantu.”
“Tidak, aku tak
terima saran kalian, kita takkan tanya Craig dulu.” bantah Steven.
“Kalian? Kau
bertemu Ben lagi?” tanya Greg.
Steven
mengangguk “Ya, kakakku muncul lagi di hadapanku dan di sampingmu.”
Greg dan Ben
mulai “memaksa” Steven untuk meminta bantuan Craig, tapi Steven tetap berkata
tidak, hingga ia mendapat tweet
terbaru yang ditemukannya, ia berbalik memandang layar laptopnya, ia menemukan tweet dari user bahwa mayat yang
ditemukan membeku lebih menjijikan dibanding mayat yang biasanya.
***
Rumah Sakit
Hasan Sadikin, pukul 14:19, seorang suster melangkah di sekitar ruangan UGD
yang penuh dengan pasien yang sakit dan akan dirawat di rumah sakit tersebut,
saat ia mendatangi salah satu pasien yang baru saja tiba dan terbaring di
tempat tidur UGD. Tapi suster tersebut melihat seluruh tubuh pasien tersebut
membeku. Suster tersebut kaget dan ia pun menyentuh kepala pasien, ia tanpa
sengaja mematahkan kepala pasien tersebut ke lantai, yang membuatnya berteriak
dengan keras dan ketakutan.
***
“Menarik sekali,
tweetnya, para user pasti menyalahkan es krim itu, kasus pembunuhan ini seperti
kasus keracunan makanan saja, hanya saja membuat korban mati membeku.” komentar
Greg saat tweet baru yang membicarakan es krim Krusty Kold masuk ke Twitter.
Steven mengambil
iPhone dari sakunya dan menjawab telepon dari nomor yang tak dikenal “Steven.
Craig, darimana kau tahu nomor hpku? Pasien rumah sakit mati membeku di UGD?
Oke, terima kasih.” Ia menutup teleponnya dan berkata pada Greg bahwa
pembunuhan dengan cara yang sama terjadi lagi di Rumah Sakit Hasan Sadikin
“Nama pasien yang tewas adalah Purwanto Mega Bhaksana, sayang sekali, padahal
dia baru lulus kuliah dengan nilai IPK yang cukup memuaskan, dia sempat dirawat
di Hasan Sadikin, tapi tewas setelah seluruh tubuhnya membeku, Craig tidak
memberitahu dia kuliah di mana.”
“Pertanyaan
lagi, jika para korban lagi-lagi saling berkaitan, apa kita dapat petunjuk
lagi?” Greg melihat Steven mematikan laptopnya sambil mengambil kunci sepeda
motornya dan memakai jaketnya “Kau mau ke mana?”
“Ke Hasan
Sadikin, kau ikut?”
“Ya, tentu
saja.” Greg berdiri dan keluar dari kamar tersebut bersama Steven. Mereka
melangkah menuruni tangga dan menuju garasi. Steven membuka pintu garasi
tersebut. Keduanya menyalakan mesin sepeda motor masing-masing, menaiki, dan
mulai mengendarai menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin.
***
“Jadi, ini juga
terjadi pada dua orang korban, mayat mereka ditemukan seolah-olah membeku,
tubuh mereka dipenuhi oleh es, apa benar begitu?” Craig berkata pada Steven dan
Greg sambil berjalan melewati selasar rumah sakit yang dilewati para pengunjung
maupun pasien.
“Ya, ada korban
yang namanya Marty Abrudan, dia merupakan temannya Tengku, oh, Tengku itu teman
sekelas kami, dia yang meminta kami untuk mencari penyebab kematian dan
pelakunya, kami temukan dua bungkus es krim Krusty
Kold di tempat sampah rumahnya, anehnya tidak ada nomor dari Badan POM.”
jawab Steven.
Greg
menghentikan langkahnya “Es krim itu?! Jika benar es krim itu yang membuat
korban mati membeku, maka kita harus mengadakan razia agar produk itu tidak
dijual, apalagi sampai terjual ke anak-anak, mereka bisa mati membeku.”
“Tidak, terlalu
sulit untuk mengadakan razia, bagaimana kita ke kantor Badan POM, agar es krim
ini tidak dijual.” usul Craig.
“Sebenarnya es
krim itu tidak dijual di toko manapun.” Ben muncul di samping Steven.
Craig bertanya
“Kau melihat kakakmu lagi?”
Steven menjawab
“Kakakku mengatakan sebenarnya es krim Krusty
Kold tidak dijual di toko manapun, termasuk Hypermart atau Alfamart.”
“Berarti dia
beli di halaman sekolah, bisa jadi!” kata Greg.
Steven menelepon
Tengku “Tengku, kau tahu Marty sekolah di mana? Oke, BPK Penabur? Terima
kasih.” Ia menutup teleponnya “Marty sekolah di BPK Penabur, jadi apa yang akan
kita lakukan selanjutnya?”
“Sebaiknya kita
ke kantor Badan POM dulu.” jawab Greg “Badan POM di mana sebenarnya?”
“Aku antar
kalian saja.” Craig melangkah keluar dari rumah sakit tersebut bersama Steven
dan Greg, ia membuka kunci mobilnya, membuka pintu mobil “Naiklah.”
Steven membuka
pintu mobil belakang sebelah kiri dan masuk bersama Greg, yang menutup pintu
tersebut. Craig menutup pintu kanan depan dan mulai menyalakan mesin mobilnya.
Craig mulai mengendarai mobilnya meninggalkan area parkir rumah sakit tersebut
menuju kantor BPOM Bandung.
***
BPOM Bandung,
pukul 15:19, seorang wanita berjilbab warna ungu menemui Steven, Greg, dan
Craig sambil mengembalikan bungkus es krim Krusty
Kold dan mengatakan bahwa benar merek es krim tersebut tak terdaftar dalam
Badan POM. Steven mengatakan pada wanita tersebut bahwa ada korban yang mati
membeku akibat memakan es krim tersebut, dan es krim tersebut tidak dijual di
supermarket manapun. Wanita tersebut meminta mereka untuk membawakan sampel es
krim kepada BPOM.
Mereka bertiga
keluar dari kantor BPOM, mereka menyimpulkan bahwa benar es krim merek Krusty Kold dijual secara ilegal, mereka
membutuhkan es krim tersebut untuk diberikan kepada BPOM. Steven dan Greg
memutuskan melanjutkan penyelidikan pada esok hari.
***
Hari Rabu pukul
13:19, Steven dan Greg mengunjungi SMA 25 Bandung, di mana Marty sebelumnya
sekolah di sana. Mereka mencari stand
Es Krim Krusty Kold, mereka
mengunjungi sebuah truk berwarna ungu dan putih, warna ungu di bagian atas, dan
warna putih di bagian bawah truk itu.
“Permisi, apa
kalian menjual es krim?” tanya Steven dengan halus.
Seorang pria
berseragam ungu itu mendatangi mereka dan menjawab “Ya, benar, kalian mau
beli?”
“Ya.” Greg
berpura-pura antusias “Kudengar es krim ini es krim terenak dalam sepanjang
masa! Aku mau beli rasa cokelat.”
Steven juga
mengikuti cara Greg “Ya, benar, aku beli rasa vanilla.”
Pria tersebut
memberikan es krim yang mereka beli “Kalian benar-benar beruntung, karena es
krim ini merupakan yang terenak sepanjang masa. Selamat menikmati es krim ini.”
Steven dan Greg
meninggalkan truk tersebut dan sudah tidak berpura-pura antusias ingin memakan
es krim tersebut, melainkan, mereka akan memberikan dua buah es krim tersebut
dijadikan sampel kepada BPOM. Mereka pun segera mengendarai sepeda motor mereka
menuju BPOM.
***
Pukul 18:15,
Steven dan Greg menunggu hasil uji lab es krim Krusty Kold dari BPOM di kamar Steven. Sebelum mendapat hasil yang
sebenarnya, Steven dan Greg menduga bahwa ada bahan tambahan yang tidak aman
untuk dikonsumsi, tapi mereka juga berpikir bagaimana es krim itu bisa
membekukan tubuh manusia hingga tewas. Seorang petugas yang mengenakan kemeja
hijau dan celana hitam memberikan hasil uji lab es krim tersebut. Es krim
tersebut sebenarnya tidak mengandung zat berbahaya untuk dikonsumsi, tapi
anehnya sebuah chip ditemukan di
dalam es krim tersebut yang diduga membuat seluruh es krim tetap membeku
bersama stik es krimnya.
Steven pun
memutuskan untuk kembali ke SMA 25 Bandung untuk melihat jika truk es krim Krusty Kold masih ada di sana, tapi Greg
memutuskan untuk tidak ikut.
“Steven, aku
harus siaran di IBS Radio Bandung mulai jam tujuh seperti biasa. Temukan
pelakunya dan laporkan polisi.” Greg memegang pundak Steven.
Steven melakukan
fist bump pada Greg “Pasti.” Ia
meninggalkan kantor BPOM Bandung, ia mulai mengendarai sepeda motornya menuju
SMA 25 Bandung, melewati beberapa jalan yang macet, termasuk Pasteur dan daerah
Cikutra.
Saat ia tiba di
SMA 25 Bandung, jam sudah menunjukkan pukul 18:59, ia memandang truk es krim Krusty Kold baru saja meninggalkan sekolah
tersebut. Ia mengikuti truk tersebut secara diam-diam.
***
Pukul 20:17,
Steven melihat truk tersebut tiba di sebuah pabrik kecil yang terlihat
terabaikan berwarna abu-abu. Truk tersebut parkir di depan pabrik tersebut,
sang pengemudi turun dari truk dan masuk ke dalam pabrik tersebut. Saat Steven
akan parkir, iPhone-nya berbunyi, ia menjawab telepon tersebut.
“Bagaimana?”
tanya Greg yang sedang menunggu jeda iklan di studio.
“Truk itu tiba
di sebuah pabrik besar yang kelihatannya sudah tidak pantas untuk dipakai
kembali, aku curiga kalau es krim Krusty
Kold dibuat di pabrik itu. Aku akan masuk ke pabrik itu, dan tolong telepon
Craig.”
“Aku tak punya
nomornya.” Greg mendapat aba-aba dari produser bahwa siaran radionya akan
dilanjutkan kembali “Sebentar lagi aku siaran lagi.”
“Oke, aku akan
kirimkan nomornya dan bilang kalau aku berada di pabrik di daerah Parakan Saat
sepertinya, karena aku melewati jalan Parakan Saat.”
“Oke, bro.” Greg mengakhiri percakapan.
Steven mengirim
nomor handphone Craig kepada Greg, ia
kemudian melangkah masuk ke dalam pabrik tersebut. Saat masuk, ruangan pabrik
tersebut sangat gelap, hampir segalanya tak terlihat, ia pun menggunakan lampu
senter pada iPhone-nya, ia tidak melihat apa-apa selain gambar es krim Krusty Kold. Ia belok kanan,
selanjutnya, ia melihat beberapa kabel yang terlilit dengan kencang di samping
kanan saat ia berjalan lurus. Semakin lurus, ia melihat beberapa mayat yang
membeku akibat memakan es krim itu yang tergantung di dinding sebelah kirinya,
mayat tersebut tak lain adalah para karyawan pabrik tersebut, ia kaget saat
melihat mayat-mayat tersebut, ia juga menjatuhkan iPhone-nya.
Saat Steven
mengambil iPhone-nya, ia mendengar sebuah percakapan.
“Ke… Kenapa Anda
melakukan hal itu?! Anda menipu masyarakat untuk membeli es krim itu!” teriak
sang supir truk itu.
Bos tersebut
membantah “Saya ingin melakukan ini demi uang, banyak yang suka es krim,
padahal kita tahu bahwa es krim itu berbahaya untuk kesehatan! Dan mayat beku
ini membuktikan bahwa es krim berbahaya! Sangat berbahaya!”
“Jadi Anda tidak
hanya ingin menipu konsumen?! Saya sudah tahu banyak mayat beku yang tergantung
di dinding! Anda bukan bos saya lagi! Saya keluar!”
“Tak ada yang
boleh keluar!” Bos tersebut langsung memasukkan sebuah es krim Krusty Kold ke dalam mulut supir
tersebut, supir tersebut melempar es krim itu ke lantai dan meludahi es krim
tersebut. Saat alarm berbunyi, bos tersebut memandang ke arah komputer bahwa
ada orang asing yang masuk “Seharusnya tak boleh ada orang asing di sini! Keluar
dari sini! Cepat!”
Supir tersebut
berlari keluar dari pabrik tersebut, sementara Steven pun tiba di ruang
pembuatan es krim, Steven mulai melihat-lihat ruangan tersebut, di situlah es
krim Krusty Kold dibuat, ruangan
tersebut seperti ruangan pembuatan es krim biasa yang terdiri dari mesin
pembuat es krim yang besar, hanya saja berbentuk persegi panjang. Steven
melihat beberapa chip yang tertumpuk
di dekat mesin, ia mengambil salah satu chip
tersebut, namun, setelah itu, mendadak saja seluruh dinding mulai membeku.
“Jangan
bergerak!” seru bos yang tadi yang berada di belakangnya.
“Pak, apa yang
terjadi? Anda membuat dindingnya membeku? Saya tahu bahwa Anda merupakan pelaku
pembunuhan beberapa konsumen yang mati secara membeku!”
“Itu yang saya
inginkan! Saya ingin para konsumen menderita setelah memakan es krim ini! Saya
ingin mereka merasakan apa yang saya rasakan! Anak saya meninggal karena demam
tinggi, dan ia makan es krim sebelum ia sakit! Aku juga ingin kau mati di sini,
membeku bersamaku!”
“Pak, ini belum
berakhir, Anda tidak harus bunuh diri di sini!”
“Diam! Jangan
harap kau bisa keluar dari sini!”
Steven melihat
semakin banyak dinding yang mulai membeku, ia berharap agar Craig segera tiba,
ia memperingatkan bos tersebut “Pak, kita harus keluar dari sini sebelum
terlambat!”
“Tidak! Aku
ingin mati membeku, biarkan es memenuhi pabrik ini, biarkan aku mati!”
Steven berlari
menuju pintu darurat, namun pintu tersebut sudah membeku, ia segera berlari
melewati jalan yang ia lalui sebelum ke ruangan pembuatan es krim. Saat ia tiba
di lobi pabrik tersebut, ia melihat pintu sudah membeku, namun jendelanya
hampir membeku, ia mengambil sebuah tongkat yang kebetulan ada di sampingnya
dan memecahkan jendela tersebut, ia pun berhasil keluar dari pabrik tersebut
melewati jendela.
Bertepatan
dengan itu, Craig tiba, sayangnya, dia terlambat, karena meski kasus sudah
terpecahkan, pelaku sudah dipastikan tewas membeku bersamaan dengan isi pabrik.
Steven berkata bahwa sang pelaku memutuskan untuk bunuh diri menggunakan chip untuk membekukan seluruh pabrik,
tapi Craig tidak mengerti mengapa. Steven menjelaskan bahwa anak pelaku
meninggal akibat demam tinggi setelah memakan es krim.
“Sebaiknya kau
pulang sebelum kau dimarahi.”
Steven pun
mengangguk, ia memakai helmnya dan mulai mengendarai sepeda motornya menuju
rumah.
***
Pukul 20:59,
Greg menyelesaikan kalimat akhirnya sebelum siarannya selesai, ia berpamitan
pada pendengar dan mengatakan bahwa IBS Radio Bandung akan kembali bergabung
dengan siaran nasional yang dimulai semenit selanjutnya. Ia melepas headset-nya dan keluar dari studio. Para
produser memujinya setelah mengetahui bahwa kurang lebih limapuluh persen
pendengar di kota Bandung mendengarkan siaran radionya. Greg pun keluar dari
IBS Radio Bandung HQ.
Saat ia akan memakai
helmnya dan menyalakan mesin sepeda motornya, ia mengambil Samsung Galaxy Note-nya dan menjawab telepon.
“Greg, kau bukan
berasal dari sini, bukan?” tanya sang penelepon misterius.
“Ini siapa? Kau
mau apa dariku?” tanya Greg dengan lantang.
“Apa kau bukan
berasal dari sini?!”
“Siapa ini?!
Darimana kau tahu namaku?!” Telepon pun langsung terputus, Greg mencoba
menghubungi kembali penelepon tersebut, tapi nomor tersebut tidak aktif “Sial!”
Comments
Post a Comment