Strange Case Episode 12 (Season Finale)
The season finale of Strange Case is classified 16+, it contains strong violence, disturbing materials, and science fiction themes, it is not recommended for people under 16.
12. In Case of The
Future
IBS Radio
Bandung HQ, pukul 21:07, Greg keluar dari gedung tersebut dan menerima sebuah
telepon dari seorang penelepon misterius. Penelepon misterius itu lagi-lagi
menuduh Greg bahwa ia bukan berasal dari sini, Greg tidak tahu bahwa kata
“sini” yang dikatakan penelepon tersebut mungkin kota Bandung atau masa kini.
“Apa yang kau
bicarakan? Ini siapa? Apa maksudmu aku bukan lahir di Bandung?” tanya Greg,
telepon langsung putus “Sial!” Greg berupaya untuk menghubungi kembali
penelepon tersebut, tapi ia dipukul dengan pemukul kasti dari belakang yang
membuatnya terjatuh dan pingsan. Ada tiga orang yang mendatanginya.
“Dia benar-benar
bukan dari sini.” Ucap sang penelepon misterius “Kita bawa dia kembali ke
tempat asalnya, masa depan. Jangan sampai Steven tahu kalau kita membunuh Ben
dan ayahnya serta menculik Greg.”
Satu orang lagi
berkata “Setidaknya kita bunuh mereka sebagai human sacrifice, serta kita andalkan korban yang terbunuh untuk
mengaktifkan eksperimen portal waktu untuk kembali ke masa depan.”
Ketiga orang itu
menyeret Greg ke sebuah mobil hitam, ternyata mobil hitam itu pernah terlihat
saat Devon tertembak.
Seorang produser
keluar dari gedung tersebut dan kebetulan melihat mereka sambil berteriak
berlari, tapi terlambat, mobil tersebut langsung pergi. Produser tersebut
memanggil polisi.
***
Rumah Sakit
Hasan Sadikin, pukul 21:35, Devon dibawa ke UGD oleh paramedis, ia ditempatkan
di salah satu tempat tidur. Seorang dokter tiba dan segera memeriksa Devon, ia
berkata bahwa pernafasannya melemah karena dipenuhi dengan darah, tapi detak
jantungnya stabil. Dokter tersebut meminta kepada suster untuk mengambilkan
selang buatan untuk membantu pernafasan dan sebuah jarum suntik untuk mengeluarkan
darah dari paru-paru.
Steven juga tiba
di depan rumah sakit tersebut, tapi ia mendapat panggilan masuk dari seorang
produser dari IBS Radio, ia menjawab panggilan tersebut.
“Steven, saya
salah satu produser dari IBS Radio Bandung, Greg diculik! Aku melihatnya! Aku
melihat tiga orang berjas hitam memukul kepalanya dengan tongkat kasti, lalu
mereka menculiknya. Aku tidak tahu siapa mereka!”
“Apa ada yang
aneh pada Greg saat siaran tadi?” tanya Steven.
“Tidak, tidak
ada yang aneh. Dia siaran seperti biasanya.”
“Oke, aku akan
datang ke sana segera. Terima kasih.” Steven mengakhiri percakapan, ia kaget
saat ia berbalik, Craig menemuinya, ia langsung bicara pada intinya “Greg
diculik tiga orang berjas hitam setelah siaran radionya selesai.”
“Aku berpikir
salah satunya adalah penelepon misterius, aku tahu Greg dapat telepon itu saat
siaran radio.”
“Kita tak punya
petunjuk selain ke IBS Radio Bandung HQ untuk mendapat penjelasan dari salah
satu produser. Dan kau pernah melihat orang berjas hitam?”
“Aku pernah
melihat mereka! Mereka orang-orang aneh, aku tak tahu apa mau mereka, tapi
katanya, mereka benar-benar penjahat. Jika benar itu mereka, maka mereka patut
dicurigai.”
“Craig, aku akan
ke rumah Greg besok untuk mencari petunjuk yang ditinggalkan sebelum ia
diculik.”
***
Rumah Greg,
Sabtu, pukul 07:15, Steven mulai bertanya pada Derek setelah dipersilahkan
masuk dan duduk di sofa ruang tamu yang berwarna merah. Ruang tamu tersebut
tertata dengan rapi, meja penuh dengan toples-toples yang berisi kue kering
dari J&C Cookies seperti Nastar, CornFlakes Cokelat, Koko Krunch, Putri Genit, dan Kaastengels.
Seorang pembantu memberikan secangkir teh kepada Steven.
“Maaf
merepotkan.” ucap Derek.
“Tidak apa.”
Steven mulai meneguk secangkir teh tersebut.
Derek mengatakan
pada Steven “Kau teman yang baik bagi Greg, aku tahu Greg sudah memperlakukanmu
seperti saudara sendiri, dia juga telah membantumu untuk memecahkan kasus-kasus
yang tergolong aneh. Om temukan ini pada tengah malam.” Derek memberikan satu
kertas kecil kepada Steven.
Steven membaca
tulisan yang berkata bahwa pelaku menklaim bahwa Greg bukan berasal dari masa
kini, penjahat juga mengatakan bahwa Greg sudah berada di “tempat dan waktu”
seharusnya ia berada. Steven membaca kalimat yang aneh berupa “Dia telah berada
di tempat dan waktu seharusnya ia berada”, kata “waktu”-nya itu justru yang
membingungkan, ia berdiri dan pamit “Saya harus pergi, dan saya ambil surat
kecil ini, aku akan menemui teman untuk mendiskusikan hal ini. Aku akan temukan
Greg.” Steven mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan rumah tersebut.
***
Rumah Sakit
Hasan Sadikin, pukul 08:02, saat Steven tiba di lobi, Craig menemuinya.
“Steve, om-mu
sudah sadar dan dia ingin berbicara denganmu.” ucap Craig.
“Dia ada di
kamar berapa?” Steven melangkah menuju lift bersama Craig, ia menunggu lift
tiba di lantai dasar.
Craig
memberitahu Devon dirawat di sebuah kamar di lantai 5, saat pintu lift terbuka,
mereka berdua memasuki lift tersebut. Steven menekan tombol 5 sebelum pintu
lift tersebut menutup. Lift tersebut mengantar mereka menuju lantai lima. Saat
tiba, pintu lift tersebut terbuka dan mereka berjalan keluar dari lift
tersebut. Mereka mulai mencari kamar yang disebutkan oleh Craig. Saat mereka
menemukan kamar tersebut, mereka masuk, mereka melihat kamar yang terlihat umum
untuk kamar rumah sakit.
“Hai, Steven.”
sapa Devon yang terbaring di tempat tidur menatap Steven.
“Om, bagaimana
keadaan om?” Steven langsung menemui Devon.
“Masih sakit
setelah dioperasi, tapi om akan segera sembuh, jangan terlalu dihiraukan.”
Craig bertanya
“Apakah orang-orang yang memakai jas hitam yang menembak Anda adalah
orang-orang jahat? Anda tahu siapa mereka?”
“Saya hanya
ingat sebagian, menurut desas-desus, mereka mengaku bahwa mereka dari masa
depan, mereka berkata bahwa mereka datang secara damai, tapi mereka berbohong,
rumor yang paling parah adalah mereka melakukan banyak sekali human sacrifice, pembunuhan dengan cara
aneh. Steven, Om tahu kalau kau memecahkan banyak kasus, dan kasus-kasus itu
berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini. Om juga punya informasi lainnya,
mereka juga membuat obat nootropik agar manusia bisa mendapat kekuatan lebih
dan aneh, seperti melihat hantu dan membaca pikiran. Om juga agak bingung
sekali, hanya saja, om berpikir bahwa memang benar mereka datang dari masa
depan.”
“Masa depan?
Greg! Dia berada di masa depan! Tapi bagaimana cara mereka datang ke masa
depan?”
“Menurut rumor
yang om dapat, orang-orang itu pergi melewati semacam portal waktu di sebuah
gedung yang tampak kumuh dan terabaikan. Om tidak tahu apa-apa lagi selain
itu.”
Steven
mengeluarkan iPhone-nya dari saku celananya dan mulai mengetik apa yang
dikatakan oleh Devon “Om, satu lagi, apa ayah dan ibu pernah bertemu mereka?”
Devon menjawab
lagi “Ayahmu pernah bertemu mereka bersama om, dan om tidak ingat setelah itu.”
Steven mengambil
iPhone-nya lagi dan mendapat sebuah SMS yang isinya hanya empat buah angka,
yaitu “2112”. Steven tidak mengerti apa maksud angka tersebut, ia berpikir
untuk mencari lokasi di mana markas para penjahat tersebut.
“Steven, semoga
berhasil, semoga temanmu berhasil kau temukan.” ucap Devon.
“Terima kasih
banyak, om.” Steven membuka pintu kamar tersebut “Craig, ayo.” Ia dan Craig
berjalan keluar dari kamar tersebut.
“Kurasa aku
melihat sebuah markas yang disebutkan Devon tadi dalam pikirannya, ada di jalan
Parakan Saat, setidaknya tempat itu adalah pabrik es krim Krusty Kold yang sudah tutup itu.”
“Kita ke pabrik
itu, mungkin om benar, satu atau dua kasus berkaitan dengan penculik Greg dan
mungkin juga pembunuh kakakku. Setidaknya banyak petunjuk yang bisa kita dapat.
Ditambah, aku tidak mengerti apa itu obat nootropik, katanya aku bisa melihat
Ben berkat obat itu, tapi aku tidak pernah mengkonsumsi obat itu.”
***
Greg terbangun
di sebuah tempat tidur yang sudah tidak layak pakai di sebuah kamar yang
tampaknya mengkhawatirkan, cat tembok sudah mengelupas, bahkan ada tulisan
huruf Mandarin serta tanda valve
berwarna merah. Ia pun langsung bangkit dan segera berlari keluar, tapi
sayangnya, satu-satunya pintu di ruangan tersebut terkunci dari luar.
“Hei! Buka
pintunya! Buka pintunya!” Greg mengetuk pintu tersebut dengan keras, setelah
itu, ada orang yang menaruh tray yang sudah ada sepiring roti dan secangkir air
dari pintu bawah tepat di depan kaki Greg. Greg bertanya “Di mana aku?!”
“Nǐ yīnggāi duō chī! (Kau harus makan!)”
jawab orang itu dalam bahasa Mandarin, orang itu langsung pergi begitu saja.
“Hei, di mana
aku?! Jangan pergi!!” teriak Greg, ia memukul pintu keras-keras, ia mengambil
tray tersebut, dan memakan roti tersebut di tempat tidur, namun ia merasakan
bahwa roti yang ia makan sama sekali tidak enak dan ia memuntahkan roti
tersebut ke dalam gelas, ia melempar roti tersebut ke arah tray. Ia menatap
jendela, jendela tersebut menunjukkan pemandangan tanah yang sudah tidak hijau
lagi, melainkan hanyalah sebuah jalanan yang penuh dengan gedung-gedung tinggi.
Ia menyentuh kaca jendela tersebut sambil menatap pemandangan tersebut dengan
tampang khawatir. Greg kembali berbaring di tempat tidurnya sambil mengeluarkan
Samsung Galaxy Note-nya dari saku
celananya, sayangnya, baterai hanya tinggal lima persen dan tidak ada sinyal
sama sekali. Ia mulai kesal dan marah.
***
“Kau yakin ada
di dalam pabrik es krim ini, Craig?” tanya Steven saat tiba di depan pabrik es
krim Krusty Kold.
“Itu menurut apa
yang kulihat dalam pikiran om-mu, tak salah lagi, tempat itu ada di dalam
pabrik ini.”
“Tapi seluruh
pabrik ini sudah membeku karena chip
yang dinyalakan oleh pemilik pabrik ini.”
“Pasti sebagian
pabrik ini tidak membeku.” Craig berjalan menuju pintu masuk pabrik tersebut
dan membuka pintu tersebut, ia menunjukkan pada Steven bahwa ruangan tersebut
sudah tidak dipenuhi dengan es lagi “Esnya sudah benar-benar mencair, tapi
bagaimana bisa secepat ini?”
Steven menjawab
“Pelaku menyalakan api agar esnya mencair, tapi biasanya bisa saja ada yang
terbakar, tapi kelihatannya tidak ada.”
Steven dan Craig
memasuki pabrik tersebut, mereka melangkah menuju bekas ruangan pembuatan es
krim.
“Steven.”
panggil Craig sambil membuka pintu di belakang mesin pembuat es krim “Pasti
tempatnya di sini!”
Steven mengikuti
langkah Craig dan masuk ke dalam ruangan rahasia, setiap kali mereka melangkah,
mereka melihat ada tulisan di setiap dinding seperti “Dilarang masuk” atau
“Keep out”, ataupun kalimat bahasa Mandarin dan Rusia yang artinya kurang lebih
sama, Steven dan Craig memang tidak tahu bahasa Mandarin ataupun Rusia.
Mereka melihat
satu pintu lagi, tapi ada tulisan “Keep
out or you’ll be in real danger! Seriously!” Mereka tidak memedulikan
tulisan tersebut dan membuka pintu tersebut. Di dalam ruangan tersebut, mereka
melihat sebuah portal di sebelah kanan dan sebuah kapsul besar di sebelah kiri.
Steven melangkah dan memandang kapsul itu dari dekat serta menyentuh kaca
kapsul itu, ia menduga bahwa kapsul tersebut tempat pembuatan obat nootropik
secara otomatis.
Craig memeriksa
portal tersebut, ia melihat portal itu berwarna abu-abu dan ada mesin di
samping portal tersebut, ia juga mengambil lembaran kertas yang memuat biodata
beberapa orang dari atas meja samping kiri portal, termasuk diantaranya Greg
“Steven, kau mungkin ingin melihat ini.”
Steven menemui
Craig dan melihat-lihat lembaran kertas itu, ia tidak hanya melihat biodata
Greg, tapi juga biodata orang lain, termasuk Landon, yang menjadi korban
pembunuhan oleh keluarga robotnya, ia juga melihat foto-foto korban dari kasus
yang berhasil ia pecahkan “Sesuai dugaan om Devon, semua kasus yang aku
pecahkan bersama Greg ternyata berkaitan dengan semua ini, termasuk Matt, dia
seharusnya tewas sebulan yang lalu, lalu ia kembali ke masa lalu untuk membunuh
Brendan, kemungkinan dia menggunakan portal ini untuk membunuh Brendan. Kedua,
Landon, katanya dia salah satu eksperimen, tapi dia mungkin salah satu eksperimen
ini juga. Yang ketiga, Dara, gadis yang bunuh diri karena diejek teman-temannya
karena hamil, untungnya bayinya selamat. Dan korban lainnya yang berkaitan
dengan semua ini, termasuk Debbi yang dibunuh Ariana, Nona Blanevich, dan Pak
Bram, dan juga Ana, si penyihir.”
“Dan coba kau
lihat lagi biodata Greg.”
Steven membuka
kembali biodata Greg, ternyata ia menemukan tulisan 2112 di samping kanan
bawah, tulisan itu sangat kecil, bahkan ukuran fontnya kurang lebih enam hingga delapan “Ini angka yang sama yang
kudapat lewat SMS, 2112, aku tak mengerti, apa hubungan Greg dengan angka
2112."
“Mana kutahu.”
jawab Craig.
Steven
meletakkan kembali lembaran kertas tersebut, ia mulai berpikir bagaimana
langkah mereka selanjutnya, Steven berpikir sambil melihat mayat Ben yang
terbaring di dalam kapsul. Sementara Craig mulai mengamati portal, ia juga
mengutak-atik layar sentuh di sebelah kiri portal, ia menemukan tombol history, ia menekan tombol itu dan
muncul sebuah daftar angka dari 2 hingga 4 digit. Ia melihat angka yang paling
atas adalah 2112, Craig mengetahui bahwa angka yang paling atas merupakan tahun
yang terakhir kali dikunjungi, ia segera memberitahu Steven
“Aku tahu di
mana Greg.”
***
Greg duduk di
tempat tidur setelah ia melepas pakaiannya hingga hanya celana boxer brief hitamnya ia hanya berdiam
diri saja tidak tahu harus apa, ia terus memandang pemandangan gedung-gedung
tinggi, ia merasa panas dan haus, keringat bercucuran dari mukanya hingga ke
seluruh badannya, terlihat banyak sekali keringat di dadanya. Ia kembali
berbaring lemas di tempat tidurnya.
Lima menit
kemudian, seseorang membuka pintu, wajahnya mirip orang Cina, maka ia berbicara
dalam bahasa Mandarin “Nǐ chūqù zǒu zǒu,
yěyǒu zhòngyào de gōnggào. (Kau harus keluar, ada pengumuman penting.)”
Greg menemui
orang tersebut dan berteriak “Sebenarnya di mana aku?! Aku tidak berbicara
bahasa Mandarin!”
Orang itu
menarik Greg keluar dari kamar tersebut “Gēn
wǒ lái, nǐ de yīfú bù chuān. (Ikut aku, tidak usah memakai bajumu.)”
“Hei! Aku belum
pakai kausku!” teriak Greg.
Orang tersebut
membawa Greg keluar dari sebuah gedung yang tinggi, orang itu mengantar Greg ke
depan sebuah balai kota yang penuh dengan barisan beberapa remaja laki-laki
seusianya, ada yang bertelanjang dada seperti Greg, ada yang tidak.
***
Steven dan Craig
tiba di tahun 2112 lewat portal waktu tersebut, mereka tiba di sebuah pusat
kota yang metropolis, hampir tidak ada tanaman di sekitar, yang ada adalah
asap-asap polusi. Semua orang disekitar mereka berjalan-jalan seperti biasa.
Pusat kota itu bagaikan Times Square.
Banyak iklan yang tertata dalam bahasa Inggris, Cina, dan Rusia.
“Jadi ini masa
depannya ya? Masa depan Bandung seperti ini?” tanya Steven.
“Sebenarnya
menurut pikiran orang-orang yang berjalan semua negara di Asia sudah dikuasai
Cina, kecuali Arab Saudi, Cina masih menganggap Arab Saudi merupakan tempat
yang suci.” Ia berhenti berbicara saat ia melihat pria yang memiliki rambut
ungu dan jabrik serta memiliki bekas luka berbentuk halilintar “Oh tidak.”
“Ada apa?”
“Orang itu melihat
kita, dia bertugas untuk menangkap orang yang mencurigakan, dia akan menangkap
kita! Dan aku mendapat pikiran kalau dia yang membunuh kakakmu dan ayahmu!”
“Apa maksudmu?
Dia pelakunya?” Steven melihat semua orang berhenti beraktivitas “Kenapa
semuanya berhenti?”
“Dia mengirim
sinyal otak untuk…, kita harus lari! Kau adalah target berikutnya!” Craig dan
Steven langsung berlari dikejar oleh semua orang di sekitar mereka. Saat mereka
berbelok kanan ke jalan yang lain, mereka melihat sebuah mobil yang memiliki
tampilan futuristik berwarna umumnya hitam dan ada garis biru di samping
ban-bannya.
“Ada mobil! Kau
yang mengemudi?”
“Ya!” Craig dan
Steven masuk ke dalam mobil itu, saat Craig menyalakan mesin tersebut, ia
langsung mengebut dengan kecepatan tinggi dengan api keluar dari knalpot mobil
tersebut, meninggalkan semua orang yang mengejar mereka “Ini sudah maksimum
bagiku!”
“Sekarang kita
harus ke mana?” tanya Steven.
“Aku tak tahu,
sebaiknya kita cari informasi terlebih dahulu!” jawab Craig.
Saat mereka tiba
di sebuah gedung yang menunjukkan tulisan “One
of our experiments must die!” Steven berpikir kata experiments itu mungkin bermakna sama dengan kata eksperimen yang
digunakan oleh keluarga Sunendra terhadap Landon. Lalu muncul tulisan “Come to city hall for the sacrifice ceremony!”
“Sebaiknya kita
ke balai kota sekarang juga!” ucap Steven.
“Tapi balai kota
biasanya ada di pusat kota, kita tidak bisa kembali lagi!”
“Pasti bisa!
Dengan menekan sebuah tombol fly.”
Steven menekan tombol fly yang
berwarna biru, dan mendadak saja, mobil tersebut terbang “Wow! Ini hebat! Cepat
ke pusat kota!”
“Steven, kau
bisa lihat kebanyakan tanah di sini merupakan gurun dan tidak ada tanaman sama
sekali, berarti bagaimana mereka bisa mendapat oksigen jika begini?”
“Craig, awas!”
teriak Steven saat Craig akan bertubrukan dengan mobil dinas yang berwarna
sama, mobil dinas itu terbang ke belakang mereka dan menembak mobil dari
belakang.
“Sial! Kita
ditembak, adakah senjata yang bisa digunakan?” tanya Craig.
“Aku saja yang
menembak, ada senjata di mobil ini!” Ia menekan tombol fire, keluarlah sebuah missile
dari depan mobil yang mengarah mobil yang mengejar mereka, missile itu kena mobil dinas tersebut 100 persen dan membuatnya
hancur.
Saat Craig
melihat balai kota tersebut, ia mendarat di atap balai kota. Craig dan Steven
keluar dari mobil tersebut. Mereka berlari menuju pintu yang terbuka, mereka
melewati tangga. Steven mengambil sebuah pistol yang kebetulan dilihatnya.
“Steven, apa
yang kau ambil?! Taruh itu!” tanya Craig.
“Untuk berjaga-jaga,
jika ada orang yang menyerang kita.” Steven juga memberikan satu pistol yang ia
temukan lagi pada Craig.
Mereka
melanjutkan menuruni tangga, mereka tiba di sebuah dapur yang kosong, tidak ada
orang sama sekali. Mereka berjalan ke selasar pusat kota tersebut sambil
melihat tulisan bergerak “A person who
will be the sacrifice will be announced shortly” dilanjutkan dengan kalimat
Mandarin yang sepertinya bermakna sama.
Craig berhenti
sejenak dan melihat ke lapangan, ia melihat banyak anak laki-laki yang
berbaris, ia mulai mencari Greg dengan kekuatan membaca pikiran, ia memanggil
Steven “Aku menemukan Greg!”
Mereka segera
berlari ke lapangan tersebut, namun saat mereka akan masuk, mereka langsung
dicegat oleh dua orang petugas.
“Bié dòng! (Jangan bergerak!)” ucap kedua
petugas sambil mengarahkan pistol mereka ke arah mereka.
Craig langsung
menembak kedua petugas tersebut, tak lama, beberapa petugas muncul dari lobi
balai kota tersebut. Mereka mencoba untuk menembak Steven dan Craig, Craig
membalas tembak petugas-petugas tersebut.
“Steven, cari
Greg, aku akan halangi mereka!” perintah Craig.
Steven langsung
berlari ke lapangan, saat ia ditemui petugas yang membawa pistol, ia langsung
menembak petugas tersebut tanpa berkata apa-apa. Steven berlari menuruni tangga
ke lapangan, ia juga melihat seorang walikota yang berbicara di depan mikrofon
kembali ke memasuki pintu di belakang di arah baratnya. Ia kembali menuruni
tangga untuk turun ke lapangan, ia melihat banyak anak laki-laki yang berbaris
di lapangan tersebut, ia mulai mencari Greg, ia memeriksa setiap anak laki-laki
yang berbaris.
Greg melihat ke
belakang dan ia benar-benar melihat Steven, ia melambaikan tangan sambil
memanggil Steven.
Steven akhirnya
menemukan Greg, ia berlari menemuinya “Greg, syukurlah aku menemukanmu! Apa
yang terjadi?”
“Aku tak tahu,
petugas yang membawaku memakai bahasa Mandarin, aku tidak mengerti. Dan ada
salah satu dari mereka yang mengatakan bahwa salah satu dari kami akan menjadi sacrifice.”
“Greg, ke mana
pakaianmu? Kau hanya memakai boxer brief?”
“Aku tak sempat
memakainya saat petugas menarikku ke sini dengan paksa.”
“Oke, tidak ada
basa-basi lagi, kita harus lari dari sini! Dan…” Steven mengeluarkan kaus ganti
dari tasnya “Kebetulan aku bawa kaus dan celana, pakailah.”
“Oh tidak.” Greg
melihat pria yang memiliki rambut ungu dan jabrik serta memiliki bekas luka
berbentuk halilintar sambil setelah ia memakai kaus dan saat ia memakai celana,
ternyata pria itu pernah di temui Steven di pusat kota “Dia walikotanya.”
“Dia bukan hanya
walikotanya, dia yang membunuh kakakku. Kita harus lari sebelum dia membunuh
kita!”
Steven dan Greg
segera berlari meninggalkan lapangan tersebut, menaiki tangga dan mereka
menemui Craig yang sedang menembak beberapa petugas.
“Lari!” teriak
Steven pada Craig sambil berlari bersama Greg dan menembak beberapa petugas.
Mereka bertiga
pun belok kiri, kembali ke dapur kosong, beberapa petugas mengejar mereka
sambil menembak.
Steven, Greg,
dan Craig menaiki tangga menuju atap, lalu mereka kembali menaiki mobil
tersebut dan Craig menerbangkan mobil tersebut meninggalkan balai kota. Craig
mulai mengebut kembali ke pusat kota, dalam perjalanan, mereka dikejar oleh
beberapa mobil petugas yang menembak mereka, salah satu tembakan petugas
berhasil mengenai mobil yang mereka tumpangi.
“Sial! Kita
tertembak! Bersiaplah untuk mendarat mendadak!” ucap Craig, ia mendaratkan
mobil tersebut di pusat kota secara tidak aman. Mobil tersebut terjatuh di
sebuah jalan pusat kota. Mereka bertiga segera keluar dari mobil tersebut
setelah mendarat.
“Mana portalnya?
Mana portalnya?!” teriak Steven sambil berlari kembali dengan Greg dan Craig
dan mendadak dikejar oleh semua orang sekitar serta petugas.
“Steven,
portalnya!” Greg menunjuk sebuah portal di sebuah gang “Itu portal yang kau
cari!”
“Mereka
membawamu kemari lewat portal itu, Greg!”
Mereka bertiga
berlari menuju gang tersebut, namun kaki kanan Craig ditembak oleh salah satu
petugas yang menyebabkannya terjatuh. Steven dan Greg menghentikan langkah
mereka saat mereka berada tepat di depan portal tersebut dan melihat Craig.
“Steven, Greg,
masuk ke portal itu! Selamatkan diri kalian!” seru Craig.
Steven dan Greg
segera masuk ke portal tersebut dan kembali ke pabrik es krim Krusty Kold dengan selamat, namun karena
portal waktunya belum mati, ada petugas yang berusaha untuk masuk bersama
dengan sang walikota. Steven segera menekan tombol off saat setengah tubuh tiga orang yang mengejar mereka masuk.
Portal tersebut akhirnya mati dan membuat tubuh kedua petugas dan sang walikota
terbelah dengan sadis dan terjatuh, menyisakan hanya tulang dan darah. Steven
melihat layar tersebut dan mengetahui bahwa Craig tidak selamat di tahun 2112,
ia mengasumsikan bahwa Craig sudah mati, tak lama kemudian, portal tersebut
rusak. Ia menjatuhkan pistol tersebut karena semua sudah berakhir.
Steven dan Greg
berjalan keluar dari pabrik es krim tersebut, saat mereka membuka pintu gedung
tersebut, Steven dan Greg melakukan salam khas mereka seperti biasa, Steven
lega melihat Greg bisa kembali bersamanya sebagai sahabatnya.
Keduanya duduk
di jok sepeda motor tersebut dan Steven mulai mengendarai sepeda motor tersebut
meninggalkan pabrik es krim tersebut. Pertama, ia mengantar Greg pulang ke
rumahnya sebelum pulang.
***
31 Desember,
pukul 09:15, keberadaan ibunda Steven masih belum diketahui, pihak polisi
mengasumsikan bahwa beliau tewas, tapi jasadnya tidak ditemukan. Sejak pergi ke
masa depan, Steven masih bisa melihat beberapa hantu, tapi bukan Ben, ia masih
tidak mengerti mengapa Ben mendadak menghilang sebagai hantu. Steven melihat
nilai rapor semester tiganya di ruang tamu, ia mendapat nilai di atas 85 untuk
pelajaran matematika, fisika, kimia, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris,
sementara pelajaran biologi dan sejarah ia mendapat nilai kurang dari KKM.
Steven
membukakan pintu setelah bel pintu berbunyi, ia menemui seorang laki-laki yang
tampaknya masih muda dan berumur 19 tahun.
“Apa Anda Steven
Gilbert?” tanya lelaki tersebut.
“Ya, itu saya.”
“Steven, Anda
saya tahan karena kami mengetahui bahwa kau pergi ke masa depan secara ilegal.”
Lelaki tersebut memborgol kedua tangan Steven dan memasukkannya ke dalam mobil Opel hitam itu.
Saat Steven
dimasukkan ke dalam mobil, ia bertanya “Saya ingin bertanya, ini memang aneh.”
Rocco langsung
menjawab tanpa selesai mendengar pertanyaan “Ya, kau bisa melihat hantu? Kami
duga kau menggunakan obat nootropik.”
“Kenapa bisa begitu?
Dan siapa kau?”
Rocco menjawab
saat ia menyalakan mesin mobilnya “Jawaban untuk pertanyaan pertama sangat
rumit, jawaban untuk pertanyaan kedua, aku jawab secara non-formal, aku Rocco,
agen O.T.S.A. Divisi Strange Case.”
Ia mulai mengendarai mobil tersebut meninggalkan komplek Setra Dago, ia akan
mengantar Steven ke suatu tempat, mungkinkah penjara?
***
Greg sedang
dalam perjalanan menuju tujuan yang dituju ayahnya. Ayahnya, Derek, yang
menyetir di jalan raya.
“Ayah, sudah
kubilang aku tidak mau ikut dalam liburan ini, membosankan.” keluh Greg.
“Tidak! Kau
tidak boleh liburan di rumah, paling tidak kau hanya main game, kau juga mendapat libur siaran radio!” bantah Derek tegas
dengan tanpa sadar ia tidak melihat lampu merah.
Tiba-tiba truk
besar yang berwarna hitam menabrak mereka dari kanan mobil yang mereka tumpangi
setelah membunyikan klakson dan mengerem mendadak hingga benar-benar menabrak
mobil tersebut.
Comments
Post a Comment