Teen Secret Agent Episode 1


The following episode is classified PG, for general reading, but may be unsuitable for young children.

Pilot
Reddale International School, Jakarta, Indonesia,  siswa-siswi yang berpakaian bebas, tidak seperti sekolah lain yang “memaksakan” siswa-siswi mereka untuk memakai seragam putih abu atau sebagainya, tengah terlihat berjalan-jalan mengelilingi sekolah, mengobrol dengan teman-teman ataupun mengambil buku dari loker
Aaron McGarrett, pemuda kelahiran Nashville, Tenessee, Amerika Serikat, menemui temannya yang bernama Oli, sahabatnya sejak kecil, di ruang loker berisi loker-loker berwarna abu-abu. Oli sedang mencari ponsel Xperia Play-nya. Oli suka bermain game, terlebih yang berhubungan dengan PlayStation. Oli membuka lokernya dan melanjutkan mencari ponselnya.
Aaron memiliki tinggi badan 183 centimeter, rambut coklat kehitaman, mata coklat muda, dan ia juga merupakan cowok terpintar di kelasnya, ia terlihat memakai kaus kuning, kemeja biru muda dan celana putih. Sedangkan Oli memiliki rambut coklat muda, mata biru, dan ia kurang lebih memiliki tinggi yang sama dengan Aaron, ia memakai kemeja putih tanpa kaus dalam dan celana jeans biru.
“Kau sedang cari apa, Oli?” tanya Aaron.
“Hp Xperia Play-ku, aku tak bisa semangat tanpa hp-ku.” jawab Oli sambil mengeluarkan semua barang dari tasnya di dalam lokernya, akhirnya, cowok kelahiran Inggris tersebut menemukan ponselnya, ia mulai bermain PlayStation di ponselnya seperti biasa.
Aaron melihat banyak siswa-siswi yang berjalan-jalan di selasar sambil meninggalkan ruang loker tersebut, sementara Oli hanya fokus bermain sambil berjalan. Ia dan Oli juga melihat Casey, teman sekelasnya yang berasal di Australia, di dekat ruangan kelas biologi. Aaron memanggil Casey, tapi Casey terus memandang gadis yang berkerudung putih tersebut, tampaknya pemuda berambut hitam pendek yang berpakaian kemeja biru muda dan celana hitam itu naksir pada Luna!
“Kenapa Casey seperti itu?” tanya Oli.
“Ah, aku tahu! Casey menaksir Luna, ‘kan?” tanya Aaron saat ia dan Oli menemui Casey.
Casey langsung menyuruh Aaron dan Oli diam, ia tampak malu untuk mengatakan bahwa ia suka Luna, cewek berkerudung tadi yang berpakaian serba putih. Oli ingat bahwa Jumat malam nanti akan ada pesta dansa. Berhubung hari itu merupakan hari Rabu, Oli mengatakan bahwa ini kesempatan Casey untuk mengajak Luna, tapi Casey terlihat tidak “pede”.
“Ayolah, Casey, aku juga akan mengajak cewek, kok!” ucap Oli “Ini kesempatanmu selagi dia tak punya pacar!”
“Tapi…” ucap Casey.
“Ayo, Casey, jadilah cool lad!” seru Aaron “Be nice, be cool!”
“Oke.” Casey segera menemui Luna yang sedang duduk membaca buku Pelajaran Lingkungan Hidup di samping ruangan kelas biologi, ia menarik nafas saat Luna menatapnya, ia langsung menyapa Luna.
Hello, Casey. What’s up?” tanya Luna.
Well, kurasa ini agak aneh ya, kau lagi baca buku PLH?” jawab Casey, ia malah mengatakan basa basi.
“Ya, kita seharusnya melestarikan lingkungan hidup, itu ‘kan penting banget. Pelajaran PLH besok lho. On Thursday.”
Okay, I hope you enjoyed your study, and I have to go.” Casey berlari menemui Aaron dan Oli setelah menjawab dalam aksen Australia.
“Kau bodoh sekali!” ucap Oli.
“Aku malu! Mau mengajak Luna tapi malah basa basi tentang PLH!”
Bel masuk kelas akhirnya berdering, semua murid yang berada di selasar segera masuk ke kelas masing-masing. Memulai pelajaran seperti biasa, pelajaran-pelajaran yang rumit hingga bel pulang berbunyi, iPhone Aaron berbunyi saat ia berjalan keluar dari kelasnya, ia mengangkat video call masuk itu, ternyata tampak muka seorang gadis cantik yang memiliki rambut hitam panjang lurus yang menelepon.
Gadis tersebut memiliki muka yang amat sangat cantik bebas jerawat, rambut panjang dibelah dua berwarna coklat kehitaman, ia sedang memakai kemeja hijau dan rok panjang biru.
“Halo, Aaron, tadi belajar apa saja?” tanya gadis itu.
“Ya, banyak, jadi apa misinya, Jessica?” jawab Aaron.
“Kantor pusat melaporkan bahwa mesin video game dari Jepang di sebuah pabrik telah dicuri oleh seseorang yang tak lain adalah Gahwand.”
“Wow, musuh bebuyutanku. Aku harus pergi ya?”
“Oh ya, orang itu ingin ketemu kamu di Monas.”
“Siapa?”
“Si pemilik pabrik itu, Aaron.”
“Oke, aku akan pergi sepulang sekolah.” Aaron mengakhiri percakapan sebelum pergi ke kelas kimia.
***
Sepulang sekolah, Siva, pemuda yang memiliki rambut hitam spike yang berpakaian kemeja hitam dan celana hitam menemui Oli sambil mengikuti Aaron secara diam-diam.
“Kenapa Aaron sering bertingkah aneh dan selalu menghilang?” tanya Siva pada Oli.
“Mana kutahu.”
“Ayolah, Oli, kau ‘kan satu SD dengan dia di London, kau juga satu SMP dengan dia di Nashville!”
“Kau sudah mengatakan kalimat itu sebelas kali, Siva. Btw, aku duluan!”
“Yo, bro!”
Oli bukannya berjalan pulang, tapi ia memutuskan untuk mengikuti Aaron yang menaiki mobil Chevrolet Aveo warna biru. Saat Aaron membuka pintu depan kanan mobil, Oli diam-diam berjalan mendekati mobil tersebut, ia bersembunyi di belakang mobil, ia secara diam-diam membuka pintu kanan belakang mobil, ia menutup pintu tersebut sebelum berbaring di lantai bawah dekat jok belakang. Aaron pun tidak menyadari bahwa temannya bersembunyi di lantai bagian belakang mobil, ia mulai mengendarai mobilnya, menuju Monas, ia melewati jalan tol yang penuh dengan puluhan mobil, tapi cukup lancar. Ia mengendarai keluar dari jalan tol, dan beberapa kilometer kemudian, Aaron akhirnya tiba di depan Monas, ia memakirkan mobilnya dan turun dari mobil serta melangkah, Oli membuka pintu bagasi mobil sebelum keluar dari sana dan mengikuti Aaron secara diam-diam, ia mendekati Aaron dari jarak jauh. Seorang pria gemuk yang memakai baju formal berwarna hitam dan celana jeans biru menemui Aaron.
“Kau pasti Aaron, ya?” tanya pria itu.
“Ya, benar, Anda direktur pabrik salah satu pembuat video game itu ya?”
“Benar, saya Bima Satrio, perusahaan saya terkenal membuat game arcade, game-game kami sering menggunakan mesin dan teknologi dari Jepang, dan sayangnya mesin itu dicuri. Terlebih si pencuri itu menyandera dua orang pekerja.”
“Dua orang disandera, menarik, kira-kira siapa pelakunya?”
“Ini, lihatlah video ini.”
Aaron menonton video tersebut, dan ternyata pencuri itu tidak lain adalah pria yang sering dipanggil professor aneh yang bernama Gahwand, yang sering memakai baju lab putihnya, ia berpikir apa rencana jahat Gahwand kali ini. Oli juga mencuri dengar hal tersebut sambil mendekati, namun ia tanpa sengaja terjatuh karena menginjak tali sepatunya yang tidak terikat dengan benar. Aaron berbalik memandang Oli.
“Oli!?”
“Maaf jika mengganggu Anda.” ucap Oli.
“Maaf, pak, ini biasanya tidak terjadi! Saya harus pergi!” Aaron langsung menarik Oli masuk ke dalam mobilnya.
“Pantas kau menghilang dan bertingkah aneh seperti tadi!” ucap Oli saat Aaron menutup pintu kiri depan mobil.
Aaron membuka pintu kanan depan mobil dan duduk di jok supir sambil berkata “Oli, tenang, aku bisa jelaskan!”
“Aaron, kita ‘kan sahabat sejak kecil, kita satu SD di London, satu SMP di Nashville, dan sekarang kita satu SMA di Jakarta! Kau tidak bilang-bilang kalau kau ada pekerjaan sampingan! Sebenarnya kamu itu agen rahasia? Kalo ya, itu akan keren banget!”
“Koreksi, Oli, aku ini Teen Secret Agent, aku memang harus menyelesaikan misi untuk mengalahkan penjahat.”
“Wow, sudah kuduga! I have a friend who is teen secret agent!”
“Oli, jangan bilang hal ini pada siapapun?”
“Termasuk Casey dan Siva?”
“Namanya juga Teen Secret Agent, baiklah, demi menjaga rahasia, kau jadi sidekick-ku.”
Oli heran “Sidekick?”
“Maksudku partner, rekan dalam menjalankan misi.” Aaron menyalakan mesin dan akhirnya mengebut menuju lab Gahwand.
***
Aaron dan Oli akhirnya tiba di pabrik video game tersebut, mereka turun dari mobil, Aaron memandang gedung berwarna merah tersebut dengan sedikit jendela, ia melempar tali ke atas atap, mereka langsung memanjat ke atas atap tersebut.
“Aaron, ini tinggi sekali.” ucap Oli gemetaran.
“Ini salah satu bagian dari menjadi Teen Secret Agent, Oli.” ucap Aaron terus memanjat.
“Oke.” Oli bergumam “Jangan takut ketinggian, Oli, jangan takut.” Oli memanjat gedung tersebut sambil ketakutan.
Saat mereka mencapai atap gedung tersebut, mereka menempatkan kaki mereka di lantai atap tersebut, mereka melihat Gahwand dan para pekerjanya sedang sibuk membuat sesuatu dengan mesin video game tersebut dari sebuah kaca. Aaron melubangi kaca atap tersebut dengan diam-diam agar mereka bisa turun. Aaron melihat lokasi kedua sandera yang terikat dengan tali tersebut sambil duduk menunggu pertolongan.
Aaron memberitahu rencananya pada Oli “Ini rencananya, Oli, kau alihkan perhatian Gahwand, aku akan menyelamatkan kedua sandera itu.”
“Gahwand itu yang memakai jas putih itu?”
“Ya.” Aaron mulai memegang tali sambil menuruni menuju lantai tersebut.
Sementara itu, pasukan milik Gahwand yang berkostum ungu hampir selesai mencuri semua mesin video game dari Jepang itu. Gahwand sudah tidak sabar karena ia ingin cepat-cepat keluar sebelum Aaron tiba untuk mengalahkannya.
“Pakai lama benar! Cepat selesaikan! Aku tahu kalau itu besar, tapi cepat! Mana helikopternya!?” bentak Gahwand pada para pasukannya.
“Gahwand!” panggil Viki, asisten Gahwand, yang mengagetkannya, wanita tersebut memakai baju biru yang terlihat elegan dan seksi.
“Viki, jangan mengagetkanku!”
“Kita harus cepat keluar dari sini sebelum…”
“Aaron kesini ‘kan? Pasukan kita lagi berusaha, tapi mereka pakai lama segala!”
Tiba-tiba muncul seorang gadis di layar lebar, tak lain adalah Jessica di televisi layar lebar, dan Oli mengubah suara tersebut menjadi suaranya, Oli berseru sebagai Jessica “Hello, everyone, welcome to Xperia TV!
Gahwand melihat layar tv tersebut “Siapa itu!?”
“Pasti Aaron menyewa gadis itu lagi.” ucap Viki.
“Kali ini suaranya laki-laki.” Gahwand menambah, ia melihat sebuah kabel di dekatnya “Ooh…” Kabel tersebut mengarah pada belakang layar tersebut, ia berjalan mendekati sumber kabel itu.
Sementara Oli menarik perhatian Gahwand, Viki, dan pasukan mereka, Aaron membebaskan kedua sandera tersebut secara diam-diam, ia melepas ikatan tali pada kedua sandera tersebut dan menyuruh mereka untuk berlari diam-diam.
Gahwand langsung menembak sumber koneksi ke televisi tersebut, Oli langsung melompat dan mengambil ponselnya, namun ia ditangkap oleh Gahwand.
Gahwand berkata pada Oli “Sekarang acaramu dihentikan.”
“Gahwand!” panggil Aaron menatap Gahwand dari kejauhan.
“Ah! Aaron McGarrett! Sial! Lagi-lagi kita ketahuan!” seru Gahwand kaget.
“Oh tidak lagi, si teen secret agent itu, ayo, Gahwand, kita hampir selesai, kita harus cepat-cepat pergi dari sini.”
Tiba-tiba saja helikopter muncul dan membawa mesin video game yang berasal dari Jepang itu hingga menghancurkan seluruh atap gedung tersebut, Gahwand, Viki, dan semua pasukan mereka melarikan diri, Aaron gagal menghentikan mereka.
“Selamat tinggal, Aaron McGarrett! Kau gagal! MWA HA HA HA!!” teriak Gahwand.
Oli menemui Aaron yang menatap helikopter tersebut “Aaron,”
“Ini belum berakhir, Oli.”
***
Hari Kamis, Oli kembali ke sekolah dan ternyata ia lupa mengajak cewek untuk datang bersamanya ke pesta dansa. Ia memandang Casey masih merasa malu, Oli merasa bahwa ia punya ide. Tapi ia akan mengatakannya pada waktu istirahat. Waktu pun mulai terasa cepat saat mereka mulai belajar, tanpa terasa sudah mulai waktu istirahat, di saat Luna sedang membaca buku PLH di kantin dan memang benar bahwa pelajaran selanjutnya adalah PLH. Aaron, Oli, Casey, dan Siva diam-diam memandang Luna sambil membawa “cue card” yang besar. Luna sedang membelakangi mereka dan tampak tidak tahu.
“Ayo, Casey, ini kesempatan!” bisik Oli.
“Ayo, kau pasti bisa! Jangan malu!” bisik Aaron.
“Tinggal baca cue card saja.” bisik Siva.
“Oke.” Casey menarik napas sementara Siva diam-diam bersembunyi di belakang kursi yang sedang diduduki Luna. Casey meninggalkan Aaron dan Oli untuk menemui Luna, ia mengajak gadis itu sambil melihat cue card yang dipegang Siva, ia mengatakan dengan logat Australia “Would you… go to… the dance… with me?”
Luna melempar bukunya ke belakang hingga mengenai Siva yang membuatnya terjatuh dan menjatuhkan cue card tersebut, Luna berkata “Casey, aku hormati banget Australian accent-mu, but, kau merasa malu.”
“Ya, benar.”
“Sebenarnya, ini akan jadi pesta dansa pertamaku, seharusnya kau mengajakku dengan pede, bukan dengan cue card yang terbuat dari karton putih besar itu.”
Cue card?” Luna menatap Casey dengan tajam setelah Casey mengatakan hal tersebut “Ya, ini pertama kali aku mengajak seseorang ke pesta dansa.”
“Ya, lain kali ajak aku lagi, but with confidence.” Luna meninggalkan Casey menuju kelas.
Aaron dan Oli melihat Siva yang bangkit, mereka menemui Siva dan membantunya untuk bangkit, tapi Siva tanpa sengaja menunjukkan cue card tersebut pada seorang gadis berambut hitam memakai bando pink di kepala dan kaus pink serta celana biru muda.
Gadis tersebut sayangnya menjawab… “Tentu, Siva.”
Oli memukulkan tangan kanannya ke arah kepalanya, sementara Aaron hanya menggelengkan kepalanya, Siva pun terkejut mengapa gadis tersebut langsung menjawab pertanyaan cue card-nya.
***
Sepulang sekolah, Aaron dan Oli memasuki mobil Chevrolet Aaron serta menerima panggilan video masuk dari Jessica, ia bertanya bagaimana situasinya.
“Itu dia! Jessica, maukah kau ke…” tanya Oli.
Jessica langsung memotong “Maaf, Oli, aku masih harus di Bandung, tak bisa ke Jakarta, apalagi kita ‘kan beda umur.”
“Kau tahu apa rencana Gahwand dengan mesin video game Jepang itu?” tanya Aaron.
“Menurut laporan, Gahwand akan menggunakan mesin itu untuk membuat sebuah robot raksasa yang akan menghancurkan seluruh Jabodetabek. Gawat banget, ‘kan? Sekarang dia lagi di bangunan Gahwand’s Incorporated.”
Roger, I’ll be there.
“Halo, Aaron.” sapa Melati, seorang gadis yang memiliki rambut hitam dan memakai bando putih di kepalanya, ia memakai kaus putih, jaket krem dan rok panjang putih itu menemuinya di dekat jendela depan kanan mobil yang terbuka “Where are you going?
“Sebenarnya…”
“Melati, aku ingin bertanya, maukah kau…” tanya Oli.
“Maaf, aku sudah ada cowok yang ingin kuajak, yaitu…”
“Oh, maaf, Melati, kami harus pergi.” ucap Aaron, ia segera menyetir mobil dengan cepat dan meninggalkan sekolah tersebut.
Melati terlihat kesal setelah Aaron dan Oli pergi meninggalkan sekolah tersebut, ia pun memutuskan untuk pulang.
***
Bangunan Gahwand’s Incorporated, Jakarta Selatan. Bangunan tersebut terlihat seperti gedung pencakar langit seperti kebanyakan gedung di Jakarta, tapi lebih aneh, faktanya, gedung tersebut berbentuk huruf F dan berwarna ungu. Gahwand terlihat hampir menyelesaikan robot raksasanya. Sementara Aaron dan Oli diam-diam memasuki bangunan tersebut dan tiba di tempat dimana Gahwand berada.
“Oke, kita berpencar saja.” usul Aaron.
“Berpencar, tapi kenapa?”
“Kalo kita bareng, mungkin tidak aman dan mereka akan langsung menangkap kita. Omong-omong, ini.” Aaron memberikan pistol laser kecil kepada Oli. Mereka mulai berpencar, Aaron memandang Gahwand yang tengah hampir selesai membuat robot raksasanya. Sementara Oli hanya berjalan secara diam-diam, tapi ia tanpa sengaja menyentuh laser dan membuat alarm berbunyi yang membuat seluruh pasukan menatapnya.
“Uh… Hai…” Oli menyapa sebelum langsung berlari menjauhi pasukan-pasukan tersebut yang mengejarnya.
Sementara Aaron akan menghentikan Gahwand dengan menembakkan laser, namun Viki menghentikannya dan membuat Aaron menjatuhkan pistol lasernya, ia mencoba meraih pistol tersebut, tapi Viki memukul badannya, ia menghindari pukulan tersebut.
Mereka mulai bertarung dan saling memukul dan menghindar. Oli yang masih dikejar oleh pasukan itu akhirnya memutuskan untuk menggunakan laser untuk menembak pada pasukan tersebut dan membuat mereka terlempar ke arah Gahwand.
“Hi hi hi, kalian terlambat! Aku sudah menyelesaikan robot raksasaku!” teriak Gahwand, ia menekan tombol merah untuk mengaktifkan robot tersebut, pada akhirnya muncul robot raksasa berwarna merah yang Gahwand sebut, robot itu terbuat dari mesin video game dari Jepang “Oke, robotku, serang mereka berdua!”
Robot tersebut mulai menyerang Aaron dan Oli dengan missile. Aaron dan Oli berusaha untuk melarikan diri dan menyerang balik robot itu, dan Aaron malah menelepon Jessica.
“Aaron, ini bukan waktunya menelepon!” teriak Oli.
“Kita butuh bantuan, Jessica ‘kan seorang hacker.”
“Aaron?” panggil Jessica.
“Jess, aku butuh bantuanmu, hack sistem robot yang Gahwand buat.”
“Aku sedang mencoba.” Jessica mengetik sistem yang akan diretas, dan ternyata kata sandi dibutuhkan, ia mencoba menebak kata sandi tersebut, dimulai dengan Gahwand, dan ternyata kata sandinya salah.
“Cepat, Jess!” seru Aaron, Viki menyerangnya hingga Aaron menjatuhkan iPhone-nya. Aaron memukul wajah Viki, lalu Viki membalasnya.
Sementara Oli menghindari missile robot tersebut, selagi ia menghindari serangan itu, ia tanpa sengaja menendang muka Gahwand.
“Duh, apa sih kata sandinya! Oh, ohayou?” Jessica mengetikkan ohayou, ternyata masih salah juga, ia mencoba kata konichiwa, ternyata salah juga. Namun ia sempat-sempatnya menonton sitkom Hot in Cleveland yang menampilkan parodi iklan bertajuk Ozawa Industrial Brothers’ Ladypants di televisi dekat komputernya, ia mencoba untuk memasukkan kata Ozawa. Kebetulan sekali, kata sandi tersebut benar! Ia berhasil meretas robot tersebut dan mendapatkan kendalinya, ia berseru saat wajahnya muncul di layar robot itu “YES!!”
“Bagus, Jessica!” seru Oli.
“Apa?” teriak Gahwand saat melihat robot itu dikendalikan oleh Jessica. Robot itu menghancurkan hampir segalanya yang berkaitan dengan proyek yang sedang dikerjakan oleh Gahwand. Gahwand berteriak dengan keras “Apa yang kau lakukan, robot! Proyek-proyekku! Tidak!!” Ia berlari mendekati robot yang sedang menghancurkan beberapa proyeknya.
“Ada cara lagi buat mengatasi hacker!” seru Viki sambil mengaktifkan firewall yang menyebabkan Jessica kehilangan kendali robot itu.
“Apa?!” teriak Jessica sebelum wajahnya menghilang dari layar robot itu.
“Sial!” teriak Oli, lalu ia melihat tombol self-destruct pada robot itu “Tombol self-destruct!”
“Memang, Gahwand menaruh tombol itu, dia bodoh sekali.” ucap Aaron, ia melemparkan tali pada robot itu dan mulai memanjat untuk sampai untuk menekan tombol tersebut. Viki berusaha menghentikannya, namun dihentikan oleh Oli yang menendangnya.
“Hei, I think I can do some kung-fu!” seru Oli, ia menggunakan teknik kung-fu-nya yang masih “amatiran” pada Viki, Viki menahan serangan tersebut dan membanting Oli, Oli langsung melompat dan menendang Viki lagi.
Gahwand juga berusaha untuk tidak membiarkan Aaron menekan tombol self-destruct, ia mengejar Aaron, tapi Aaron sudah keburu menekan tombol itu. Aaron langsung melompat dan membawa Oli keluar dari bangunan tersebut. Robot itu akhirnya meledak, dan Gahwand serta Viki akhirnya menerima kekalahan mereka.
“TERKUTUK KAU, AARON MCGARRETT!” teriak Gahwand.
“Dasar bodoh,  sudah kubilang jangan pasang tombol itu!” teriak Viki.
***
Reddale International School, Jakarta. Aaron, Oli, dan Siva memandang Casey berusaha mengajak Luna ke pesta dansa. Namun Casey kembali menemui mereka.
“Aku tak bisa! Aku tak akan ke pesta dansa malam ini.” kata Casey.
“Jangan menyerah, bro!” seru Siva.
“Mungkin kau butuh makeover.” usul Oli.
“Tak ada waktu untuk itu, Oli!”
“Casey, pede saja, anggap saja kalau dia suka kamu.” ucap Oli.
“Halo, Casey! Halo, semua!” sahut Luna menemui mereka.
Casey langsung menyapa dengan logat Australianya “Hello, m’lady, would... you... go to the dance with me?
Yes! Itu dia, Casey! Aku mau ke pesta dansa sama kamu!” seru Luna “Ayo kita pergi shopping sepulang sekolah.”
“Oke, kita akan cari pakaian yang sesuai.”
Oli baru ingat bahwa ia tidak punya pasangan dansanya “Sial! Aku tidak punya pasangan dansa!”
“Lagipula, Oli, kita ‘kan ada banyak PR, sebaiknya kita kerjakan saja.” usul Aaron.
“Ya, bro.” seru Oli.
“Aaron, Oli, masalahnya aku tidak mendapat kencan untuk pesta dansa nanti.” ucap Siva.
Gadis yang ia tanpa sengaja Siva ajak setelah gagal membantu Casey dengan cue card muncul “Kau punya kencan, kok, kau sudah mengundangku.”
Gadis berkulit hitam dengan rambut afro muncul mendorong gadis tersebut “Tidak, dia mengundangku!”
Gadis dengan wajah mirip orang Korea muncul mendorong kedua gadis tersebut “Tidak, dia mengundangku!”
Dan… ada tujuh gadis lain yang berteriak mendatangi Siva “Tidak, dia mengundangku!”
Oli bilang “Uh oh, sepertinya kau dalam masalah, Siva.”
Siva menatap gadis-gadis yang ia ajak ke pesta dansa tanpa sengaja menatapnya dengan tajam dan marah, ia mulai berkata “Ladies, wah, kalian cantik sekali, tapi sayang sekali aku tidak bisa pergi ke pesta dansa karena aku harus… AAAAARRRGH!!!” Siva mulai berlari ke belakang dengan cepat.
“Kejar dia!!” sahut gadis berkulit hitam tersebut.
“ORYAAAA!!” teriak para gadis mulai mengejar Siva.
Oli menatap para gadis mengejar Siva, ia bertanya pada Aaron “Jadi… Apa dia membutuhkan kita?”

“Biarkan saja.” Aaron mulai berjalan meninggalkan selasar tersebut bersama Oli.

Comments

Popular Posts