Teen Secret Agent Episode 3
Teen Secret Agent is classified PG, it contains some violence and some coarse language, for general reading, but may be unsuitable for young children.
Dairy
Queen
Aaron sedang berselancar di internet, ia tampaknya
sedang mencari sepatu, dari Reebok, Adidas, Nike, Fila, Specs, Spalding, dan lain sebagainya. Ia melihat sepatu Reebok yang seluruhnya berwarna hitam,
logonya berwarna putih, dan sol sepatunya berwarna biru. Aaron ingin membeli
sepatu itu karena ia pikir bahwa sepatu itu sangat ”keren”, sayangnya sepatu
itu harganya sekitar Rp. 550.000, ia memutuskan untuk mencari kerja untuk
mendapatkan uang. Ia mendapat telepon video dari Jessica.
“Aaron, berita buruk!” seru Jessica.
“Ya aku tahu, aku tak punya uang buat beli sepatu
baru.” jawab Aaron.
“Aku tahu itu, Aaron, tabungan di bankmu lagi kosong.”
“Darimana kau tahu?” Lalu Aaron mencurigai bahwa
Jessica telah meretas bank account-nya.
“Itu bukan berita buruknya, Gahwand telah beraksi lagi.
Tapi aku belum dapat kabar apa tujuannya kali ini, pokoknya berhubungan dengan south pole. Nanti akan kukabari kalau
aku dapat kabarnya.”
***
Hari Selasa, di Binus International School, Aaron
menemui Oli di kelasnya, ia berkata bahwa kedua orangtuanya berkata “tidak”
untuk membelikan sepatu yang ia inginkan.
“Kau bukan orang kaya sepertiku, Aaron, tapi seharusnya
kau jangan terlalu manja. Aku juga mau jadi orang yang mandiri, tapi orangtuaku
terus memanjakanku dengan uang!” kata Oli.
“Kalau saja orangtuamu seperti orangtuaku ya. Bagaimana
caranya dapat uang cepat ya?”
“Itu dia! Kita kerja di Dairy Queen!”
Aaron tahu bahwa Dairy
Queen merupakan restoran yang paling sering dikunjungi Oli, ia mengambil
usul Oli dan memutuskan untuk kerja sambilan di sana, ia juga tahu bahwa Oli
pernah menaktir Casey dan Siva sebagai hukuman saat kemah di Batu Kuda.
***
Siangnya, Aaron dan Oli tiba di Dairy Queen, pertama, Oli memakan es krim Blizzard dan memakan burger Flamethrower,
ia bahkan mencelupkan burgernya ke minumannya, ia memakan burger tersebut.
Sementara Aaron mengisi formulir agar ia mulai bekerja di Dairy Queen, ia juga menyuruh Oli untuk mengisi formulirnya.
“Oke, aku akan menolongmu untuk mendapatkan uang itu,
kita akan kerja demi sepatu yang kau inginkan!” seru Oli.
“Tapi kau kerjanya yang benar, ya!” ucap Aaron.
***
Aaron dan Oli berada di belakang counter Dairy Queen pada jam 14:30 dan menemui Devon, bos mereka,
mereka sudah memakai seragam pegawai Dairy
Queen. Devon menjelaskan bagaimana cara bekerja di Dairy Queen.
Devon mengakhiri kalimatnya “Ingat, kalian harus
pelajari itu, mengetahui itu, dan nikmati itu!”
“Ya, bos!” seru Aaron dan Oli.
“Ini akan menyenangkan, bro!” seru Oli.
Saat shift mereka
dimulai, Aaron mulai menyajikan beberapa burger, namun Devon menolak burger itu
untuk disajikan.
“Aaron! Terlalu banyak saus, sedikit selada, dan…
daging kurang matang!” teriak Devon “Coba lagi!”
Aaron mulai kesal dengan keluhan Devon, ia merasa bahwa
ia sudah benar.
Sementara Devon memperhatikan Oli sudah bekerja dengan
benar, ia menyajikan Blizzard, Dipped Cone, Peanut Buster Parfait, Oreo
Brownie Earthquake, Sundae, dan Wafer Cone dengan sempurna, ia bahkan
mendapat pujian dari Devon.
Selanjutnya Aaron dan Oli disuruh untuk membuat Chicken Wrap masing-masing, Oli berhasil
menggulung Wrap tersebut dengan
sempurna, sementara Aaron gagal lagi.
“Kau pasti bercanda!” teriak Aaron.
“Aaron, kerjamu tidak benar banget ya! Kalo gitu kau
harus mengisi minum, termasuk milkshake!”
bentak Devon.
Satu jam kemudian, Oli semakin menikmati kerjanya,
sementara Aaron mulai bosan mengisi minum. iPhone Aaron berbunyi, Aaron menjawab
panggilan video masuk.
“Sudah ada kabar, Jessica?” tanya Aaron.”
“Ya, kabarnya Gahwand sudah tiba di sebuah perusahaan
es di Jakarta, ia berusaha untuk mencuri beberapa ton es batu.”
“Okay, kalian berdua, shift kalian sudah selesai, cepat kembali besok!” seru Devon.
“Ya, bro!
Makasih!” ucap Oli.
“Oli, kita harus pergi!” seru Aaron.
***
Di perusahaan es yang disebut oleh Jessica, Gahwand
berusaha untuk mencuri beberapa ton es batu.
“Ayolah, Gahwand, ngapain kau mencuri beberapa ton es
batu?” tanya Viki.
“Karena rencana terbaruku adalah menggunakan beberapa
ton es batu ini untuk membekukan seluruh Jabodetabek! Kalo itu masih kurang,
aku sudah membuat ‘magnet’ penarik es dari kutub selatan!”
Viki tertawa “Magnet? Tidak mungkin banget magnet bisa
menarik es.”
“Ya bisa dong dengan modifikasiku!”
Aaron tiba-tiba datang dan memukul Gahwand dan Viki.
“Aaron!” teriak Gahwand.
“Kau mau menggunakan es untuk membekukan kota Jakarta,
ingat, iklim Indonesia itu tropis lho.” ucap Aaron.
“Nanti tidak lagi, karena iklim di Jakarta akan kuubah
dari tropis jadi non-tropis!”
“Ehem!” teriak Viki.
“Maksudku… sub-tropis. Serang dia, Viki!”
Viki mulai menyerang Aaron, sementara Aaron terus
menghindarinya. Sementara Oli diam-diam berusaha untuk mematikan mesin untuk
mencuri satu ton es yang tersisa. Gahwand melihat Oli dan mengejarnya, Oli
langsung berlari, Gahwand pun mengejarnya. Ia menembakkan laser yang berbentuk
lipstik dan laser itu mendorong Gahwand hingga tombol off tertekan, es batu yang diangkat oleh mesin itu jatuh dan hampir
menghantam Oli hingga Aaron menyelamatkannya.
“Esnya sudah cukup!” ucap Viki.
“Kalo gitu, sayonara!”
seru Gahwand, ia akhirnya meloloskan diri dan menaiki sepeda motor Viki.
Sementara Aaron mengambil skateboard-nya
dan mengejar mereka dengan kecepatan turbo.
“Woi, tunggu!” teriak Oli sambil mengambil skateboard turbo-nya, ia langsung
menyalakan skateboard itu dan… malah skateboard itu yang pergi, bukan dirinya
“Oh, sial!”
Gahwand dan Viki langsung menuruni sepeda motor itu dan menaiki helikopter, sementara Aaron berhenti dan hanya menyaksikan mereka.
Gahwand dan Viki langsung menuruni sepeda motor itu dan menaiki helikopter, sementara Aaron berhenti dan hanya menyaksikan mereka.
***
Hari Rabu, Aaron dan Oli kembali bekerja di Dairy Queen, saat Casey dan Siva datang,
mereka memandang Aaron dan Oli sedang bekerja.
“Selamat datang di Dairy
Queen!” sapa Oli.
“Oli, kau kerja di sini?” tanya Siva.
“Wow, menakjubkan sekali.” ucap Casey “Atau harus
kubilang so great.”
“Aaron, kerja yang benar!” bentak Devon pada Aaron yang
terus gagal menyajikan satupun menu.
“Kalian mau apa?” tanya Oli pada Casey dan Siva.
“Dua burger Flamethrower
dan dua Blizzard ukuran large.” jawab Siva.
“Oke, coming
right up!” seru Oli.
Lalu iPhone Aaron berbunyi, Aaron mengangkat telepon
tersebut.
“Jess, kau dapat lokasi dimana Gahwand?” tanya Aaron.
“Ya, mereka berada di gedung yang abandoned, biasa, mereka ingin membekukan seluruh Jabodetabek.”
“Woi!” teriak Devon “Kerja yang benar!”
“Baik!” ucap Aaron, ia kembali berbicara pada Jessica
“Aku akan segera ke sana.”
“Good luck!”
ucap Jessica pamit.
“Oli, kita harus pergi.”
“Tapi shift kita
belum selesai.” jawab Oli.
“Ehem! Kau tidak boleh pergi! Kau harus mengepel lantai
ini! Lantai ini sangat kotor bagaikan perbuatanmu di dapur!” teriak Devon
menghina Aaron.
“Cukup, bos! Aku berhenti!” teriak Aaron, ia segera pergi
meninggalkan restoran itu.
“Aaron, kembali!” panggil Oli.
***
Aaron tiba di gudang yang terabaikan milik Gahwand’s Incorporated, ia memandang
para pekerja Gahwand sedang mengontrol magnet untuk menarik salju, Viki
mengatakan bahwa magnet tidak bisa menarik salju, tapi Gahwand berkata
sebaliknya. Aaron akhirnya muncul di hadapan mereka dan menyerang para pekerja.
“Aaron!” teriak Gahwand.
Viki langsung menyerang Aaron, ia langsung berkelahi
dengan Aaron, sementara Gahwand berpikir bahwa Aaron pasti akan kalah dan ia
pasti akan berhasil membuat Jabodetabek penuh dengan es, ia juga mulai menarik
banyak es dari kutub selatan dengan magnet buatannya.
“Bagus! Es-esnya sudah ditarik!” teriak Gahwand.
***
Kembali ke Dairy
Queen, Oli sedang asyik melayani pelanggan, ia masih sibuk bekerja, namun
saat telepon berbunyi…
“This is Dairy
Queen, may I take your order?” tanya Oli.
“Oli, ini Jessica!”
“Jessica! Ada apa?”
“Jangan tanya ‘ada apa’! Aaron sedang dalam bahaya! Dia
berusaha untuk menghentikan rencana Gahwand untuk menjadikan Jabodetabek
menjadi kota es! Dia butuh bantuanmu!”
“Oke, Jessica!” Oli menutup telepon tersebut, ia langsung
meminta izin pada Devon.
“TIDAK BISA! Shift-mu
belum selesai! Apa yang lebih penting bagimu!? Menolong sahabatmu yang bodoh
atau kerja!?” bentak Devon
“Ya…, siapa juga yang mau kerja lagi kalo bosnya
bentak-bentak melulu! I quit!” Oli
langsung meninggalkan restoran tersebut.
***
Aaron terperangkap dalam jebakan Gahwand, sementara
Gahwand masih sibuk menarik banyak es dari kutub selatan dan menjaga agar
stabil.
“Sebentar lagi Jabodetabek akan merasakan penderitaan
cuaca dingin bagaikan cuaca di kutub selatan!” teriak Gahwand.
“Es ‘kan bisa cair kalau sampai di Indonesia.”
“Diam, maksudku, benarkah, Viki! Magnetku akan bekerja
lebih cepat!”
Oli tiba secara diam-diam, ia melihat Aaron yang masih
terperangkap, ia diam-diam berlari dan langsung membebaskan Aaron. Namun Viki
melihat hal tersebut.
“Sepertinya ada pecundang yang datang!” seru Viki.
“Viki, tenang, mereka terlambat, sebentar lagi es dari
kutub selatan akan tiba di Jakarta!” teriak Gahwand, tapi ia tanpa sengaja
menekan tombol agar es tersebut dijadikan bola raksasa.
“Ini lebih bagus, bola es itu akan menghancurkan
seluruh Jabodetabek! MWA HA HA HA!!!” teriak Gahwand.
“Oli, kau coba hentikan Gahwand, aku akan hentikan
Viki!” perintah Aaron.
“Aye Aye!”
seru Oli.
Mereka mulai berpencar, Oli mulai berusaha untuk
menghentikan Gahwand, ia mendorong Gahwand hingga terjatuh, sementara Aaron
mulai berkelahi dengan Viki. Beberapa menit kemudian, bola salju raksasa itu
akan menghantam seluruh Jabodetabek, yang membuat Gahwand senang.
“Aha! Inilah es, Jakarta!” teriak Gahwand “Hancurkan
Jakarta!” Tapi bola es itu bukannya menghancurkan kota tersebut, melainkan
mengarah ke arah bangunan di mana mereka berada.
“Dasar bodoh! Kau menarik bola salju raksasa ini dengan
magnet yang seharusnya tidak bisa menarik es!” teriak Viki.
Tak lama kemudian, bola salju tersebut menghancurkan
bangunan tersebut, Aaron dan Oli terlempar.
“AAARRRGH!!! Aaron!!” teriak Oli, Aaron langsung
menyelamatkannya dengan memegang pundaknya dan memasang tali pada lantai,
mereka mendarat dengan selamat, sementara Gahwand dan Viki malah terjatuh di
bola salju raksasa tersebut.
“Terkutuk kau, Aaron!!!” teriak Gahwand.
Oli memandang bahwa Aaron terlihat sedih, ia bertanya
apa ia baik-baik saja, tapi Aaron menjawab ya, Oli malah berpikir bahwa Aaron
tidak puas.
***
Hari Kamis, sepulang sekolah, Aaron dan Oli mengunjungi
Dairy Queen seperti biasa, Aaron
terlihat lesu karena ia tidak dapat membeli sepatu yang ia inginkan.
“Meski aku udah menyelamatkan Jakarta tapi… aku tak
bisa… beli sepatu yang kuinginkan.” ucap Aaron, lalu ia melihat Oli
mengeluarkan sepatu yang persis seperti yang diinginkannya dari tasnya, ia
kaget “Kau beli ini dengan uangmu sendiri?”
“Bukan cuma aku, tapi mantan bos kita!” seru Oli
memanggil Devon.
“Hai, kau meninggalkan gambar sepatu ini di dapur, jadi
aku belikan ini untukmu. Lima puluh persen dari saya, lima puluh persennya lagi
dari Oli.” ucap Devon.
“Thanks, bro!”
seru Aaron menerima sepatu itu dengan bangga.
Comments
Post a Comment