Teen Secret Agent Episode 11
Teen Secret Agent is classified PG, it contains some violence, for general reading but may be unsuitable for young children.
Amateur
and Professional
Reddale International School,
Jakarta, Indonesia, hasil ujian tengah semester kelas sepuluh telah diumumkan dan pengumuman limapuluh besar telah
dipajang di majalah dinding sekolah pada hari Jumat siang, Siva dan Casey
melihat hasil tersebut dan mereka tidak berada di dalam daftar.
“Sial!! Kenapa tidak masuk
limapuluh besar lagi!” seru Casey “Kurasa aku tak pernah jadi yang terbaik,
kecuali saat aku di Australia!” teriak Casey.
“Soalnya susah-susah, mulai dari
fisika, matematika, ekonomi, dan bahkan geografi.” ucap Siva.
Lalu mereka memandang Luna yang
diberi selamat oleh teman-temannya setelah ia berada di peringkat kedua, wajar
saja, nilai UTS Luna cukup memuaskan, Melati mengatakan bahwa Luna hebat
seperti biasa dan sepertinya memang pandai belajar sejak SD. Sementara Melati
berada di peringkat sembilanbelas. Peringkat empat besar ditempati oleh
anak-anak perempuan.
“Lho, lihat peringkat kelima.”
ucap Siva. Casey melihat nama peringkat kelima, ternyata peringkat kelima ditempati
oleh Aaron McGarrett!
“Lho! Dia cowok terbaik dari
kelas sepuluh! Benarkah!?” teriak Casey “Tapi menurutku Oli tak masuk lima
puluh besar.” Tapi dugaannya tentang Oli salah, ia melihat bahwa Oli berada di
peringkat 39, yang mengagetkan dirinya “TIDAAAK!! Ayo kita pergi dari sini!!”
“Ya, daripada we’re shock dengan itu.” Casey dan Siva
meninggalkan majalah dinding tersebut.
Pada saat yang sama, Aaron, Oli,
dan Phillip mulai melihat-lihat daftar limapuluh besar kelas sepuluh.
“Wow! Aaron, kau hebat! Kau belajar
terus ya?” tanya Phillip.
Oli menjawab “Ya, dia memang
sudah pintar, dia selalu jadi cowok terpintar dikelasnya.”
“Wow! Oli, kau juga ada di
limapuluh besar!” seru Aaron.
Oli melihat daftar itu dan ia
berada di peringkat 39, ia kaget dan tak menyangka bahwa ia masuk limapuluh
besar “Ini bukan mimpi, ‘kan?”
“Bukan.” jawab Phillip “Btw, I’m
in 40th place.”
“Wow, nilai kita beda tipis
ternyata.” ucap Oli.
Lalu Rico menemui mereka
“Sepertinya kalian hebat, tapi aku berada di peringkat ketujuh, tapi setidaknya
aku tidak menyontek. Aaron, kau menyontek saat ujian.”
“Of course not, Rico.” jawab Aaron.
“Setidaknya aku bisa mendapat
nilai yang lebih baik darimu, Aaron, kita ini pesaing berat dalam akademik,
tapi aku masih bisa mengalahkanmu!”
“Baik, if you want to be cocky, silahkan! Paling tidak kau akan merasakan
akibatnya!”
“Tapi aku akan lebih pintar
daripada dirimu!” teriak Rico, ia juga menatap Phillip “Aku juga akan lebih
populer daripada dirimu, Phillip!” Ia pergi meninggalkan mereka.
“Aku benar-benar tak percaya
ini!” teriak Aaron sambil berjalan menuju halaman sekolah dengan Oli dan
Phillip.
“Tenang, bro, dia hanya ingin membuatmu emosi.” kata Oli.
“Whoa!” teriak Aaron yang
terjatuh di sebuah lubang yang terbuka secara otomatis, Oli dan Phillip bingung
Aaron jatuh ke mana, ternyata Aaron jatuh ke dalam tabung yang nantinya
meluncur dengan cepat bagaikan roller
coaster, saat ia tiba, ia keluar dari tabung tersebut, ia bertanya ia
berada di mana.
“Aaron McGarrett, welcome.” ucap seorang wanita.
“Welcome to where?” tanya Aaron.
“The headquarter of O.T.S.A. International in Paris, France.”
“Wait, I was in Jakarta, how did I arrive in here in France?”
“We use the super fast tube to get you here. I’m Jeanne, leader of O.T.S.A. France.” Setelah Jeanne memperkenalkan
dirinya, seorang gadis muncul keluar dari sebuah tabung “This is agent Amber from O.T.S.A. South Korea, she’s professional,
follow me.”
Amber menatap tajam Aaron saat
berjalan menuju ruang presentasi, mereka akhirnya duduk di kursi masing-masing
memperhatikan presentasi dari Jeanne, Jeanne menunjukkan gambar-gambar seorang
professor bernama Alan Bailey, yang memiliki sebuah proyek rahasia pertahanan
terhadap nuklir yang sedang dibuat. Aaron mengatakan bahwa Alan Bailey terakhir
kali terlihat di Essex, Inggris, Jeanne mengatakan bahwa hal tersebut benar, ia
juga mengatakan bahwa professor tersebut menghilang.
“Aaron, would you help agent Amber to find Bailey?” tanya Jeanne.
Aaron bertanya “Does agent Amber speak?”
Amber menjawab “10 languages, including English, Korean, and
Japanese.”
“Wow, I can speak English, French, Spanish, and Indonesian. But, this is
really bad time for me, there’s someone who proclaims as my rival is really
cocky at school, and…”
Amber bertanya kepada Jeanne “May I speak freely?” Jeanne menjawab ya,
Amber melanjutkan “This is ridiculous!
I’m an highly professional agent! And he is still too young and… amateur!”
Aaron membalas “Okay, if you say so, I’m in.”
“Aaron McGarrett, agent Amber, good luck.” ucap Jeanne.
***
Besoknya, sepulang sekolah, Oli
berkata bahwa ia tak menyangka Rico akan lebih sombong, Aaron tahu bahwa
sombong merupakan senjata makan tuan bagi Rico.
Amber muncul dan bertanya pada
Aaron “Mr. McGarrett, are you ready to
assist me in my investigation?”
Aaron membalas “If assist you, no, if work with you, yes.”
Setelah itu, Amber langsung menembakkan obat tidur pada Oli hingga ia tertidur,
Aaron sangat kaget dan bertanya mengapa Amber melakukan hal tersebut. Amber
menjawab bahwa secret agent merupakan
pekerjaan yang sangat rahasia, temannya tak boleh tahu sama sekali, tapi Aaron
berkata bahwa Oli itu sidekick-nya.
“Itu temanmu ya, Aaron?” tanya
Melati tiba.
“Ya, dia berkunjung dari Korea.”
jawab Aaron.
“Wow, keren sekali.” Melati
langsung pergi.
Rico menemui Aaron setelah itu
“Halo, McGarrett.”
“Apa maumu, Rico?” tanya Aaron.
“Aku sudah punya beberapa soal
untuk kita kerjakan!”
“Soal?”
“Ya, mungkin kau bisa kerjakan
soal-soal matematika, fisika, kimia, dan biologi, masing-masing 50 soal.”
“Oh, soal kurikulum IPA ya? Aku
bisa mengerjakannya.”
“Bagus, batas waktunya hari Senin
nanti, kau harus mengerjakan soal-soal ini pada akhir pekan, mulai hari Sabtu
besok. Sampai nanti.” Rico pergi meninggalkan mereka.
Aaron berkata “Tak mungkin Rico
bisa mengerjakan soal-soal itu dalam dua hari!”
Aaron, aku bisa membantumu,
‘kan?” tanya Oli, Aaron kaget dan bertanya sejak kapan ia sadar, Oli menjawab
sejak Rico datang.
***
Kediaman McGarrett, Jakarta,
Indonesia, Aaron, Oli, dan Amber tiba dan mulai mencari informasi Alan Bailey
di kamar Aaron. Sepertinya Amber yang terlihat professional berhasil menemukan
informasi terlebih dahulu dibanding Aaron.
“Last time, Alan Bailey was seen in a bowling alley, maybe he likes
playing bowling.” jelas Amber.
“Was that bowling alley in Essex?” tanya Aaron.
Amber menjawab “Yes, it was.”
Aaron dan Oli mendekati Amber
sambil melihat informasi yang ditemukannya pada Samsung Galaxy Note milik Amber. Informasi tersebut merupakan
pembesar besi yang dijual secara ilegal di Prongyang, Korea Utara. Amber
mengambil Samsung Galaxy Note-nya dan
menelepon organisasi untuk menyewa jet menuju Korea Utara.
***
Prongyang, Korea Utara, situasi
terlihat lebih mengerikan dibanding sebelumnya, sejak Amerika Serikat
menganggap negara tersebut merupakan pendukung terorisme. Aaron, Oli, dan Amber
turun dari jet saat mendarat tepat di depan pasar gelap yang menjual pembesar
besi tersebut. Mereka memasuki tempat tersebut, ternyata banyak penjual yang
terlihat mengerikan dan kejam, bahkan pasar tersebut terlihat mengerikan di
dalam dibanding luarnya. Mereka melihat seorang pria tua yang sepertinya
penjual utama di pasar tersebut, pria itu bernama Kim Sam Soon.
“Excuse me, amateurs!” seru Amber mendorong Aaron dan Oli serta
menemui Kim Sam Soon “Mwo Kim Sam
Soon? (Anda Kim Sam Soon?)”
Pria itu menjawab “Sasil, yeogiseo mwohaneungeoya? (Memang
ada apa kau kemari?)”
“Ibsul eobsneun seobiseuleul ma! (Jangan basa-basi!)”
“Bulhaenghido, bodigadeu leul deonjineun dongsie hamyeon hamkke nolgo
sip-eo. (Sayang sekali, padahal pengawalku ingin bermain lempar denganmu.)”
Seorang pengawal yang berdiri di
samping Kim Sam Soon melempar Amber keluar dari pasar tersebut, yang membuat
Kim Sam Soon tertawa.
“I would love to hear what I need to know like who’s been in the market
with the iron enlarger.” ucap Aaron.
“There’s no way for me to tell you who bought the iron enlarger.”
tutur Kim Sam Soon.
“I need to know about it, I’ll give you two thousand Won.”
“No, no, no! I told you I don’t want to tell you about that!.”
Oli melihat figur misterius dari
kejauhan, figur tersebut melempar sebuah bola yang nantinya terlihat membesar,
ia mulai memperingatkan Aaron dan Kim Sam Soon. Tapi sepertinya mereka terlihat
serius dengan perdebatan itu. Oli pun melihat bola bowling yang mengarah ke
arah mereka, bola bowling itu terus membesar, dan membesar.
“Guys!” teriak Oli.
Bola bowling itu mulai menabrak
dan menghancurkan pasar gelap tersebut, semua pedagang gelap pun mulai berlari
mengambil dagangan mereka, meski banyak dagangan mereka yang hancur. Aaron
mendorong Kim Sam Soon saat bola bowling itu akan menghantam mereka ke arah
kiri hingga bola tersebut menabrak sebuah bangunan dan meledak. Bangunan yang
ditabrak bola itu terlihat hancur.
“Apa yang terjadi, Oli?” tanya
Aaron.
“Aku melihat figur misterius yang
melempar bola bowling yang seperti tadi, awalnya kecil, tapi lama kelamaan bola
itu membesar!”
“Damn, he’s back, only to destroy the black market.” ucap Kim Sam
Soon.
Aaron menemui Kim Sam Soon dan
bertanya “Do you know who he is?”
“He’s… Gutter Bowl, he bought the iron enlarger, he used it only to
destroy this market.” jawab Kim Sam Soon.
Amber pun tiba dan berkata “Okay, this fits for the crime scene, at
least we have a suspect who named Gutter Bowl.”
Oli berkomentar “Odd name.”
“Jessica, kita harus cari markas
milik seorang tersangka yang bernama Gutter
Bowl, lagipula namanya aneh.” ucap Aaron menelepon Jessica “Dan aku harus
kembali ke Jakarta hanya untuk memulai mengerjakan soal-soal yang disuruh
Rico.”
***
Kediaman McGarrett, Jakarta,
Indonesia, Sabtu pukul 12:45, Aaron masih mengerjakan beberapa soal-soal yang
diberikan Rico, ia terlihat kesal mengapa Rico tega sekali menyuruh dirinya
untuk mengerjakan soal-soal yang juga dikerjakan oleh Rico, tapi ia tahu bahwa
ia tidak boleh sombong.
“Aaron.” panggil Laura mengetuk
pintu kamarnya “Kau tak makan siang dulu? Padahal ada rendang beef kesukaanmu. Sepertinya kau terlalu
sibuk mengerjakan soal ya?”
“Rico yang menyuruhku untuk
bersaing dengan mengerjakan soal-soal ini, akan kubuktikan bahwa aku pantas
menjadi cowok terbaik di kelas 10.”
“Kurasa kau jangan paksa otakmu
terlalu keras, Aaron, kau belum menyelesaikan misimu, dan bahkan kau belum
makan siang sama sekali kau bahkan mengerjakan soal ini selama 6 jam.
Tenanglah, nak, sebaiknya kau istirahat dan makan siang, ibu akan menemanimu.”
“Tak usah, bu, aku sendiri saja.”
ucap Aaron, ia melangkah keluar dari kamarnya dan pergi menuju ruang makan, ia
mengambil semangkuk kentang tumbuk dan seporsi rendang beef. Ia pun duduk di kursi depan meja makan dan mulai menikmati
makan siangnya.
***
Dairy Queen, Jakarta, Indonesia, Oli dan Phillip memperlihatkan
cara makan yang menurut Amber sangat aneh, mereka menambah es krim pada Grillburger yang mereka makan.
“Man, that was bizzare…, if I were one of you, I wouldn’t eat that with
ice cream.” komentar Amber.
“Apa benar Amber dari Korea?”
tanya Phillip.
“Ya, dia salah satu secret agent, tapi lebih tua.” jawab Oli
“How was your life at school, Amber?”
Amber menjawab “Just homeschooling, I don’t come to regular
school like you both.”
“Man, you might get remedial.” ejek Phillip.
Amber membantah “I’m not taking remedial at all, in fact, my
scores are deemed excellent by my teacher.”
“Really?” tanya Oli, ia pun menerima telepon dari Jessica “Ya, Jess?
Oke, aku akan bilang ini kepada Aaron.” Ia pun meninggalkan restoran tersebut.
“Are you sure you didn’t get remedial?” tanya Phillip.
Amber sekali lagi membantah “I’m not remedial!”
***
Oli menaiki sepeda motornya dan
mulai mengendarai menuju rumah Aaron. Saat ia tiba, ia mengetuk pintu. Aaron
membuka pintu depan tersebut, Oli memberitahunya bahwa Jessica sudah menemukan
lokasi di mana Alan Bailey berada.
“Rico benar-benar berpikir dia
bisa menang dariku sebagai cowok terbaik sekelas 10! Oli, jet!” ucap Aaron.
“Jangan marah, Aaron. Aku panggil
pilot jetku.” kata Oli, saat ia akan menelepon, sebuah jet tiba di depan rumah
tersebut “Whoa, cepat sekali, bahkan sebelum aku telepon.” Tapi jet tersebut
bukan jet milik keluarga Norcross, melainkan milik Amber.
Amber menjelaskan saat ia tiba “I have my flying license, so I can drive
this jet.” Ia menekan tombol open
pada remote yang dipegangnya, yang
membuat pintu jet tersebut terbuka. Ia pun menghalangi Aaron dan Oli sambil
berkata “Ah, ah, ah, ladies first.”
Ia masuk ke dalam jet terlebih dahulu.
“Thank you very much.” ucap Aaron masuk bersama Oli.
Amber mulai mengendarai jetnya
dengan cepat, hingga empat jam kemudian, mereka tiba di markas Gutter Bowl yang
terletak di Kiev, Ukraina. Markas tersebut tak terlihat seperti apa-apa kecuali
terlihat seperti bola bowling.
“And that’s why Gutter Bowl likes playing bowling, we’re landing now.” ucap Amber sambil
mendaratkan jetnya tepat di depan markas tersebut. Mereka segera keluar dari
jet tersebut dan memasuki markas tersebut.
Saat mereka masuk, mereka hanya
melihat sesuatu yang berkaitan dengan bola bowling di dinding, mulai dari bola
bowling sungguhan, lukisan bola bowling, patung bola bowling yang terbuat dari
batu dan bahkan dari kaca
Aaron, Oli, dan Amber hanya
berjalan lurus sampai mereka menemukan jalan buntu, Amber benar-benar kecewa
bahwa mereka terkecoh, ia pikir bahwa markas yang mereka kunjungi bukanlah
markas milik Gutter Bowl. Tapi Aaron melihat sebuah tombol yang terlihat sangat
kecil di samping salah satu pajangan bola bowling di dinding. Setelah tombol
itu ditekan, jalan buntu yang tadi terbuka menjadi dua jalan yang berbeda.
“Guess what? We’re spliting up.” ucap Aaron, ia pun mengambil jalan
kanan.
“Whatever.” ucap Amber saat ia mengambil jalan kiri.
“Kurasa aku ikuti Aaron saja.”
Oli mengambil jalan kanan dan mengikuti Aaron.
Aaron dan Oli melewati jalan yang
lurus terus, dan mereka lagi-lagi melihat dua arah yang berbeda, mereka
memutuskan untuk melewati jalan kanan, jalan itu ternyata mengantar mereka
menuju tempat dimana hanya ada sepuluh bowling
pin, tapi salah satunya ada yang bergerak. Aaron dan Oli mendatangi bowling pin yang bergerak itu, mereka
mendengar ada suara seseorang di dalam. Aaron membongkar bowling pin tersebut dengan pisau lasernya, ia pun membuka potongan
tersebut, dan isinya ternyata Alan Bailey yang mulutnya ditutup dengan selotip.
Aaron melepas selotip tersebut.
“Thank you very much, I don’t have any idea why I’m here, what happened
to me?” tanya Professor Alan.
“You’re kidnapped by Gutter Bowl and you’re brought to here, in Kiev,
Ukraine, by him too.” jawab Aaron.
Amber pun muncul dari belakang
menemui Professor Alan setelah mengatakan bahwa ia benar-benar tersesat sebelum
kemari.
Oli mengacungkan tangan kanannya
dan bertanya “Professor Alan, I have a bonus question: What does Gutter
Bowl want with iron enlarger.”
“I think I know, Gutter Bowl is planning to destroy everything to create
one giant bowling alley, is that right?” jawab Aaron.
Suara Gutter Bowl muncul dari
belakang mereka “My own personal bowling
alley, lads!”
Amber menatap Gutter Bowl dengan
tajam “That’s crazy!”
“If you say so, take this!” Gutter Bowl melemparkan bola bowlingnya
yang terus membesar, semuanya menghindari bola tersebut yang menghancurkan
sebagian markas tersebut.
“Dia lolos!” seru Oli saat
melihat Gutter Bowl melarikan diri, mereka pun segera keluar dari markas
tersebut untuk mengejar, tapi saat mereka berlari, mereka tiba-tiba terpeleset
dan masuk ke lubang bowling dan meluncur jatuh ke lantai bawah tanah.
“Damn, bowling-themed booby trap!” teriak Amber “Great, now what?”
Aaron mengeluarkan pistol talinya
dan menembak ke dasar lantai atas itu, tali itu lebih kuat dibanding tali
biasa, Aaron dan yang lainnya segera memanjat menuju lantai tersebut. Mereka
keluar dari markas tersebut dan masuk ke dalam jet.
Amber mulai mengendarai jet
tersebut dan meninggalkan Ukraina, Amber menatap Professor Alan sambil
bertanya.
“You! Keep your eyes look in front of you!” seru Aaron mengatur kepala
Amber agar menatap depan.
“Okay, what is the target for his personal giant bowling alley?”
tanya Oli pada Professor Alan.
“I think Dublin is the first target.” jawab Professor Alan.
***
Dublin, Irlandia, di mana Gutter
Bowl tiba untuk menghancurkan target pertamanya, ia mengambil sepuluh bola
bowling dan melemparkannya. Bola bowling itu pun langsung membesar secara
otomatis, yang membuat semua warga kota tersebut berlari dengan panik, sebagian
bangunan hancur, termasuk beberapa bowling
alley. Gutter Bowl hanya tertawa menyaksikan kehancuran Dublin agar ia bisa
membangun bowling alley raksasa
pribadinya di pusat kota.
Jet yang dikendarai Amber pun
tiba di pusat kota, Aaron turun dari jet tersebut dan mulai memperingatkan
Gutter Bowl untuk berhenti.
“I won’t stop!” seru Gutter Bowl, ia melempar satu bola bowling
lagi, tapi kali ini mengarah ke arah jet Amber, Aaron pun menghindar.
Amber pun menekan tombol Fire untuk menghancurkan bola bowling
yang mengarah pada mereka, tapi tidak ada tembakan sama sekali.
“Stupid Amber! I’m such a
stupid!” teriak Amber.
“I thought there was any missiles in this jet!” seru Oli.
“Prepare to be ejected!” teriak Amber membawa Oli dan Professor Alan
keluar dari jet tersebut. Jet tersebut akhirnya hancur. Amber pun menatap
Gutter Bowl, ia pun berlari sambil mengeluarkan tasernya, ia menyerang Gutter Bowl, tapi tasernya sama sekali tidak menyala. Ia pun dipukul oleh Gutter Bowl
hingga terjatuh.
“Yeah! I win, you lose!” teriak Gutter Bowl.
Aaron melihat ada pembesar besi
yang terjatuh, ia pun mengambilnya “Gutter
Bowl, I heard you enlarge those balls with this, and I wonder it will work with
human.” Ia pun melemparnya dan tanpa sengaja masuk ke dalam mulut Gutter
Bowl. Tiba-tiba tubuh Gutter Bowl dipenuhi dengan besi, kecuali kepala dan
kakinya.
“Wow, aku tak menyangka pembesar
besi itu akan bekerja pada manusia.” ucap Oli.
“Dia benar-benar bodoh, dia tidak
tahu bahwa pembesar besi itu akan bekerja pada manusia.”
“Setidaknya misi sudah berakhir,
‘kan?”
Gutter Bowl berlari untuk menyerang Aaron dan Oli meski tubuhnya terasa berat,
tapi Amber tiba-tiba menyerangnya dengan taser
dari belakang hingga besi yang menempel pada Gutter Bowl terpecah belah dan
membuat tubuhnya kembali seperti semula serta terjatuh.
“Thanks, I gotta get one of those tasers.” ucap Aaron.
“Aaron, um… McGarrett, I’m really sorry for my attitude.” ucap
Amber “You were of much assistance to me
on this mission.”
“Are you kidding me?”
“Farewell, Aaron McGarrett.” Amber pun pergi.
“Aku tak percaya dia!”
“Kita harus kembali ke Jakarta.”
ucap Oli.
“Hanya untuk mengerjakan
soal-soal kurikulum IPA.”
“Tenanglah, aku akan membantumu.”
“Pertama, kau yakin kau bisa?
Kedua, Rico tidak mengizinkan siapapun untuk membantu.”
“Oke, mari kita kembali ke
Jakarta.” seru Oli.
***
Reddale International School,
Jakarta, Indonesia, hari Senin, jam 6:10, Aaron dan Rico memberikan soal-soal
yang telah mereka kerjakan pada seorang wali kelas. Wali kelas itu memeriksa
jawaban-jawaban dengan teliti. Semua murid yang berkumpul di kelas tersebut
mulai tegang, mereka tak yakin apa Aaron bisa mengalahkan Rico.
Wali kelas itu berdiri dan
berkata “Secara teknis, kalian mengerjakan semua soal, namun, Rico…”
“Ya! Ya! Ya!” seru Rico.
“Kemari kau!” ucap wali kelas
tersebut.
Rico memandang hasil jawabannya
setelah dipanggil ke depan, ia melihat ia tidak menulis nomor satu pada jawaban nomor satu, sementara jawaban
nomor satu adalah jawaban nomor dua yang sebenarnya.
“TIDAK!!!” teriak Rico.
Semua siswa di kelas tersebut
mulai tertawa terbahak-bahak setelah Rico menyadari ia melakukan kesalahan yang
fatal, kecuali Aaron dan Oli.
“Memang itu kesalahan yang
fatal?” tanya Oli.
“Memang.” jawab Aaron.
Comments
Post a Comment