Teen Secret Agent Episode 13
Teen Secret Agent is classified PG, it contains some violence and some coarse language, for general reading, but may be unsuitable for young children.
Time
Machine Bagian Akhir
Jam 04:30, Jessica membangunkan
Aaron untuk segera berangkat menuju O.T.S.A.
Headquarters. Aaron memberitahu Jessica agar mereka bisa berangkat lebih
siang, tapi Jessica mengatakan bahwa tidak ada waktu lagi, kota Jakarta akan
lebih macet jika mereka berangkat lebih siang. Aaron pun bangun dan melangkah
menuju kamar mandi untuk mandi dan ganti baju. Mereka pun langsung berangkat
menuju O.T.S.A. Headquarters, Aaron
yang menyetir mobil itu.
“Kenapa kita tidak sarapan dulu?”
tanya Aaron.
“Gampang, kita ke 7-Eleven saja untuk sarapan, lagipula
kau membuat sarapan juga lama, ‘kan?” jawab Jessica.
“Aku tak bisa bekerja jika
perutku masih kosong, belum ada makanan yang masuk.”
“Sudah kubilang ke 7-Eleven saja! Itu 7-Eleven!” Jessica menunjuk 7-Eleven
yang ada di sebelah kiri mereka. Aaron memarkirkan mobilnya di tempat parkir
tersebut.
“Oke, kau mau apa?” tanya Aaron.
“Roti dan teh tarik deh.”
Aaron keluar dari mobil tersebut
dan masuk ke dalam supermarket tersebut, ia membeli dua roti, segelas teh tarik
dan segelas cokelat panas. Ia membayar pada kasir dan mengambil belanjaannya.
Ia kembali masuk ke dalam mobilnya “Ini sarapanmu.”
Jessica mulai memakan rotinya dan
meminum teh tariknya, sedangkan Aaron meminum cokelat panas “Ayo, cepat habiskan,
nanti keburu macet lho.”
“Sekarang saja.” kata Jessica.
Aaron mulai mengendarai mobilnya
menuju O.T.S.A. Headquarters yang
terletak di Tangerang, Indonesia.
***
O.T.S.A. Headquarters, Tangerang, Indonesia, hampir semua karyawan
menyambut Aaron dan Jessica saat sampai. Aaron dan Jessica diantar oleh seorang
petugas untuk pergi ke ruang di mana mesin waktu itu berada. Ternyata mesin
waktu itu berada di ruang paling belakang kantor itu, petugas itu
memperingatkan bahwa mesin waktu itu belum pernah dipakai sebelumnya oleh
siapapun, jadi nyawa Aaron dan Jessica bisa dalam bahaya jika gagal.
“Jangan khawatir, petugas, mesin
waktu ini aman, kami pasti selamat.” ucap Jessica.
“Ayo kita pergi ke masa lalu!”
seru Aaron.
Aaron dan Jessica menggunakan
mesin waktu itu dan mereka menghilang bersama dengan mesin tersebut. Aaron dan
Jessica kini dalam perjalanan menuju 85 juta tahun lalu yang akan memakan waktu
lama sekali.
***
Sementara itu, Phillip dan Rico
tiba di studio di mana acara Judge
Vincent akan syuting, acara tersebut seperti pengadilan yang sebenarnya,
banyak penonton yang duduk memandang Phillip dan Rico yang berdiri di meja
tergugat dan penggugat.
“Ini benar-benar acara yang
buruk.” komentar Luna “Hakimnya pasti selalu marah pada tergugatnya. Jika
seperti itu, ya sudah, Phillip kalah dan harus bayar ganti ruginya.”
“Semoga hal itu tidak terjadi.”
kata Siva.
Seorang announcer yang tak terlihat mulai berseru, berarti syuting sudah
dimulai, ia mengatakan kalimat seperti ini “Inilah ruang sidang Judge Vincent, jika Anda punya masalah
besar pada seseorang, tuntut orang itu pada Judge
Vincent, karena Judge Vincent
pasti akan membuat Anda menang! Oke!”
Seorang bailiff berkulit hitam botak muncul dan berteriak keras-keras
“Berdiri semuanya!”
Judge Vincent pun akhirnya muncul
“Oke, duduklah, saya Judge Vincent! Apa kasus kali ini.”
Rico mengangkat tangannya “Judge
Vincent, aku ada masalah dengan yang aku tuntut, tapi ini masalah besar, kami
sama-sama populer, hanya saja dia yang lebih populer dariku dan itu karena… dia
menjiplak laguku!”
Sebagian besar penonton berteriak
“BOOO!!!”
“Kenapa mereka berteriak padaku, Judge
Vincent!” teriak Phillip.
Luna berdiri dan berteriak “Woi,
diam kalian! Hormati mereka ka…”
Judge Vincent memukulkan palunya
“Keterlaluan!!! Gadis berjilbab, kau berlagak tidak sopan! Duduk dan diamlah,
atau keluar dari sini!!”
“Dia menyebalkan.” ucap Melati.
***
Sekitar 85 juta tahun lalu, zaman
Cretaceous, Aaron dan Jessica tiba
pada zaman tersebut, kini mereka tinggal mencari Oli, Gahwand, dan Viki. Aaron
dan Jessica mulai menyelusuri hutan-hutan untuk mencari yang lain. Mereka harus
melewati jalan-jalan yang berlumpur, daun-daun yang lebat, dan binatang-binatang
primitif tidak termasuk dinosaurus di hutan tersebut. Mereka juga mendaki
beberapa gunung, mereka rupanya tak kenal lelah seperti adventurer.
Saat mereka tiba di puncak gunung
terakhir, Jessica mulai kelelahan dan mengambil minumnya.
“Sudah lama aku tak mendaki
gunung setinggi ini.” Jessica meminum air mineralnya.
Aaron menggunakan teropongnya
untuk mencari Oli, Gahwand, dan Viki, ia pun berhasil menemukan ketiganya.
“Kau menemukan mereka?” tanya
Jessica.
“Ya.”
Oli, Gahwand, dan Viki sedang dalam
perjalanan menuju lab Gahwand yang berada di masa lalu, Viki berpikir bahwa lab
tersebut sudah pasti dihancurkan oleh T-Rex, tapi Gahwand langsung membantah.
“Dia memang bodoh.” komentar Oli.
“Aku dengar itu!” teriak Gahwand
“Aku ingin bertanya, kalimat tadi terlihat klise ya?”
“Lebih baik kita lanjutkan
perjalanan untuk pulang ke zaman seharusnya kita berada.” balas Viki.
“Berbicara soal zaman seharusnya
kita berada, bagaimana dengan Aaron dan lainnya tanpa diriku?” ucap Oli.
Gahwand mengeluarkan sesuatu dari
tasnya, yang membuat Viki berpikir aneh, sejak kapan Gahwand membawa tas
tersebut. Gahwand mengeluarkan sebuah perangkap yang ditujukan untuk T-Rex dan
memasangnya, perangkap tersebut berupa jaring yang besar.
“Halo, Gahwand, ini bukan
waktunya untuk memasang…” ucap Viki.
Gahwand memotong kalimat Viki
“Memang menangkap T-Rex merupakan tujuanku yang sebenarnya ke sini, kita takkan
pulang sebelum aku menangkap T-Rex!”
“Lupakan tujuanmu yang
sebenarnya, kau bisa lakukan itu nanti! Kita harus antar sidekick Aaron yang egois ini ke zaman di mana seharusnya dia
berada!” sahut Viki.
Gahwand menolak “Tidak bisa! Kita
akan menghancurkan seluruh Jabodetabek dengan T-Rex! Aku takkan pulang sebelum
aku menangkap T-Rex!!”
Viki mengambil sebuah pisau dari
tas Gahwand “Oh begitu, lagipula mengingat kau berdiri di atas perangkapmu
sendiri, membuat aku ingin membuatmu terperangkap.” Ia memotong tali perangkap
tersebut yang membuat Gahwand terperangkap dalam perangkapnya sendiri yang
membuatnya terperangkap seperti ikan di jaring ikan “Kalau begitu, au revoir, Gahwand, aku takkan
menolongmu jika kau bertemu dengan T-Rex.” Viki berlari bersama Oli meninggalkan
Gahwand.
“Viki, ayolah, bebaskan aku, aku
hanya bercanda!” seru Gahwand, ia pun melihat seekor T-Rex di samping kanannya
“Jangan bilang ada seekor T-Rex yang seharusnya kutangkap dengan jebakan ini.”
Ia pun akhirnya melihat T-Rex tersebut, ia berteriak panik “T-REX!!!!”
***
Kembali ke sidang antara Phillip
melawan Rico, sejauh ini, Judge Vincent
mulai lebih galak dibanding sebelumnya, ia sudah memarahi Luna, Casey, Siva,
dan Melati telah membela Phillip, ia juga menkritik Luna telah memakai jilbab
putih dan bahkan menyuruhnya untuk melepas jilbabnya.
“Hei, Anda menyuruhku untuk
melepas jilbabku?! Aku tak mau, aku seorang Muslim, aku tak mau rambutku kelihatan
oleh umum!” teriak Luna.
“Tok tok.” ucap Judge Vincent “Bailiff, lepas jilbab si wanita jalang itu!”
Bailiff melangkah menemui Luna “Baik, yang mulia.” Ia menarik jilbab Luna dengan paksa, yang membuatnya berteriak dengan histeris dan keluar dari studio.
Bailiff melangkah menemui Luna “Baik, yang mulia.” Ia menarik jilbab Luna dengan paksa, yang membuatnya berteriak dengan histeris dan keluar dari studio.
Siva mengangkat tangannya “Saya
keberatan, yang mulia! Anda benar-benar rasis! Anda tahu seorang Muslimah ingin
memakai jilbabnya!”
“Itu pun dilarang menurut
peraturan acaraku! Jika kau ingin semua wanita berjilbab, buat acaramu
sendiri!” teriak Judge Vincent.
Rico mengangkat tangannya “Halo,
apa kita akan melanjutkan sidang atau tidak?!”
Judge Vincent menjawab “Tentu saja, setelah yang satu ini…” Siaran
tersebut dihentikan sementara karena memasuki iklan.
***
Aaron dan Jessica menuruni bukit
dan kembali melanjutkan untuk mencari Oli, Gahwand, dan Viki. Mereka juga
menemui seekor Brontosaurus, Jessica menatap Aaron.
“Apa? Tidak, kita takkan menaiki
Brontosaurus.” ucap Aaron, ia pun menatap Jessica yang ingin menangis dan sangat
ingin menaiki Brontosaurus “Jangan menangis!! Kita akan naik Brontosaurus!!”
Aaron mengeluarkan senter dari tasnya, senter yang dikeluarkannya berfungsi
untuk menjinakkan binatang apapun, ia mengarahkan senter tersebut ke arah
Brontosaurus tersebut. Aaron dan Jessica menaiki kepala brontosaurus dan
melangkah menuju punggung tersebut. Brontosaurus tersebut mulai berjalan,
sementara Aaron yang mengendalikannya.
Dalam perjalanan, mereka menemukan Gahwand yang menjerit dengan panik dan akan dimakan oleh T-Rex, Aaron pun mengambil bumerang yang tajam untuk memotong tali perangkap yang membuat Gahwand terjebak. Gahwand pun terjatuh bersama tali perangkap tersebut, ia juga menembakkan peluru kejut ke arah T-Rex. T-Rex tersebut akhirnya terjatuh hingga menghancurkan beberapa pohon.
Dalam perjalanan, mereka menemukan Gahwand yang menjerit dengan panik dan akan dimakan oleh T-Rex, Aaron pun mengambil bumerang yang tajam untuk memotong tali perangkap yang membuat Gahwand terjebak. Gahwand pun terjatuh bersama tali perangkap tersebut, ia juga menembakkan peluru kejut ke arah T-Rex. T-Rex tersebut akhirnya terjatuh hingga menghancurkan beberapa pohon.
“Berhasil! Berhasil! Lo hicimos! Aku berhasil! Aku akan
membawa dia!” seru Gahwand sambil mencari sesuatu di tasnya, tapi tak ada yang
cocok untuk membawa T-Rex “Tidak! Tidak!! Tidak!!!”
“Gahwand, kita tak ada waktu
untuk menangkap T-Rex, kita harus cari Oli dan Viki!” seru Aaron.
“Aaron! Kau lagi! Dan… siapa
wanita cantik ini?” Gahwand menunjuk Jessica.
“Aku Jessica, orang yang memberi
tugas pada Aaron.” jawab Jessica “Tak ada waktu untuk berkenalan, kita harus
cari Oli dan Viki.”
“Tadi kau bersama mereka,
Gahwand, di mana mereka?” Aaron mulai berlari bersama Gahwand dan Jessica.
“Mana kutahu! Viki membuatku
terperangkap di perangkapku sendiri!”
Aaron mengambil pelacak orang
yang berbentuk seperti GPS dari tasnya, ia mulai melacak keberadaan Oli dan
Viki, benda itu berbunyi saat ditemukan orang terdekat “Ketemu! Mereka tidak
jauh dari sini dan mereka berhenti! Belok kanan!” Mereka belok kanan untuk
mencari Oli dan Viki. Mereka terus berlari hingga Oli dan Viki ditemukan, namun
dikepung oleh beberapa Pterodactyl.
“Oli!” seru Jessica.
“Jangan ke sini! Pterodactyl!”
teriak Oli.
Viki memukul beberapa Pterodactyl
tersebut, ia juga menabrakkan dua ekor Pterodactyl “Jangan lihat saja! Aku
butuh bantuan!”
Aaron dan Jessica mengeluarkan
pistol laser dari tas Aaron, sementara Gahwand hanya melempar batu saja. Aaron
dan Jessica menembakkan pistol laser tersebut ke arah beberapa Pterodactyl,
tapi Pterodactyl tersebut semakin banyak yang menghampiri mereka. Salah satu
Pterodactyl membuat pistol laser Jessica terjatuh, Jessica semakin panik.
“Percuma saja, mereka semakin
banyak!!” teriak Gahwand.
“Sial!” seru Viki.
Oli punya ide “Gahwand, kau masih
punya kawat besi yang seharusnya digunakan untuk perangkap T-Rex?”
Gahwand menjawab sambil
mengeluarkan kawat besar yang seperti jaring tersebut “Sebenarnya kawat ini
adalah robot yang bisa mengalirkan listrik.” Ia menyalakan tombol on pada kawat tersebut “Cepat lari ke
sana!”
Aaron, Oli, Jessica, Gahwand, dan
Viki berlari ke arah lurus, sementara kawat tersebut menghalangi jalan
Pterodactyl untuk mencapai mereka. Beberapa Pterodactyl tersebut menyentuh
kawat tersebut, dan mereka pun tersetrum hingga akhirnya mati.
“Ayo, ke arah sini!” seru
Gahwand.
***
Beberapa meter kemudian, mereka
berlima akhirnya menemukan lab yang dibangun Gahwand, lab tersebut sangat
primitif untuk kebanyakan lab. Tapi yang penting di dalamnya ada mesin waktu.
Mereka masuk ke dalam lab tersebut. Mereka berlima langsung menduduki mesin
waktu tersebut.
“Kembali ke seharusnya kita
berada! Kembali ke zaman kita!” seru Gahwand.
Mesin waktu tersebut akhirnya
mengantar mereka ke zaman seharusnya mereka berada, dan mereka pun tiba di
dalam gedung Gahwand’s Incorporated.
“Kita kembali! Kita kembali!”
seru Gahwand.
“Tapi kau tidak menangkap T-Rex.”
balas Viki.
Gahwand memeluk Viki “Tidak apa,
yang penting kita bisa pulang ke zaman kita! Kita pulang! Kita memang harus
berterima kasih pada Aaron!”
“Um, sebenarnya Aaron dan Oli
sudah pergi.” jawab Jessica.
“Lalu kenapa kau masih ada di
sini?” tanya Gahwand, ia pun melihat bahwa mesin waktunya dibawa Aaron dan Oli
“Mesin waktunya!!”
***
Kembali ke studio di mana Judge Vincent disiarkan langsung dari
sana, tampaknya sidang akan berakhir. Casey, Siva, dan Melati tampak cemas
bahwa Phillip akan dinyatakan bersalah oleh Judge
Vincent.
“Atas tuduhan penjiplakan lagu
yang diciptakan oleh penggugat, saya nyatakan Phillip…” ucap Judge Vincent.
“Tunggu!” Aaron mendobrak pintu
studio tersebut bersama Oli “Maaf, kami terlambat, tapi Anda harus lihat bukti
yang kami dapatkan.”
Oli mengambil iPhone Aaron dan
menyambungkannya ke layar televisi di samping Judge Vincent, Oli membuka video tersebut dan berkata “Mungkin
kalian harus menontonnya tiga kali.” Ia menekan tombol play.
Video tersebut menunjukkan Rico
berkata “Aku akan menjiplak lagu Phillip, lalu memalsukan tanggal aku
menciptakan lagu ini, dan aku juga akan menuntut Phillip ke Judge Vincent supaya aku bisa lebih terkenal dan aku akan membuat Phillip
dipermalukan!!”
“Lagi?” Oli menekan tombol rewind dan mengulang video itu dua kali
agar meyakinkan semua penonton untuk percaya dengan hal tersebut.
“Itu bohong! Kalian dapat dari
mana bukti itu! Kalian bahkan merekayasanya! Bohong!” teriak Rico.
“Diam, Rico! Bukti itu
membuktikan bahwa kau menjiplak lagu itu!” teriak Judge Vincent.
Rico memukul mejanya “Kau sudah
melihat Phillip menjiplak lagu itu! Aku seharusnya memenangkan sidang ini!
Phillip harusnya kalah!”
“Kalau begitu kita bermain, tok
tok.”
“Siapa di sana?”
“Kau kalah!” Judge Vincent memukulkan palunya “Aku hukum Anda denda sejumlah 85
juta Rupiah!!”
Rico melangkah menghadapi Judge Vincent “Apa?! 85?! Aku tak punya
uang sebanyak itu!”
“Setidaknya kau bisa mengganti
hukuman itu dengan yang lebih parah lagi! Bailiff,
masukkan di ke kandang macan tutul!”
Bailiff tersebut membawa kandang macan tutul masuk, ia pun
memasukkan Rico ke dalam kandang tersebut.
“AAARRRGH! Hakim macam apa kau
ini!” Rico akhirnya diserang oleh macan tutul tersebut tanpa ampun “AAAAAAAAAARRRRGH!!!
TOLONG!!! AMPUN!!!”
Judge Vincent memukulkan palunya untuk terakhir kalinya “Case closed! It’s time to DANCE PARTY!!!”
Sebuah lagu dimainkan dan semua
penonton mulai menari-nari merayakan kemenangan Phillip, termasuk Casey, Siva,
dan Melati.
“Untung kita memakai mesin waktu
untuk mendapat bukti.” ucap Oli.
“Ya, kita memang menolong Phillip
menang sidang itu.” balas Aaron.
Jessica pun akhirnya datang “Di
sini kalian rupanya! Aduh, jangan bilang kalian ada di studio di mana Judge Vincent disiarkan langsung dari sini kan? Omong-omong, Oli, kita
harus ke O.T.S.A., ayo!” Ia menarik Oli keluar dari studio tersebut, Aaron
mengikuti mereka.
“Kita mau ke mana?” tanya Oli.
“Kau akan menjadi Teen Secret Agent secara resmi.” jawab
Jessica “Ayo cepat!”
“Aaron!” panggil Phillip “Aku tak
peduli jika kau menjelajah waktu untuk mendapatkan bukti itu, tapi... terima
kasih.”
Aaron menemui Phillip “Ya, aku
menjelajah waktu, menggunakan mesin waktu pamanmu. Aku harus pergi, Oli akan
menjadi Teen Secret Agent secara
resmi.” Ia melakukan salam yang biasa dilakukan bersama Oli pada Phillip “Semoga
berhasil untuk merilis albummu, aku tunggu.”
“Oke, semoga kau suka laguku.”
Aaron pun berlari mengejar Oli
dan Jessica keluar dari studio tersebut.
***
O.T.S.A. Headquarters, Tangerang, Indonesia, saat mereka tiba, para
petugas menyambut, terutama pada Oli. Mereka pun menemui CEO O.T.S.A. cabang
Indonesia yang bernama Boss, seorang pria yang berumur enampuluhan tahun,
rambut dicukup rapi berwarna putih, kumisnya juga berwarna putih.
“Halo, Boss.” sapa Jessica.
“Boss?” ucap Aaron dan Oli.
“Halo, Aaron, saya dengar kau
sudah menyelesaikan beberapa misimu bersama sidekick-mu,
Oli. Kau sudah menjadikan temanmu ini sebagai Teen Secret Agent, tapi belum resmi. Meski identitasmu ketahuan
oleh dia, tapi kau melakukan pekerjaan yang hebat, mengangkat temanmu sebagai sidekick.”
“Ya, Anda ingin menjadikan Oli
sebagai Teen Secret Agent secara
resmi?” tanya Aaron.
Boss mengangguk “Ya, Aaron. Oli,
silahkan maju.” Oli menemui pria tersebut “Oli, pekerjaanmu luar biasa sebagai sidekick Aaron, saya tahu kau sudah menyelesaikan
misi bersama Aaron, sekarang, saya akan mengangkatmu sebagai Teen Secret Agent secara resmi. Selamat
datang di organisasi, Oli.”
“Ya, terima kasih banyak.” Oli
berjabat tangan dengan Boss.
Boss menatap Aaron “Aaron,
mengingat kau belum punya markas rahasia Teen
Secret Agent-mu sendiri, saya akan minta beberapa petugas untuk
membangunnya di lantai bawah tanah rumahmu, kira-kira akan selesai awal tahun.”
“Terima kasih banyak, Boss.” ucap
Aaron.
“Sekarang, kalian istirahatlah,
kalian membutuhkannya.”
Aaron, Oli, dan Jessica memberi
hormat pada Boss, mereka pun pergi meninggalkan bangunan tersebut.
Epilogue
Awal libur sekolah akhir tahun,
Aaron mengecek iPhone-nya, ia melihat status Facebook semua temannya. Ia mengetahui bahwa Oli mengikuti latihan
khusus di O.T.S.A. Headquarters, Luna
mendapat jilbab barunya, Jessica berlibur bersama keluarganya di Bandung, Casey
kembali ke Australia, Siva pergi ke Dubai bersama keluarganya dari Irlandia,
Phillip merilis album debutnya, dan Melati tetap di Jakarta.
“Aaron, kau mau pergi ke mana
saat liburan? Ibu dengar markas rahasiamu di bawah tanah hampir selesai.” Laura
membawakan secangkir cokelat panas pada Aaron.
Aaron meminum cokelat panas
tersebut “Aku tetap di Jakarta saja, bu, aku butuh istirahat dari misi Teen Secret Agent.”
“Oke, ibu mau pergi dulu, kau
jaga rumah ya.” Laura meninggalkan Aaron.
Aaron mendapat SMS dari Oli, Oli
bertanya pada Aaron bagaimana liburan di rumah untuk pertama kalinya, Aaron
menjawab biasa saja, ia tidak sabar untuk sekolah dan misi baru di awal tahun.
Comments
Post a Comment