Strange Case Episode 5
Strange Case is classified 15+, it contains strong violence and supernatural themes, it is not recommended for people under 15.
5. In Case of Haunted
Hotel
“Aku tahu kau
siapa.” ucap seorang pria itu sekali lagi sambil mendekati Steven. Steven
memandang pria itu memakai seragam paramedis dan rambutnya hitam pendek, ia
tahu bahwa pria itu paramedis, tapi mengapa tiba-tiba menemuinya. Steven
mengetahui nama pria itu adalah Craig, ia melihat nama yang tertulis di
seragamnya.
“Maaf, kurasa
kau salah orang.” ucap Steven.
“Tidak, aku tahu
siapa dirimu sebenarnya, kau Steven, kau adalah orang yang melihat makhluk
gaib, termasuk hantu, ‘kan? Kau berbicara pada seorang hantu saat kau tiba di
rumah ‘kan?”
Steven membalas
sambil tertawa “Kau salah, aku tidak berbicara pada hantu, lagipula orang macam
mana yang bisa melihat hantu. Aku hanya berbicara sendiri.”
Craig langsung
membalas “Kau berbohong, aku tahu kau melihat hantu, kau melihat hantu saat kau
tiba di sini, ‘kan? Jawablah dengan jujur, karena aku bisa tahu apa kau
berbohong atau tidak.”
“Aku tak bisa
melihat hantu sama sekali, sungguh.”
“Oke, tapi aku
tak bisa mendengar kalimatmu selain kebohongan yang kau ungkapkan, akan
kubuktikan kalau kau berbohong.” Craig pun pergi meninggalkan jalan tersebut.
Steven pun
bernafas lega sambil membuka pintu rumahnya, ia pun melangkah menuju kamarnya
untuk ganti baju dan membuka buku pelajarannya untuk sekadar mengulang sambil
menyalakan laptopnya. Saat laptopnya sudah menyala dengan benar, ia langsung
mencari kata kunci nama hotel di mana reuni SMA yang didatangi ayahnya
diadakan. Ia pun mengetahui bahwa hotel tersebut terletak di kabupaten Bandung.
Steven juga
menemukan berita orang hilang yang dikabarkan terakhir kali terlihat di hotel
tersebut, nama orang hilang tersebut adalah Lila Damanik Pieters, seorang
mahasiswi yang memiliki rambut lurus berwarna hitam. Steven menganggap kasus
tersebut harus dipecahkan olehnya sambil menemukan petunjuk di hotel tersebut.
Ia pun kembali membuka bukunya dan belajar.
***
Steven dan Greg
tetap berada di kelas meski banyak siswa yang pergi ke kantin saat waktu
istirahat. Steven bukan hanya membicarakan soal hotel di mana reuni tersebut
diadakan, tapi juga hilangnya Lila Damanik Pieters dan saat ia menemui
paramedis bernama Craig yang dianggapnya orang aneh. Steven bahkan memberitahu
bahwa Craig tahu ia bisa melihat hantu.
“Darimana dia
tahu itu?” tanya Greg.
“Aku tak tahu.”
“Apa dia berkata
dengan keras bahwa kau bisa melihat hantu? Apa dia bisa melihat hantu juga?”
“Aku tak tahu,
pokoknya dia bilang kalau aku bohong saat kubilang aku tak bisa melihat hantu.
Aku benar-benar tak percaya ini, apa dia bisa membaca pikiranku?”
“Tak tahu, tapi
pokoknya kita harus pergi ke hotel itu sepulang sekolah, untuk menemukan
keberadaan Lila.”
“Dan jangan lupa
untuk petunjuk tentang keberadaan ayahku, jika bisa menemukan kedua orangtuaku,
itu penting!”
“Oke, nama
paramedis aneh itu Craig, ‘kan? Apa kau kenal dia?”
Bel masuk pun
berbunyi, semua teman sekelas mereka masuk ke dalam kelas tersebut, namun tidak
ada guru yang datang, melainkan hanyalah tugas dari guru piket. Guru piket
tersebut menuliskan tugas di papan tulis, tugas tersebut harus segera
dikumpulkan pada hari itu juga. Semua siswa tampaknya mengeluh, tapi apa boleh
buat, mereka harus mengerjakan tugas tersebut. Sebagian siswa mulai mengerjakan
tugas tersebut, termasuk Steven dan Greg, tapi ada juga yang memutuskan untuk
tidak mengerjakannya.
***
Saat bel pulang
dibunyikan, semuanya tampak senang dan menyiapkan tas masing-masing untuk
pulang. Kecuali Steven dan Greg yang berniat untuk pergi ke hotel yang
dibicarakan oleh mereka. Kedua pemuda itu pergi ke toilet untuk ganti mengganti
seragam dengan kaus oblong sebelum meninggalkan sekolah tersebut.
Setelah ganti
baju, mereka keluar dari gedung sekolah tersebut dan mulai berangkat
mengendarai motor masing-masing menuju kabupaten Bandung. Mereka melewati jalur
Ujung Berung sambil mengebut.
Saat mereka tiba
di perbatasan antara kota Bandung dan kabupaten Bandung, mereka berhenti
sejenak, tapi Steven merasa ada yang mengikuti mereka, Greg pun memandang
Steven yang tampak khawatir.
“Steve, kau tak
apa?” tanya Greg.
“Ada yang
mengikuti kita, aku bisa merasakan hal itu, aku tak tahu siapa, pokoknya ada
orang yang mengikuti kita!”
Greg pun
memandang ke belakang dan tidak melihat siapa-siapa selain warga-warga sekitar
berjalan-jalan serta beberapa kendaraan bermotor melewati jalan, ia pun
membalas “Tak ada yang mengikuti, Steve, mungkin kau hanya melihat orang-orang
yang berjalan-jalan di daerah sini.”
“Kau benar,
mungkin aku hanya berpikir yang aneh-aneh.” ucap Steven, ia pun mengajak untuk
melanjutkan perjalanan mereka. Namun apa yang dipikirkannya ternyata benar,
seseorang mengikuti mereka, orang itu tak lain adalah Craig yang menaiki sepeda
motornya.
Steven dan Greg
akhirnya tiba di hotel yang dimaksud, hotel itu namanya Night Time Hotel, hotel tersebut terlihat tidak seperti hotel
lainnya, hanya tampak seperti rumah biasa kecuali lebih luas seperti hotel.
Setelah kedua
pemuda itu memarkirkan sepeda motor mereka di samping hotel tersebut, mereka
memasuki hotel tersebut. Tampaknya tidak ada orang di dalam hotel tersebut.
Steven memanggil apa ada orang di dalam hotel tersebut. Mereka mulai melewati
beberapa pintu kamar yang ada di samping kiri dan kanan mereka.
Greg melihat ada
tanda “Dilarang Masuk” di salah satu pintu kamar paling depan sebelah kanan, ia
pun memberitahu Steven bahwa ada tanda tersebut di pintu kamar tersebut. Steven
pun membuka pintu tersebut dan memasuki kamar tersebut.
Ternyata kamar
yang mereka masuki bukanlah kamar hotel melainkan ruangan observasi, banyak
layar televisi yang memperlihatkan situasi hotel tersebut. Mereka menyadari
bahwa situasi hotel tersebut direkam oleh beberapa kamera CCTV.
“Kita direkam,
benar-benar direkam.” ucap Steven, ia pun melihat ada sebuah komputer yang
mungkin menyimpan beberapa rekaman kamera CCTV. Steven mulai mengoprek komputer
tersebut, sementara Greg menonton beberapa layar televisi untuk mengawasi
situasi di hotel tersebut.
“Ya, rekaman ini
pasti tersimpan dalam komputer, kau bisa mencari video saat reuni ayahmu?”
tanya Greg.
Steven mengambil
undangan reuni tersebut dari sakunya dan melihat tanggal diadakan reuni
tersebut, ia pun mencari tanggal tersebut, dan ternyata ada sekitar 30 video
yang tersimpan. Steven melihat waktu yang tertera di undangan reuni tersebut,
ia meng-klik waktu tersebut, yaitu pukul 8:30 malam.
“Greg, lihat,
aku menemukan videonya, ini saat reuni ayahku dimulai.” kata Steven.
Video tersebut
menunjukkan kedua orangtua Steven sedang berada di sebuah aula saat pesta reuni
dimulai, semua tamu reuni tersebut tampak mulai berpesta, ada yang menari-nari,
makan-makan, bersosialisasi sesama alumni, dan bahkan ada yang bertingkah aneh.
Ia pun mempercepat video tersebut hingga saat semua tamu reuni tersebut
pingsan, Steven mengetahui bahwa hal tersebut terjadi pada jam 10 malam, setelah
itu video tersebut selesai dengan gambar yang kabur hingga muncul peringatan
“Fatal Error”.
“Hanya itu?
Setelah semua tamu reuni termasuk kedua orangtuamu pingsan, lalu ada tulisan Fatal Error? Apa yang sebenarnya
terjadi, Steve?” tanya Greg.
“Mungkin ada
orang yang merusak kamera itu, dan FYI,
video itu langsung melompat pada jam 12 malam dan mereka sudah menghilang dari
hotel ini.” jawab Steven “Sekarang kita cari video saat sebelum Lila menghilang
dari hotel ini.”
Greg pun melihat
salah satu layar televisi yang menunjukkan ada seorang wanita yang tiba di
hotel itu “Steven, ada orang yang ke sini, ini gawat, kita harus keluar dari
sini!”
“Tenang, aku
sedang mencari…”
“Tak ada waktu
lagi, mungkin dia itu reseptionis hotel ini! Kita harus keluar dari sini sekarang
juga, Steven!”
Steven dan Greg
segera keluar dari ruangan tersebut, saat mereka membuka pintu, wanita itu
sudah ada di hadapan mereka, mereka pun terkejut saat melihat wanita tersebut.
Wanita tersebut
bertanya “Apa yang kalian berdua lakukan di sini? Kalian tahu ada tanda
‘dilarang masuk’ di pintu ini? Kalian ini benar-benar tidak bisa mematuhi
aturan ya. Keluarlah dari tempat ini, temui saya di depan meja reseptionis
sekarang.” Wanita tersebut pun pergi menuju meja reseptionis.
“Kurasa ini
gawat sekali.” ucap Greg.
Steven dan Greg
melangkah keluar dari ruangan tersebut dan menuju depan meja reseptionis, di
mana wanita yang menemui mereka tadi berada.
Steven pun mulai
mengucapkan “Bu, kami benar-benar menyesal, tapi kami ke sini untuk mencari
informasi tentang keberadaan kedua orangtuaku.”
Greg menambah
“Dan juga seorang mahasiswi bernama Lila.”
“Ya sudahlah,
tapi kalian jangan sekali-kali masuk lagi ke ruangan itu, saya Priscil. Apa
kalian ingin menginap di hotel ini atau tidak?” tanya wanita tersebut.
“Tidak, kami
hanya mencari informasi seperti yang kami bilang.”
“Oke, jika
kalian ingin menginap, beritahu saya, tapi jangan pergi ke ruangan tadi!”
Steven dan Greg
melangkah keluar dari hotel tersebut dan mereka melihat seorang lelaki yang
sepertinya memandang hotel tersebut. Steven berpikir bahwa lelaki tersebut tahu
apa yang terjadi pada hotel tersebut, jadi Greg memutuskan untuk bertanya
kepada lelaki tersebut. Sementara Steven juga akan melangkah, tapi…
“Well, well, well, sepertinya aku juga menemui
seorang pembohong yang ketemui kemarin.” ucap seseorang dari belakang Steven,
yang tak lain adalah Craig, ia pun terlihat tenang saat memandang Steven.
“Sejak kapan kau
di sini? Apa kau mengikutiku? Aku seharusnya tahu bahwa kau mengikutiku saat aku
mengetahui bahwa ada seseorang yang mengikutiku yang tak lain adalah kau!
Lagipula, aku bukan pembohong!” ucap Steven.
“Kau salah,
dalam pikiranmu mengatakan bahwa kau bisa melihat hantu, aku bisa merasakan
pikiranmu.”
“Jadi kau bisa
baca pikiran orang? Aku tak percaya ini!” Steven pun mulai tertawa “Kau tahu
bahwa aku bisa melihat hantu kakakku, sedangkan aku baru saja mengetahui bahwa
kau bisa baca pikiran. Omong-omong, maaf jika aku tertawa keras-keras tadi,
lagipula, aku butuh bantuanmu.”
“Untuk mencari
kedua orangtuamu, ‘kan? Bukan hanya itu, tapi juga keberadaan Lila dan rahasia
hotel ini.”
“Kau benar,
rupanya kau ini benar-benar telepati.”
Sementara itu,
Greg mendatangi lelaki yang menatap hotel di depannya, ia bertanya mengapa
lelaki itu tetap menatap hotel tersebut tanpa mengedipkan mata. Lelaki tersebut
menjawab bahwa hal tersebut merupakan kebiasaan dirinya. Greg pun bertanya apa
lelaki tersebut mengenali Lila Damanik Pieters.
“Ya, aku kenal
gadis itu, sebenarnya dia itu cantik bagaikan supermodel, tapi entah kenapa dia
menghilang setelah ia terlihat di hotel itu.” jawab lelaki tersebut.
“Apa kau
menemuinya di dalam hotel?”
“Tidak, aku
menemuinya di sekitar sini, itu karena aku ini adalah outcast daerah ini, bahkan, wanita jalang yang bernama Priscil itu
bilang kepada Lila untuk menjauh dariku. Dia berpikir kalau aku ini berbahaya,
tapi sebenarnya tidak, aku biasa-biasa saja.”
“Jadi wanita itu
melarangmu masuk ke dalam hotel itu?”
“Tentu saja,
sudah kubilang alasannya.”
“Oke.”
“Oh tidak, si
wanita jalang itu lagi, dia melihatku menemuimu. Aku harus pergi.” Lelaki
tersebut meninggalkan tempat tersebut, sementara Priscil menemui Greg.
“Kau melakukan
apa dengan lelaki itu?” tanya Priscil.
“Hanya bertanya
saja, pekerjaan detektif.” jawab Greg.
“Terserah siapa
dirimu, tapi kau harus jaga jarak darinya, dia itu berbahaya, jangan berteman
dengan anak itu.” Wanita tersebut langsung pergi masuk ke dalam hotel tersebut.
Steven dan Craig
menemui Greg, Steven pun menceritakan bahwa Craig memiliki bakat telepati, Greg
juga mengetahui bahwa Craig yang mengikuti mereka secara diam-diam menuju hotel
tersebut.
“Sepertinya ada
yang tak beres dengan hotel ini, wanita itu bilang kalau lelaki yang tadi itu
berbahaya, sedangkan lelaki itu mengatakan wanita itu merupakan wanita jalang.”
kata Craig.
Steven menjawab
“Mungkin salah satu mereka merupakan penyebab hilangnya Lila, atau bisa disebut
penculik Lila.”
“Sepertinya kita
harus menginap malam ini.” ucap Greg “Aku sudah izin tidak akan siaran malam
ini, tapi masalahnya bagaimana dengan keluargamu, Steven?”
Steven menjawab
lagi “Tenang saja, om dan tante sedang ke Jakarta dan mereka akan pulang nanti,
sedangkan Ailee menginap di rumah temannya. Setelah malam berakhir, kita
kembali ke sekolah.”
“Oke, aku akan
bilang pada wanita itu bahwa kita akan menginap.” ucap Craig.
Mereka bertiga
pun kembali masuk ke dalam hotel tersebut, mereka menemui Priscil di depan meja
reseptionis. Priscil pun sudah menduga bahwa Steven, Greg, dan Craig akan
menginap di hotel tersebut, jadi ia memberikan kunci kamar nomor 13. Craig
mengambil kunci tersebut dan mengajak Steven dan Greg untuk masuk ke dalam
kamar nomor 13.
“Nomor 13?
Biasanya tidak ada nomor itu di hotel itu, padahal angka itu merupakan angka
sial.” ucap Greg saat Craig membuka kunci pintu tersebut.
“Jangan percaya
hal yang seperti itu, anggap saja nomor itu nomor keberuntungan.” ucap Craig.
Steven melihat
kaus biru yang sepertinya dimiliki oleh Lila di bawah salah satu kasur yang
tampak tidak mewah itu “Sepertinya Lila pernah menginap di kamar ini sebelum
dia menghilang. Greg, lelaki yang kau temui tadi memang terlihat mencurigakan
menurut Priscilla, tapi Priscilla juga bertingkah aneh saat pertama kali
menemui kita.”
“Aku tak melihat
ada tingkah aneh pada Priscilla.” balas Greg.
“Oke, malam ini,
kita akan kembali ke ruangan observasi, kita akan melihat apa yang terjadi
sebelum Lila menghilang dari hotel ini. Tapi apa yang harus kita lakukan hingga
malam hari?”
Greg menjawab
“Main game di Galaxy Note-ku saja!
Sementara Craig
mulai tertidur di kasur, Steven dan Greg bermain beberapa game pada Samsung Galaxy Note
Greg, mulai dari Angry Birds, Pro
Evolution Soccer, Where’s My Water, UNO, dan Ashpalt 6.
Jam sudah
menunjukkan pukul 9:30 malam, Steven dan Greg berhenti bermain game dan berpikir saatnya untuk pergi
menuju ruang observasi, yang ternyata mereka benar-benar melakukannya. Mereka
berdua berjalan keluar dari kamar nomor 13 tersebut secara diam-diam, mereka
pun melangkah menuju ruang observasi.
Sebelum mereka
berdua masuk, Greg memandang ke arah jendela, ia memandang bulan yang sedang
menampakkan sinarnya. Steven mengetahui bahwa sedang terjadi bulan purnama, ia
mengatakan bahwa baru pertama kalinya ia melihat bulan purnama secara langsung.
Greg pun mengatakan bahwa bulan purnama tersebut bisa dibilang cantik dan
indah.
Mereka berdua
pun memasuki ruangan observasi, ruangan tersebut sangat gelap dibanding
sebelumnya, bahkan tidak ada tombol lampu sama sekali, jadi mereka harus
mencari video saat sebelum Lila menghilang di ruangan gelap tersebut.
“Oke, Greg, kau
ingat kapan Lila dikabarkan menghilang setelah terlihat di hotel ini?” tanya
Steven.
“Kalau tidak
salah 8 Mei, berarti dia menghilang pada tanggal 7.” jawab Greg.
Steven mencari
video yang direkam pada tanggal 7 Mei, ia mengklik file video tersebut, ia
percepat video tersebut hingga saat jam 7 malam. Video tersebut menunjukkan
Lila berjalan-jalan di depan beberapa kamar. Steven mengira bahwa Lila tidak
mengetahui bahwa ia sedang direkam oleh kamera CCTV.
Lila terlihat
sedang berjalan dengan berhati-hati, tapi ada figur misterius yang
mengikutinya, figur misterius itu memakai jaket hoodie berwarna abu-abu. Tapi tiba-tiba video itu langsung melompat
dan menunjukkan situasi pada jam 10 malam, saat tidak ada yang terlihat sama
sekali di hotel tersebut.
“Lagi-lagi
langsung melompat.” ucap Steven.
Tiba-tiba
terdengar suara auman serigala, Greg pun kaget dan bertanya apa ada serigala di
Bandung. Kedua pemuda itu keluar dari ruangan observasi dan berlari keluar dari
hotel. Mereka kaget saat mereka keluar dari hotel tersebut, mereka melihat
seekor serigala yang memakai hoodie berwarna
abu-abu.
“Steve, kurasa
itu bukan serigala biasa, itu werewolf…”
ucap Greg.
Werewolf tersebut mulai mengejar Steven
dan Greg. Kedua pemuda itu berlari masuk ke dalam hotel tersebut dan menutup
pintu, tapi werewolf tersebut
mendobrak pintu tersebut, yang membuat mereka berdua kaget. Steven dan Greg
berlari saat werewolf tersebut
mengejar mereka, tapi tampaknya werewolf
itu berlari menuju arah yang lain.
“Kurasa kita lolos!”
ucap Greg.
“Kurasa belum,
mungkin dia ke arah yang lain, kita ikuti saja dia!” usul Steven.
Steven dan Greg
berbalik ke belakang dan berlari mengikuti werewolf
tersebut, mereka pun bersembunyi saat tiba di suatu ruangan. Mereka melihat
werewolf tersebut menekan sebuah
tombol rahasia, werewolf tersebut
tampak melangkah turun ke lantai bawah tanah. Steven berpikir sepertinya ada
tangga rahasia menuju bawah tanah, ia pun mengajak Greg untuk menuruni tangga
tersebut, tangga tersebut terasa licin dn basah. Greg pun hampir terjatuh dari
tangga tersebut saat sampai di tengah-tengah, tangan kanannya dipegang oleh
Steven saat ia hampir terjatuh.
Saat mereka tiba
di lantai bawah tanah, mereka melihat banyak sekali ruangan, ruangan tersebut
menyerupai labirin, dan itu membingungkan mereka.
“Bagaimana werewolf itu tampak tak tersesat dengan
melewati labirin seperti ini?” tanya Greg.
“Kita berpencar
saja, kau ambil jalur lurus, dan aku ambil jalur kanan, oke?”
“Tapi bagaimana
dengan jalur kiri?” tanya Greg.
“Kita abaikan
saja dulu. Kalau ada masalah, telepon saja.”
Mereka pun
akhirnya berpencar, Greg melangkah lurus, sementara Steven mengambil jalur
kanan.
Saat Steven
masuk ke jalur tersebut, ia melihat lagi-lagi ada tiga jalur yang berbeda,
lurus, kiri, dan kanan, ia pun memutuskan untuk belok kanan, tapi lagi-lagi ada
hal yang sama saat ia masuk, ia belok kanan dua kali lagi, dan ia pun melangkah
lurus. Ia belok kiri, lurus, belok kanan, dan lurus lagi. Steven kembali
berjalan arah lurus, kanan, dan lurus, tapi ia tak menemukan apa-apa selain
jalan buntu. Ia berbalik arah dan belok kanan, ia melangkah satu langkah ke
depan, lalu belok kanan lagi dan berjalan beberapa langkah ke depan hingga ia
menemukan seorang gadis yang diikat dengan tali dan mulutnya ditutup oleh
selotip.
Steven
mengetahui bahwa gadis tersebut merupakan Lila Damanik Pieters, ia pun langsung
menemui gadis tersebut dan membuka ikatan tali yang mengikat tangan gadis itu,
serta ia membuka selotip yang menutupi mulut gadis yang tampak mengenakan ikat
rambut dan memiliki wajah putih merona itu.
“Kau siapa? Kau
pasti tersesat.” ucap Lila.
“Aku tidak
tersesat, aku ke sini untuk menyelamatkanmu, ayo kita keluar dari sini sebelum werewolf itu datang.” ucap Steven, ia
dan Lila segera meninggalkan tempat tersebut dan mulai menyusuri labirin itu
lagi untuk kembali ke hotel tersebut.
Sementara Greg
masih tampak tersesat saat menyusuri labirin tersebut, ia hanya menemukan
beberapa jalan buntu, ia saat ia kembali ke bagian tengah labirin tersebut, ia
melihat werewolf di ruangan sebelah
kanan yang melihatnya. Greg pun segera berlari ke arah depan, sementara werewolf tersebut mengejarnya. Greg
mengambil Samsung Galaxy Note-nya dan
menelepon Steven.
“Steven, werewolf itu menemukanku dan sedang
mengejarku!!! Di mana kau?!” tanya Greg panik.
“Aku menemukan
Lila, dan apa? Kau dikejar werewolf?
Jangan khawatir, aku akan segera ke sana!” ucap Steven.
“Werewolf itu memburuku! Dan dia ingin
membunuhku!”
“Dia juga ingin
membunuh Greg, dan kita semua.”
Kembali ke
kejaran antara Greg dan werewolf
tadi, Greg pun berusaha meloloskan diri dari kejaran tersebut, ia pun mulai
bersembunyi di sebuah ruangan yang hanya ada jalan buntu, werewolf tersebut mengejar ke arah yang lain.
Saat Greg tiba
di ruangan tersebut, ia kaget saat melihat ada sebuah mayat yang tergeletak di
situ, darah terlihat banyak keluar dari tubuh mayat tersebut, Greg berpikir
berarti orang tersebut baru saja dibunuh. Saat ia berbalik arah, Priscil menemuinya
dan membuatnya kaget.
“Tenang! Tenang!
Tenang!” ucap Priscil.
“Anda
mengagetkanku! Werewolf itu
mengejarku dan dia ingin membunuhku dan… dan…”
“Ya, saya tahu werewolf itu membunuh orang itu,
sekarang larilah, saya akan memberi pelajaran werewolf itu.”
Greg pun berlari
keluar dari ruangan tersebut dan kembali menyusuri labirin tersebut, sementara
Priscil mengubah dirinya menjadi werewolf
dan menemui werewolf yang satunya.
Priscil pun
memperingatkan “Sudah kubilang untuk menjauh dari mereka! Karena mereka
milikku!!”
“Tidak, mereka
milikku! Kau pergi saja, werewolf
wanita jalang!”
Priscil pun
mulai menyerang werewolf tersebut
dengan cakarnya, ia bahkan juga mengigit lehernya, ia pun dibalas dengan
wajahnya dicakar hingga berdarah. Kedua werewolf
itu saling bertarung sambil berlari mengejar yang lain.
Greg pun
akhirnya menemui Steven dan Lila, ia pun bisa bernafas lega, tapi kedua werewolf itu menemui dan mengejar
mereka. Steven, Greg, dan Lila kembali berlari, namun Lila tanpa sengaja
terjatuh, dan parahnya, itu pun saat Priscil muncul dari ruangan sebelah kiri
yang akan menyerangnya. Lila berteriak dengan keras bahwa ia tahu akan diserang
oleh Priscil ataupun satu werewolf
yang melawan Priscil.
Tapi Priscil
terkena serangan kejut taser hingga
ia terjatuh. Greg melihat Craig yang menyerang Priscil dengan taser.
“Craig, kau
akhirnya datang juga!” seru Greg.
Craig pun
langsung menyerang werewolf yang
satunya lagi dengan taser-nya hingga
terjatuh. Akhirnya, dua werewolf
berhasil ditaklukkan. Craig pun mengajak mereka bertiga untuk keluar dari hotel
tersebut.
***
Hari Jumat dini
hari, Steven tiba di rumahnya dan memarkirkan motornya di garasi, ia pun
mendapat SMS dari Ailee bahwa ia tak jadi menginap di rumah teman, ia tahu
bahwa Ailee sudah pulang dan tertidur. Ia pun melangkah masuk ke dalam rumah,
ia berjalan menuju kamar Ailee, hanya untuk melihat sepupunya yang tertidur
pulas sambil menggigau.
“Sepertinya
sepupumu tidur nyenyak.” ucap Ben muncul tiba-tiba di samping Steven.
“Ya, dia memang
ingin menginap di rumah temannya, tapi sayangnya batal. Kak, aku benar-benar…”
“Tak usah
mengatakan itu, kakak sudah tahu. Lagipula kakak tahu siapa Craig yang kau
temui itu, dia teman satu kampus dengan kakak, tapi dia lulus lebih awal. Kakak
pikir dia itu memang orang aneh dan sok tahu sekali bisa menebak apa yang orang
akan lakukan yang ternyata benar-benar terjadi. Dia sekarang sudah menjadi
paramedis yang pintar. Pertama, kau dapat rekaman CCTV dari hotel itu, ‘kan?”
“Aku tidak
mengambilnya, melainkan aku hanya tahu bahwa semua tamu reuni SMA yang
didatangi ayah pingsan semua pada jam 10 malam, dan tamat, begitu saja.”
“Oh, aku
mendapat kabar bahwa polisi menemukan kotak yang berisi gaun hitam yang
terkubur di tanah, kau pasti kaget gaun itu milik siapa.”
Steven menjawab
“Gaun itu milik ibu ‘kan?”
Comments
Post a Comment