Top Reality Episode 16
Top Reality is classified PG, for general reading but some scenes may be unsuitable for children
“Sebelumnya di Top Reality,
setelah Oli dan Taylor tereliminasi secara mengejutkan, Carlos dan Dominic
sangat shock kehilangan mereka. Bahkan, Timothy mengolok-olok Oli dan membuat
Carlos marah dan memutuskan untuk mem-vote dia jika Timothy kalah. Kesembilan
kontestan merakit ATV mereka sendiri, Lil Shawna sangat takut mengendarai ATV.
Pada akhirnya, tantangan dimenangkan oleh Snookie, dan Felicia langsung
tereliminasi karena ia yang terakhir tiba di garis finish, bahkan ia berkata
kasar pada Snookie dan tidak mau jadi sahabatnya lagi. Delapan kontestan masih
berjuang untuk memperebutkan satu milyar Rupiah, siapa yang akan tereliminasi
selanjutnya? Lihat saja di Top Reality!” seru Ryan.
Twelve contestants
One Winner
One billion Rupiah Cash Prize
Who will win?
Top Reality
Episode 16
Pada jam sembilan malam,
kedelapan kontestan yang tersisa sedang menonton Saw 3D, mereka bukan menonton
Blu-Ray aslinya, melainkan bajakan.
“Kenapa dia ngasih Blu-Ray bajakan dari Saw 3D, coba?” tanya Timothy.
“Blu-Ray aslinya belum keluar, bodoh.” jawab Snookie.
“Oh, sial, aku ga bisa nonton film ini dalam 3D.” kata Carlos sambil memasang dan melepas kaca mata 3D-nya.
“Ya iyalah, ini kan bajakan!” kata Snookie.
“Padahal aku ingin nonton film ini dalam 3D.” kata Carlos.
“Kenapa dia ngasih Blu-Ray bajakan dari Saw 3D, coba?” tanya Timothy.
“Blu-Ray aslinya belum keluar, bodoh.” jawab Snookie.
“Oh, sial, aku ga bisa nonton film ini dalam 3D.” kata Carlos sambil memasang dan melepas kaca mata 3D-nya.
“Ya iyalah, ini kan bajakan!” kata Snookie.
“Padahal aku ingin nonton film ini dalam 3D.” kata Carlos.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Carlos: “Aku ingin nonton Saw
3D dalam 3D yang sebenernya, tapi ternyata… ga 3D, aku ga bisa nonton film 3D
kalo Blu-Ray-nya bajakan.”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kalo gini mendingan nonton
The Final Destination aja.” kata Lil Shawna.
“Tapi Ryan menyuruh kita untuk menonton Saw 3D, ingat?” kata Timothy.
“Oh, tidak, aku takut!” kata Miranda.
“Tenang, Miranda, ini kan Cuma film horror, jadi ga ada yang seram, dan gue ga suka horror.” kata Katie.
“Kata-katamu ga ngebantu, Katie.” kata Miranda.
“Tapi Ryan menyuruh kita untuk menonton Saw 3D, ingat?” kata Timothy.
“Oh, tidak, aku takut!” kata Miranda.
“Tenang, Miranda, ini kan Cuma film horror, jadi ga ada yang seram, dan gue ga suka horror.” kata Katie.
“Kata-katamu ga ngebantu, Katie.” kata Miranda.
Setelah filmnya selesai, Carlos
mengeluarkan disc tersebut dari Blu-Ray player.
“Filmnya ga cukup seram, mendingan filmnya dalam 3D, itu baru seram.” kata Carlos.
“Jangan ngomong gitu dong, nanti malah lebih seram.” kata Johan.
“Johan, loe takut sama film tadi ya??” tanya Timothy.
“Ga, aku ga takut sama film horror!” jawab Johan.
“Sekarang kita harus bilang Ryan bahwa kita udah selesai menonton film ini.” kata Snookie.
“Tapi si Ryan mana? Dia ga ada di mana-mana!” kata Lil Shawna.
“Jangan-jangan Saw 3D malah jadi kenyataan!” teriak Miranda.
“Jangan ngomong gitu lah, nanti malah beneran!” teriak Johan.
“Semuanya, jangan panik, ini bukan di dalam film horror, termasuk Saw 3D! Jadi jangan anggap film tadi itu kenyataan!” kata Carlos.
“Hei, apa ini??” tanya Katie sambil mengambil sebuah koran yang mungkin dijatuhkan oleh Ryan. Ia membaca koran tersebut, begitu juga dengan semuanya “Semuanya, lihat! Seorang pembunuh berantai kabur dari penjara, ia sedang menuju lokasi taping Top Reality.”
“Ini mungkin tantangan untuk kita semua.” kata Timothy.
“Saw 3D jadi kenyataan!? WOW!” teriak Carlos.
“Filmnya ga cukup seram, mendingan filmnya dalam 3D, itu baru seram.” kata Carlos.
“Jangan ngomong gitu dong, nanti malah lebih seram.” kata Johan.
“Johan, loe takut sama film tadi ya??” tanya Timothy.
“Ga, aku ga takut sama film horror!” jawab Johan.
“Sekarang kita harus bilang Ryan bahwa kita udah selesai menonton film ini.” kata Snookie.
“Tapi si Ryan mana? Dia ga ada di mana-mana!” kata Lil Shawna.
“Jangan-jangan Saw 3D malah jadi kenyataan!” teriak Miranda.
“Jangan ngomong gitu lah, nanti malah beneran!” teriak Johan.
“Semuanya, jangan panik, ini bukan di dalam film horror, termasuk Saw 3D! Jadi jangan anggap film tadi itu kenyataan!” kata Carlos.
“Hei, apa ini??” tanya Katie sambil mengambil sebuah koran yang mungkin dijatuhkan oleh Ryan. Ia membaca koran tersebut, begitu juga dengan semuanya “Semuanya, lihat! Seorang pembunuh berantai kabur dari penjara, ia sedang menuju lokasi taping Top Reality.”
“Ini mungkin tantangan untuk kita semua.” kata Timothy.
“Saw 3D jadi kenyataan!? WOW!” teriak Carlos.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Carlos: “Tantangan pada
episode kali ini ternyata berhubungan dengan Saw 3D, eh, bukan berhubungan,
tapi mirip.”
Lil Shawna: “Menurut koran,
setiap kontestan harus bersembunyi dari seorang pembunuh berantai, jika ketemu,
habis sudah nasib kita, ini mungkin grand finale dari Top Reality.”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Baik, kita harus berpencar
dan sembunyi di tempat yang berbeda-beda.” kata Snookie.
“Tunggu, Ryan ingin kita semua mati!” teriak Johan, lalu ia dan Miranda berteriak “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!”
“Tenanglah, kita ga akan mati semudah itu, ini masih babak eliminasi, ini belum final.” kata Timothy.
“Oke, aku harus bersembunyi, sampai jumpa!” kata Carlos langsung berlari.
“Aku juga, aku ketakutan.” kata Miranda, lalu ia lari.
“Tunggu, Ryan ingin kita semua mati!” teriak Johan, lalu ia dan Miranda berteriak “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!”
“Tenanglah, kita ga akan mati semudah itu, ini masih babak eliminasi, ini belum final.” kata Timothy.
“Oke, aku harus bersembunyi, sampai jumpa!” kata Carlos langsung berlari.
“Aku juga, aku ketakutan.” kata Miranda, lalu ia lari.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Johan: “Semuanya berpencar
dan mencari tempat bersembunyi masing-masing, tapi aku belum nemu tempat untuk
bersembunyi sama sekali!”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Pasti semuanya udah nemu
tempat untuk bersembunyi, aku belum.” kata Johan.
“Hai, Johan!” sapa Katie menemuinya.
“Hai, Katie, kau belum sembunyi?” tanya Johan.
“Nah, gue ga nemu tempat buat sembunyi, hampir semuanya dipakai yang lain, kau pasti belum.” jawab Katie.
“Iya, ini seperti tantangan petak umpet yang waktu itu.” kata Johan.
“Ya, begitulah.” kata Katie.
Lalu seorang pembunuh berantai muncul di hadapan mereka.
“MWA HA HA HA!!!” tawa pembunuh tersebut.
“Ini mungkin pembunuh berantainya…” kata Katie.
“LARI!” teriak Johan langsung lari “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGH!!!” Lalu ia jatuh ke dalam laut.
“Johan, loe ga apa-apa?” tanya Katie.
“Aku ga apa-apa, cepat lari, Katie!” teriak Johan. Setelah ia melihat pembunuh berantai tersebut, ia cepat-cepat berenang ke pantai dan ia tiba di tenda di mana Ryan berada. “Oh, ternyata Anda ada di sini, Ryan. Ryan, si pembunuh itu akan membunuh kita, Anda harus selamatkan kami!”
Lalu ia menampar Johan “Johan, lihat, si pembunuh itu Nigel.” katanya setelah si pembunuh berantai mengantar Katie dan membuka topengnya.
“Gue akhirnya ketemu Nigel lagi!” kata Katie.
“Baiklah, sebenarnya tantangan pada episode kali ini adalah bertahan hidup dari si pembunuh berantai tersebut, yaitu Nigel.” kata Ryan.
“Jadi Anda suruh kami untuk menonton Saw 3D bajakan itu.” kata Johan.
“Hai, Johan!” sapa Katie menemuinya.
“Hai, Katie, kau belum sembunyi?” tanya Johan.
“Nah, gue ga nemu tempat buat sembunyi, hampir semuanya dipakai yang lain, kau pasti belum.” jawab Katie.
“Iya, ini seperti tantangan petak umpet yang waktu itu.” kata Johan.
“Ya, begitulah.” kata Katie.
Lalu seorang pembunuh berantai muncul di hadapan mereka.
“MWA HA HA HA!!!” tawa pembunuh tersebut.
“Ini mungkin pembunuh berantainya…” kata Katie.
“LARI!” teriak Johan langsung lari “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGH!!!” Lalu ia jatuh ke dalam laut.
“Johan, loe ga apa-apa?” tanya Katie.
“Aku ga apa-apa, cepat lari, Katie!” teriak Johan. Setelah ia melihat pembunuh berantai tersebut, ia cepat-cepat berenang ke pantai dan ia tiba di tenda di mana Ryan berada. “Oh, ternyata Anda ada di sini, Ryan. Ryan, si pembunuh itu akan membunuh kita, Anda harus selamatkan kami!”
Lalu ia menampar Johan “Johan, lihat, si pembunuh itu Nigel.” katanya setelah si pembunuh berantai mengantar Katie dan membuka topengnya.
“Gue akhirnya ketemu Nigel lagi!” kata Katie.
“Baiklah, sebenarnya tantangan pada episode kali ini adalah bertahan hidup dari si pembunuh berantai tersebut, yaitu Nigel.” kata Ryan.
“Jadi Anda suruh kami untuk menonton Saw 3D bajakan itu.” kata Johan.
Sementara itu, Carlos sedang
bersembunyi di dalam kabin, begitu juga dengan Dominic dan Miranda.
“Moga-moga dia udah pergi.” kata Carlos.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRGH!!!!” teriak Miranda.
“Miranda, kau mengagetkanku!” kata Carlos.
“Maaf, Carlos, tapi aku takut.” kata Miranda.
“Loe jangan takut, gue akan bersama kalian.” kata Dominic, lalu ia mendengar suara truk es krim yang dibuat oleh Ryan “Es krim!” Lalu ia pergi keluar kabin.
“Dia ga ngebantu.” kata Carlos.
“Baik, aku mau ke kamar mandi.” kata Miranda.
“Hati-hati!” kata Carlos.
“Moga-moga dia udah pergi.” kata Carlos.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRGH!!!!” teriak Miranda.
“Miranda, kau mengagetkanku!” kata Carlos.
“Maaf, Carlos, tapi aku takut.” kata Miranda.
“Loe jangan takut, gue akan bersama kalian.” kata Dominic, lalu ia mendengar suara truk es krim yang dibuat oleh Ryan “Es krim!” Lalu ia pergi keluar kabin.
“Dia ga ngebantu.” kata Carlos.
“Baik, aku mau ke kamar mandi.” kata Miranda.
“Hati-hati!” kata Carlos.
Miranda memasuki kamar mandi,
lalu ia melihat Snookie yang sedang memakai facial jeruk nipis dan potongan
mentimun di matanya.
“Hei!” teriak Snookie.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!!” teriak Miranda, lalu ia lari.
“Miranda, tunggu!” teriak Snookie sambil melepas mentimunnya.
“Hei!” teriak Snookie.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!!” teriak Miranda, lalu ia lari.
“Miranda, tunggu!” teriak Snookie sambil melepas mentimunnya.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRGH!!!”
teriak Miranda keluar dari kabin.
“Miranda, tunggu!” teriak Carlos. Setelah Miranda pergi, ia berkata “Ya sudahlah.”
“Miranda, tunggu!” teriak Carlos. Setelah Miranda pergi, ia berkata “Ya sudahlah.”
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!”
teriak Miranda lari ke tenda dimana Ryan, Johan dan Katie berada, lalu Katie
menamparnya.
“Miranda, ada apa denganmu? Si pembunuh berantainya di sini!” kata Katie.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!” teriak Miranda.
“Hei, Miranda, pembunuh berantainya Nigel.” kata Ryan.
“Aku takut!” kata Miranda.
“Miranda, ada apa denganmu? Si pembunuh berantainya di sini!” kata Katie.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!” teriak Miranda.
“Hei, Miranda, pembunuh berantainya Nigel.” kata Ryan.
“Aku takut!” kata Miranda.
Kembali ke kabin, Carlos
memutuskan untuk mengecek kamar mandi.
“Baik, aku akan periksa kamar mandi, apa si pembunuh berantainya ada di sana.” kata Carlos.
“Baik, aku akan periksa kamar mandi, apa si pembunuh berantainya ada di sana.” kata Carlos.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Carlos: “Aku putuskan untuk
pergi ke kamar mandi, karena menurutku, kemungkinan si pembunuh berantai ada di
sana dan mungkin menakuti Miranda.”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Halo?” sapa Carlos saat ia
masuk ke kamar mandi, lalu ia melihat Snookie yang baru melepas facialnya dan
hanya memakai handuk.
“AAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRGH!!!” teriak Snookie.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGH! Kenapa kau tidak pakai baju!” teriak Carlos.
“Gue pake handuk, bodoh!” kata Snookie.
“Snookie, kau lihat si pembunuh berantai di sini ga?” tanya Carlos.
“Tidak, dan kenapa loe masih tanya itu?” tanya Snookie.
“Karena aku dengar Miranda lari dari kamar mandi.” jawab Carlos.
“Carlos, pergilah, tinggalin gue sendiri, gue mau mandi!” kata Snookie.
“Kau yakin kalo kau ga apa-apa?” tanya Carlos.
“Gue ga apa-apa, gue jamin.” jawab Snookie.
“Baiklah, gue keluar dari sini.” kata Carlos, ia keluar dari kabin.
Snookie akan membuka handuknya, tapi sebuah kamera masih merekamnya “Halo, gue mau mandi, tolong matiin kameranya!” kata Snookie. Lalu ia menjadi ketakutan, dan akhirnya ia bertemu Nigel yang menjadi pembunuh berantainya. “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!!!!!!!”
“AAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRGH!!!” teriak Snookie.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGH! Kenapa kau tidak pakai baju!” teriak Carlos.
“Gue pake handuk, bodoh!” kata Snookie.
“Snookie, kau lihat si pembunuh berantai di sini ga?” tanya Carlos.
“Tidak, dan kenapa loe masih tanya itu?” tanya Snookie.
“Karena aku dengar Miranda lari dari kamar mandi.” jawab Carlos.
“Carlos, pergilah, tinggalin gue sendiri, gue mau mandi!” kata Snookie.
“Kau yakin kalo kau ga apa-apa?” tanya Carlos.
“Gue ga apa-apa, gue jamin.” jawab Snookie.
“Baiklah, gue keluar dari sini.” kata Carlos, ia keluar dari kabin.
Snookie akan membuka handuknya, tapi sebuah kamera masih merekamnya “Halo, gue mau mandi, tolong matiin kameranya!” kata Snookie. Lalu ia menjadi ketakutan, dan akhirnya ia bertemu Nigel yang menjadi pembunuh berantainya. “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRGH!!!!!!!!!!”
Nigel mengantar Snookie ke
tenda.
“Snookie, di film horror, biasanya orang-orang ga mau sendiri, tapi kau malah ingin sendiri.” kata Ryan.
“Maaf, Ryan, tapi gue masih pake handuk, dan gue mau mandi!” teriak Snookie.
“Kau harus tetap di sini sampai semuanya sampai sini.” kata Ryan.
“Sial!” teriak Snookie.
“Snookie, di film horror, biasanya orang-orang ga mau sendiri, tapi kau malah ingin sendiri.” kata Ryan.
“Maaf, Ryan, tapi gue masih pake handuk, dan gue mau mandi!” teriak Snookie.
“Kau harus tetap di sini sampai semuanya sampai sini.” kata Ryan.
“Sial!” teriak Snookie.
Carlos baru tiba di kuil
campfire, ia tahu bahwa Lil Shawna sedang bersembunyi di tempat tersebut, namun
ia tidak menemukannya.
“Lil Shawna?” panggil Carlos.
“Lil Shawna?” panggil Carlos.
Lil Shawna tiba di kabin
dengan berhati-hati, ia diam-diam melangkah menuju dapur dan mengambil brownies
sisa dari kulkas.
“Gue lapar, moga-moga dia ga nemu gue.” kata Lil Shawna, ia memakan brownies tersebut.
“Lil Shawna… Lil Shawna… Lil Shawna…” bisik seseorang, ternyata Nigel yang membisikan panggilan tersebut.
“Oh tidak…” kata Lil Shawna.
“Lil Shawna… Aku akan membunuhmu…” bisik Nigel.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRGH!!!” teriak Lil Shawna.
“Gue lapar, moga-moga dia ga nemu gue.” kata Lil Shawna, ia memakan brownies tersebut.
“Lil Shawna… Lil Shawna… Lil Shawna…” bisik seseorang, ternyata Nigel yang membisikan panggilan tersebut.
“Oh tidak…” kata Lil Shawna.
“Lil Shawna… Aku akan membunuhmu…” bisik Nigel.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRGH!!!” teriak Lil Shawna.
Lil Shawna tiba di tenda
setelah ia ketakutan mendengar bisikan Nigel.
“Gue takut, Ryan!” teriak Lil Shawna.
“Tenang saja, Nigel yang sebagai pembunuhnya.” kata Ryan.
“Gue takut, Ryan!” teriak Lil Shawna.
“Tenang saja, Nigel yang sebagai pembunuhnya.” kata Ryan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lil Shawna: “Gue ga percaya,
Nigel menyamar sebagai si pembunuh berantai.”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dominic terus mencari truk es
krim yang bersuara, namun ia hanya menemukan sebuah handphone yang sedang
memainkan ringtone truk es krim.
“Penipu!” teriak Dominic.
Lalu Nigel yang menyamar sebagai pembunuh berantai menemukannya.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRGH!!!” teriak Dominic setelah ia melihat Nigel.
“Penipu!” teriak Dominic.
Lalu Nigel yang menyamar sebagai pembunuh berantai menemukannya.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRGH!!!” teriak Dominic setelah ia melihat Nigel.
“Timothy, Timothy?” panggil
Carlos mencari Timothy.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Carlos: “Sekarang semuanya ga
ada! Cuma aku sendiri!? Jangan-jangan mereka udah dibunuh.”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Timothy tiba di Dermaga
Penyesalan dan menemui Nigel yang sedang menyamar sebagai pembunuh berantai.
“Mari kita berkelahi!” kata Timothy.
Nigel menyalakan gergaji mesinnya dan siap untuk mengalahkan Timothy.
“Oh tidak!” teriak Timothy, lalu ia melempar sebuah bola, papan selancar bahkan helm ke arah Nigel.
Nigel bersiap untuk membunuh Timothy, namun tangannya tidak sampai ke badan Timothy, Timothy menendang gergaju mesin tersebut dan mengambilnya.
“Ha! Mari kita lihat siapa di balik topeng ini!” kata Timothy.
“Mari kita berkelahi!” kata Timothy.
Nigel menyalakan gergaji mesinnya dan siap untuk mengalahkan Timothy.
“Oh tidak!” teriak Timothy, lalu ia melempar sebuah bola, papan selancar bahkan helm ke arah Nigel.
Nigel bersiap untuk membunuh Timothy, namun tangannya tidak sampai ke badan Timothy, Timothy menendang gergaju mesin tersebut dan mengambilnya.
“Ha! Mari kita lihat siapa di balik topeng ini!” kata Timothy.
Carlos baru selesai membuat
sandwich di dapur kabin, ia melangkah menuju meja makan, lalu ia membuka
bajunya, kemudian si pembunuh berantai tiba di belakangnya.
“Hei, kau pasti si pembunuh berantai yang di koran, kan? Omong-omong, kau ga kayak si pembunuh yang ada di Saw 3D.” kata Carlos.
“Hei, kau pasti si pembunuh berantai yang di koran, kan? Omong-omong, kau ga kayak si pembunuh yang ada di Saw 3D.” kata Carlos.
“Hei, semua, gue udah lepas
topengnya.” kata Timothy datang ke tenda.
“YEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!” teriak semua kontestan yang sudah gugur dan Ryan.
“Hei, lihat! Carlos menghadapi si pembunuh itu!” kata Katie saat ia melihat layar yang menunjukkan bahwa Carlos sedang bersama dengan si pembunuh yang asli.
“Tunggu dulu, kalo itu Nigel, lalu itu siapa?” tanya Timothy.
“HOLY *DISENSOR*!! Itu pembunuh berantai yang asli!” teriak Johan.
Lalu semuanya berlari keluar dari tenda, termasuk Ryan dan Nigel “CARLOS!!!”
“YEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!” teriak semua kontestan yang sudah gugur dan Ryan.
“Hei, lihat! Carlos menghadapi si pembunuh itu!” kata Katie saat ia melihat layar yang menunjukkan bahwa Carlos sedang bersama dengan si pembunuh yang asli.
“Tunggu dulu, kalo itu Nigel, lalu itu siapa?” tanya Timothy.
“HOLY *DISENSOR*!! Itu pembunuh berantai yang asli!” teriak Johan.
Lalu semuanya berlari keluar dari tenda, termasuk Ryan dan Nigel “CARLOS!!!”
“Kau mau sandwich sebelum aku
mengatakan kata-kata terakhir?” tanya Carlos.
Si pembunuh menggeleng kepalanya.
“Aku tahu kalo kau adalah seorang aktor yang dibayar, kau tidak menakutkan seperti yang kukira.” kata Carlos.
Lalu si pembunuh tersebut bersiap untuk membunuh Carlos.
“CARLOS! Dia pembunuh berantai yang asli!” teriak ketujuh kontestan yang gugur, Ryan dan Nigel yang baru tiba.
“Apa?” tanya Carlos, lalu ia melihat si pembunuh tersebut yang akan membunuhnya “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRGH!!!” Ia tidak ssengaja memukul kepala si pembunuh yang membuatnya pingsan, Miranda juga pingsan.
“Yes, Carlos, kau menang!” teriak Ryan.
“Masa, aku menang?” tanya Carlos.
“Ya, kau yang terakhir ditemukan oleh Nigel, ditambah kau yang menendang kepala si pembunuh!” jawab Timothy.
“Oh ya, karena kau yang memenangkan tantangan ini, kau mendapatkan Sony PlayStation Vita seru Ryan.
“Yes! Aku menang!” teriak Carlos.
“Omong-omong, pakai bajumu!” kata Johan.
Si pembunuh menggeleng kepalanya.
“Aku tahu kalo kau adalah seorang aktor yang dibayar, kau tidak menakutkan seperti yang kukira.” kata Carlos.
Lalu si pembunuh tersebut bersiap untuk membunuh Carlos.
“CARLOS! Dia pembunuh berantai yang asli!” teriak ketujuh kontestan yang gugur, Ryan dan Nigel yang baru tiba.
“Apa?” tanya Carlos, lalu ia melihat si pembunuh tersebut yang akan membunuhnya “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRGH!!!” Ia tidak ssengaja memukul kepala si pembunuh yang membuatnya pingsan, Miranda juga pingsan.
“Yes, Carlos, kau menang!” teriak Ryan.
“Masa, aku menang?” tanya Carlos.
“Ya, kau yang terakhir ditemukan oleh Nigel, ditambah kau yang menendang kepala si pembunuh!” jawab Timothy.
“Oh ya, karena kau yang memenangkan tantangan ini, kau mendapatkan Sony PlayStation Vita seru Ryan.
“Yes! Aku menang!” teriak Carlos.
“Omong-omong, pakai bajumu!” kata Johan.
Pada jam tiga pagi, semuanya
berkumpul di Kuil Campfire.
“Kalian tahu bahwa Carlos yang memenangkan tantangan ini, tapi sayang sekali, Miranda langsung berlari ke tenda dan berteriak serta tidak dikejar oleh Nigel. Maaf, Miranda, kau langsung dieliminasi.” kata Ryan.
“Terima kasih atas kesempatannya, Ryan, setelah tantangan ini, aku jadi berani nonton film horror, dan juga aku udah dapat teman banyak di sini.” kata Miranda.
“Kau sudah kami anggap sebagai teman, baik, kami akan memelukmu.” kata Carlos. Lalu ia memeluk Miranda duluan, dilanjutkan dengan Katie, Snookie, Johan, Timothy, Dominic dan Lil Shawna.
“Terima kasih, semuanya.” ucap Miranda, ia membawa kopernya dan melangkah menuju Dermaga Penyesalan dan pulang.
“Kalian tahu bahwa Carlos yang memenangkan tantangan ini, tapi sayang sekali, Miranda langsung berlari ke tenda dan berteriak serta tidak dikejar oleh Nigel. Maaf, Miranda, kau langsung dieliminasi.” kata Ryan.
“Terima kasih atas kesempatannya, Ryan, setelah tantangan ini, aku jadi berani nonton film horror, dan juga aku udah dapat teman banyak di sini.” kata Miranda.
“Kau sudah kami anggap sebagai teman, baik, kami akan memelukmu.” kata Carlos. Lalu ia memeluk Miranda duluan, dilanjutkan dengan Katie, Snookie, Johan, Timothy, Dominic dan Lil Shawna.
“Terima kasih, semuanya.” ucap Miranda, ia membawa kopernya dan melangkah menuju Dermaga Penyesalan dan pulang.
Comments
Post a Comment