I Can't Believe My Love is A Gamer Episode 9

Damage per Second

Berapa banyak damage per second yang telah kudapat hari Senin ini, hari yang paling dibenci sebagian besar masyarakat dunia? Kesedihan saat mengetahui akhir pekan telah berakhir sudah termasuk damage bagi mereka. Kebosanan ketika harus kembali beraktivitas di kantor, sekolah, atau kampus, tetap menjadi damage.
Aku telah mendapat damage yang tidak bisa kuhitung sama sekali. Bangun kesiangan akibat main Guilty Gear dengan kakakku, bukan awal yang bagus. Upacara bendera yang tidak disukai setiap murid, lebih parahnya, seluruh murid sekolahku dihukum hanya karena alasan sepele, terlalu banyak yang mengobrol, pada akhirnya salah satu dari mereka terkena damage hingga pingsan saat hukuman baru saja berlangsung.
Materi pelajaran tetap menjadi damage bagi mood para muridnya, kebosanan melanda di setiap pikiran, menunggu waktu untuk jam istirahat, apalagi jam pulang sekolah. Ya, bosan, sangat bosan.
Pelajaran hari ini memang membosankan, berawal dari matematika, diikuti oleh kimia sebelum jam istirahat. Beruntung, ada pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Indonesia setelah jam istirahat, setidaknya itu lebih baik. Aku memang lebih menyukai pelajaran bahasa daripada pelajaran menghitung angka-angka dengan cara rumit.
Saat seluruh kegiatan belajar mengajar di hari Senin yang menyebalkan ini berakhir, aku membuka Facebook untuk melihat betapa menderitanya teman-teman dari dunia maya, pasti mengeluh betapa membosankannya Senin ini. Kalau tidak, paling keluhan tentang pacar. Keluhan berupa keinginan untuk mencari pacar bisa kulihat.
Sialan, kenapa anak muda zaman now harus memikirkan cinta? Cinta, cinta, dan cinta? Cinta melulu. Apakah mereka tidak sadar kalau cinta hanya sekadar apel busuk? Kapan mereka sadar kalau cinta itu menyakitkan bagai kecanduan racun? Sungguh, aku sudah bosan dengan kata cinta di media sosial seperti Facebook.
Aku tercengang ketika melihat suatu kabar di laman Facebook-ku, bukan, kali ini bukan keluhan, bukan juga tentang cinta, lebih buruk dari itu. Betapa bodohnya mengapa hal ini bisa terjadi dan menjadi trending topic di media sosial.
Kulihat kabar bahwa lagi-lagi seorang warganet asal negeri ini telah melakukan kesalahan bodoh, benar-benar bodoh. Entah dia mau pamer kegengsiannya lewat live streaming atau tidak, yang jelas dia melanggar aturan paling sakral, benar-benar sakral.
Zaman sekarang live streaming sudah menjamur di media sosial, bukan hanya orang-orang penting yang bisa melakukan hal itu, semua orang juga bisa, semuanya. Semuanya bisa terkenal lewat live streaming di media sosial melakukan hal random dan curhat tak jauh dari seputar kekinian, terutama tentang pacaran.
Live streaming juga bisa digunakan untuk membajak video, baik itu film, serial TV, atau apapun yang berbentuk audiovisual. Mengapa harus repot membajak film atau serial TV kalau bisa mengunduh atau streaming yang legal? Sebenarnya, kebiasaan negeri ini suka menunggu yang membajak, benar, baik itu film, serial TV Barat, anime, atau drama Korea.
Inilah hal paling terbodoh yang menjadi trending topic saat ini, tepat dilakukan di dalam bioskop, betapa bodohnya. Padahal sudah tahu kalau di dalam bioskop tidak diperkenankan untuk merekam dalam bentuk apapun, termasuk live streaming.
Setelah sering terdengar di Malaysia dan Singapura, malang sekali kalau hal ini juga terjadi di negeri ini meski sudah diberi peringatan berkali-kali. Kejadian perekaman berbentuk live streaming juga terjadi di negeri ini, benar-benar terjadi. Sialnya, film yang menjadi korbannya adalah No Game No Life Zero, film anime.
Sejujurnya aku bukan penggemar No Game No Life, tapi sebagai penggemar budaya Jepang, ini seperti mendapat sebuah damage, bukan hanya diriku, bukan hanya penggemar budaya Jepang terutama anime, tetapi juga seluruh negeri ini. Betapa bodoh sekali sang pelaku dengan berani merekam film utuh secara live streaming, secara utuh!
Nasi telah menjadi bubur, kejadian ini sudah telanjur terjadi. CGV, selaku salah satu bioskop yang menayangkan film anime, memutuskan untuk menunda film-film anime yang sebelumnya sudah diumumkan akan tayang di negeri ini. Ini jadinya jika ada orang yang tidak mau patuh dengan aturan.
Pasti aku tahu bagaimana warganet di negeri ini akan bereaksi, marah, sedih, bingung, itu yang paling banyak, terutama marah. Warganet di sini juga sama seperti sang pelaku, sudah memakan apel busuk sebelum bereaksi bagaimana dampak live streaming ilegal yang dilakukan sang pelaku.
Aku mendapat kabar lagi kalau warganet sesungguhnya tidak sudi memaaafkan sang pelaku. Kenapa? Tentu sudah telanjur terjadi, distributor resmi film anime kecewa, pihak bioskop CGV kecewa, warganet marah, karena sudah perjuangan berat membawa film anime biar rilis di negeri ini.
Yang paling bikin miris adalah ketika pelaku meminta maaf sambil mengklaim bahwa dia tidak tahu ada aturan seperti itu di bioskop, menggunakan alat perekam jenis apapun selama penayangan film berlangsung, apalagi live streaming. Oke, itu alasan yang lemah, benar-benar lemah. Perekaman di bioskop dalam bentuk apapun tetap saja ilegal, tetaplah ilegal!
Oke, aku bisa menyimpulkan warganet negeri ini memang gampang tersusupi apel busuk berbentuk berserk button. Sungguh, keluhan terhadap kasus seperti ini tetap membuatku muak mendapat damage, apalagi ada yang sampai ingin mencari pelakunya, padahal itu sama saja dengan main hakim sendiri. Main hakim sendiri itu tidak perlu, biarkan pihak berwajib yang berhak mengadili sang pelaku.
Diriku lelah menghadapi kasus yang menjadi trending di media sosial seperti Facebook, aku hanya bisa berharap kalau Fate/Stay Night: Heaven’s Feel jadi rilis di Indonesia meski kasus ini sudah telanjur terjadi.
Aku butuh pengalih perhatian dari apel busuk berbentuk berserk button. Jadi kupasang earphone pada kedua telingaku sebelum membuka aplikasi music player di hp. Beruntung ada lagu yang tepat untuk dimainkan di saat begini.


Kumainkan lagu Damage per Second (Extended Mix) karya Maozon, salah satu lagu dari Beatmania IIDX 23 Copula. Irama drumstep yang menggambarkan dunia cyber maupun di dalam game bisa kurasakan, benar-benar bisa menyembuhkan damage yang kudapatkan di dunia nyata.
Sekarang, satu lagi damage yang mau enggak mau harus kudapat, bertemu dengan gadis brengsek sialan itu. Begitu sial, aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan gadis brengsek itu, apalagi beradu mulut dengannya.
Beruntung tadi pagi aku tidak melihat apalagi bertemu gadis brengsek itu. Mungkin karena aku datang agak terlambat ke sekolah, ya, beruntung sekali, seluruh murid sedang mempersiapan diri sebelum upacara waktu itu.
“Arfian!” Ah … lagi-lagi Oktavian mencabut paksa earphone kananku. “Lo ikut main PES sama gue sama Abi gih!”
PES? Pro Evolution Soccer? Tidakkah mereka tahu aku tidak suka sepak bola? Kalau benar mereka tidak tahu, kenapa harus mengajakku?
Pro Evolution Soccer tentu tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, terutama penggemar sepak bola. Pro Evolution Soccer tentu saja merupakan game pertandingan sepak bola yang menjadi favorit dan langganan rental PlayStation.
Tidakkah mereka tahu aku tidak ingin bermain Pro Evolution Soccer? Aku lebih berminat kalau bermain Guilty Gear, Metal Gear Solid, atau Persona kalau main PlayStation. Aku juga akan lebih senang jika mereka benaran mengajakku ke game center di mall.
“Ayo! Kita empatan nih mainnya! Rame-rame lho!” seru Abi. “Enggak rame kalau lo kagak ikutan! Kita kekurangan satu orang nih!”
“Lho cowok wajib dong main PES! Namanya juga cowok kan pasti dukung tim bola manapun lah!” lagi-lagi Oktavian mengatakan kalimat stereotipikal tentang cowok.
Berapa kali harus kubilang pada mereka kalau cowok enggak harus menjadi penggemar sebuah olahraga, termasuk futsal dan sepak bola, seperti yang merujuk pada stereotip. Ayolah, cowok pasti ada yang juga tidak suka dengan olahraga seperti diriku.
Aku lebih baik bermain PlayStation di rumah daripada harus ke rental PS bersama kedua sahabatku yang bodoh ini. Lagipula, mereka bisa saja menginstal Pro Evolution Soccer 2018, versi terbarunya, di laptop. Mungkin mereka ingin ke rental PS untuk main game itu karena laptop mereka tidak memenuhi syarat untuk menginstal Pro Evolution Soccer 2018.
“Selamat siang.” Oh tidak, tamu yang tidak diundang telah tiba, guru fisika kami. “Pada masih di sini ya? Saya ingin mengumumkan hal penting untuk kalian.”
Beberapa teman sekelas kami yang masih berada di dalam kelas dengan cepat kembali menduduki bangku masing-masing demi mendengar pengumuman penting dari guru fisika. Sial, apakah ini karena hasil quiz yang lalu?
“Tolong sampaikan pada yang lain, yang udah balik, yang juga enggak ada di sini, karena apa yang akan sayakan benar-benar penting.”
Apa itu dikatakan dua kali? Kami tentu saja akan memberitahu pengumuman guru fisika kami lewat grup LINE, tentu saja.
“Kalian sudah tahu berdasarkan nilai quiz kalian bahwa sudah jelas kebanyakan dari kalian mendapat nilai jelek. Seharusnya kalian semakin banyak berlatih soal menggunakan rumus-rumus yang telah Bapak berikan. Kalian sudah dengar sendiri begitu teman kalian memeriksa dan mengumumkan nilai masing-masing, terlihat jelas kalian dapat nilai di bawah standar.
“Bapak benar-benar kecewa sama kalian, kecewa. Demi kebaikan kalian, kalian yang mendapat nilai jelek wajib mengikuti pelajaran tambahan, pelajaran tambahan demi kebaikan kalian agar kalian bisa mengerti.”
Ini seperti yang kukira dari guru fisika kami, sudah dapat diprediksi. Begitu kebanyakan mendapat nilai jelek, kami seakan-akan terpaksa ikut pelajaran tambahan, sungguh menyebalkan.
“Hanya ada enam orang yang tidak perlu mengikuti pelajaran tambahan karena punya nilai-nilai yang bagus.”
Ya, begitulah. Orang dengan nilai quiz-nya bagus, mereka tidak perlu mengikuti pelajaran tambahan sama sekali, tidak perlu! Mereka bisa bersantai tanpa perlu mendapat damage tambahan dari pelajaran tambahan!
Guru fisika kami mengumumkan nama keenam orang yang tidak perlu mendapat pelajaran tambahan. Mereka mendapat nilai di atas standar, sederhana!
“Pelajaran tambahan akan saya mulai sepulang sekolah mulai besok. Selain yang sudah saya sebutkan siswa yang tidak perlu ikut, kalian semua wajib ikut pelajaran tambahan minggu ini mulai besok. Jangan lupa beritahu yang lain.”
Sial, lagi-lagi kami, yang memiliki nilai rendah dalam quiz sebelumnya, akan dapat damage tambahan. Apa guru fisika kami benar-benar ingin menyiksa mood? Padahal kami butuh break lebih dari menumpuknya materi pelajaran.
Apakah kelas lain juga dapat pelajaran tambahan seperti kami? Aku benar-benar tidak tahu, guru fisika kami sama sekali tidak memberitahu hal itu!
Huh! Rencanaku untuk pergi sepulang sekolah jadi hancur berantakan karena guru fisika itu!
Suasana kembali berubah menjadi ramai setelah didatangi guru fisika kami. Guru fisika bahkan menjadi topik utama bahan candaan, wow, memang bagus untuk meredakan emosi akibat damage tambahan hari ini.
“Arfian, hayu, main PES!” ajak Oktavian. “Lo nyobain deh! Jangan ke game center melulu, sekali-kali lo ke rental PS.”
Ngapain aku ke rental PS kalau aku punya PlayStation 4? Setidaknya rental PS juga tergolong game center kan? Dengan terpaksa, aku mengikuti paksaan Oktavian dan Abi untuk pergi ke rental PS, tentu tahu game apa yang akan kami mainkan, game ter-mainstream, Pro Evolution Soccer 2018.

Semoga saja aku tidak bertemu dengan gadis brengsek itu. Jika benar bertemu, aku pasti akan menerima damage tambahan untuk mood-ku.

Comments

Popular Posts